- (Business Lounge – World Today) – Diduga telah ditemukan pecahan yang diduga merupakan bagian dari pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370. Hal itu merupakan terobosan pertama dalam investigasi hilangnya pesawat Malaysia Airlines. Pecahan diduga pintu komposit serta bagian ekor pesawat, sebut Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam pada situsnya. Objek terletak sekitar 80 kilometer selatan-barat daya Pulau Tho Chu.
Foto salah satu pecahan yang mengambang telah dirilis oleh pejabat Vietnam. Dari pihak Malaysia Airlines, mereka mengaku belum menerima konfirmasi terkait puing.
Penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 membingungkan peneliti serta pejabat maskapai sepanjang akhir pekan silam.
- Objek yang diduga pecahan pesawat Malaysia Airlines MH370. Foto diambil oleh pesawat pencari Vietnam dan disebar oleh situs Tienphong.vn pada 9 Maret 2014 (European Pressphoto Agency)
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 itu lenyap Sabtu dini hari. Saat itu, MH370 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Hilangnya pesawat berpenumpang 227 orang dan 12 awak itu memicu operasi pencarian di sekitar Teluk Thailand dan Laut Cina Selatan. Pencarian melibatkan pasukan bersenjata dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, dan Cina.
Pada hari Senin ini, pencarian udara oleh tim Vietnam dijadwalkan berlanjut. Pemerintah Vietnam mengaku tak bisa mendaratkan pesawat amfibi dekat objek pada Minggu, karena hari mulai gelap.
Penyidik dan pakar penerbangan kesulitan mengembangkan teori atas apa yang sebenarnya terjadi pada MH370. Pesawat jenis Boeing 777, termasuk MH370 yang menghilang, dilengkapi beberapa transponder. Alat ini menyiarkan perincian data ketinggian, arah, serta kecepatan pesawat. Transponder dalam MH370 tampaknya tidak melaporkan sesuatu yang salah dalam penerbangan.
Beberapa maskapai, termasuk Malaysia Airlines, juga menaruh pemancar darurat pada pesawat mereka. Pemancar ini akan mengirim data lokasi pesawat jika terjadi kecelakaan, sehingga memudahkan tim penyelamat mencapai tempat insiden. Pemancar, juga peralatan komunikasi darurat lainnya, akan aktif saat terjadi tumbukan dengan tanah atau air.
Pejabat kantor penerbangan Malaysia mengaku tak menerima sinyal dari pemancar MH370.
Menurut dua orang pakar, jika pesawat mengalami kerusakan pada ketinggian menjulang, badan pesawat mungkin akan hancur. Beberapa bagian kecil pesawat mungkin sekali tersebar di wilayah yang luas.
Menurut pemaparan Jonathan Galaviz, yang merupakan rekanan Global Market Advisors, firma konsultan penerbangan, jikalau bencana ini terjadi pada ketinggian jelajah, sebaran puing akan sulit dilacak. Teorinya, tak akan ada bagian besar pesawat yang masih utuh.
“Saya belum pernah melihat sebuah pesawat kehilangan kendali, juga kehilangan semua komunikasi,” kata Mark Martin dari konsultan penerbangan Martin Consulting. Bahkan dalam kecelakaan Air France di Samudra Atlantik pada 2009, suar darurat mengarahkan penyelamat ke lokasi. Meski, arus kuat menyebarkan puing ke area yang luas.
Penyelidikan atas MH370 juga semakin pelik, menyusul laporan mengenai dua penumpang dengan paspor curian. Fakta ini mendorong eksekutif maskapai serta pejabat penerbangan untuk tidak mengesampingkan kemungkinan adanya permainan kotor.
Kepada wartawan di Terengganu, pesisir Laut Cina Selatan, kepala polisi Malaysia Inspektur Jenderal Khalid Abu Bakar menegaskan penyelidik “tidak mengabaikan kemungkinan” terorisme. Kendati demikian, saat ini mereka tidak menjadikan kemungkinan itu sebagai penyebab utama hilangnya MH370.
- Tim angkatan udara Vietnam di bandara Tan Son Nhat, Ho Chi Minh City, bersiap untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang (AP)
Tim pencari juga menjajaki kemungkinan bahwa pesawat mungkin sempat berusaha kembali ke Kuala Lumpur. Radar militer menunjukkan pesawat mungkin telah berbalik arah, kata kepala angkatan udara Malaysia, Jenderal Rodzali Duad. Menurutnya, militer masih mempelajari data radar, yang diperkuat beberapa data radar sipil.
Pada Minggu sore, muncul pernyataan atas nama sebuah kelompok yang sebelumnya tak dikenal. Kelompok itu mengklaim hilangnya pesawat merupakan tindakan politik yang ditujukan ke pemerintah Cina dan Malaysia. Selain itu, pernyataan mereka mengacu pada serangan di stasiun kereta api Cina pekan lalu. Beijing menuding kelompok separatis Uighur berada di balik serangan stasiun kereta. Meski demikian, pernyataan itu tak menyinggung bahwa mereka bertanggung jawab atas insiden. Pejabat Malaysia mengaku tidak mengetahui adanya klaim tanggung jawab, tetapi akan menyelidiki semua kemungkinan. Penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines ini memang belum diketahui, namun jika memang temuan puing ini benar merupakan bagian pesawat yang hilang tersebut, hal itu bisa membawa terobosan lainnya dalam pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370.
Fanny Sue/Businesslounge-WSJ
Editor : Fanya Jodie
Foto : Antara, WSJ