(Business Lounge – World News) – Jerman meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Selain berbicara dengan Putin, Kanselir Angela Merkel hari Minggu juga melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping. Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Rusia untuk bekerjasama dalam konflik di Krimea. Uni Eropa dan Jerman mengancam akan meningkatkan sanksi terhadap Rusia.
Jurubicara pemerintah Steffen Seibert menerangkan di Berlin, waktu sudah sangat mendesak untuk melakukan dialog. Ia menegaskan, Rusia sampai saat ini belum “menunjukkan niat” melakukan pembicaraan dengan pimpinan Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier juga memperingatkan, jika Rusia tetap tidak membuka dialog, Uni Eropa akan memperketat sanksi. Sanksi itu berupa larangan berkunjung dan pembekuan rekening bank bagi para pejabat tinggi yang dianggap betanggung jawab mempertajam konflik di Ukraina.
Kementerian Luar Negeri di Beijing mendesak semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan bekerjasama. Cina akan mendukung semua usulan yang bisa meredakan ketegangan, demikian dikatakan.
Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen menerangkan, NATO sedang mempelajari dampak krisis di Ukraina. Tidak tertutup kemungkinan bahwa NATO akan membantu sistem pertahanan di negara-negara anggota yang merasa terancam. NATO akan memperluas kerjasama untuk meningkatkan kapasitas militer Ukraina melalui program pelatihan dan pendidikan.
Amerika Serikat menyatakan akan mengirim 12 pesawat tempur jenis F-16 ke Polandia. Ruang udara di Eropa Timur dan kawasan Baltik akan diawasi lebih ketat.
Menurut Kementerian Pertahanan Polandia, sekitar 300 tentara Amerika akan berada di negara itu untuk melakukan latihan militer yang sudah direncanakan sejak lama. Karena “situasi politik yang menegangkan” latihan itu akan diperluas,
Pesawat tempur NATO melakukan patroli rutin di wilayah udara Estonia, Latvia dan Lithuania, yang menjadi anggota NATO namun tidak memiliki kapasitas militer yang besar. Pengawasan ruang udara di kawasan itu diambil alih oleh Amerika Serikat dan Polandia.
Arum/Journalist/VM/BL
Editor : Iin Caratri
Foto: Antara