Biaya Konstruksi Olimpiade Sochi Membengkak

(Business Lounge – World Today) – Kira-kira sekitar enam tahun lalu, Akhmed Bilalov melompat kegirangan dari kursinya di ruang rapat sebuah hotel. Kala itu Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan Sochi akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014.

Kegembiraan Bilalov bukan hanya euforia menyambut Olimpiade Musim Dingin pertama di Rusia. Perusahaan milik adik Bilalov – rekan bisnisnya sejak dulu – memiliki lereng ski kecil yang sedang dibangun di pegunungan dekat Sochi.

Koneksi Bilalov membuka jalan bagi kakak-beradik itu untuk membangun lokasi salah satu pertandingan Olimpiade. Jika sukses, lereng ski ini akan menjadi resor ski mewah pertama di Rusia dan membawa Bilalov berhubungan lebih dekat dengan pejabat elite Kremlin.

Namun Bilalov, 43 tahun, tampaknya tak akan datang dalam upacara pembukaan Olimpiade Jumat nanti. Padahal para pejabat Rusia, tokoh bisnis, dan rombongan Presiden Vladimir Putin akan hadir.

Biaya yang harus ditanggung tuan rumah beberapa ajang Olimpiade terkini.

Lereng ski itu kini berubah menjadi fasilitas loncat ski Olimpiade bernama RussSki Gorki Jumping Center. Namun Bilalov telah dipecat setahun lalu dari jabatannya sebagai wakil presiden Komite Olimpiade Rusia. Alasannya, biaya konstruksi membengkak dari anggaran awal 1,2 miliar rubel menjadi sekitar 8 miliar rubel, kata seorang pejabat Rusia.

Putin pun lantas menginspeksi fasilitas ski tersebut. Disorot kamera televisi, Putin bertanya ke wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas Olimpiade: siapa yang harus disalahkan setelah biaya meroket dan konstruksi fasilitas terlambat selesai?

Wakil PM menjawab, “Kamerad Bilalov.”

Segera, Bilalov dipecat sebagai kepala Resor Kaukasus Utara (NCR), perusahaan negara yang dibentuk Kremlin setelah Sochi terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade. NCR bertugas mengembangkan kota tujuan ski di belahan Kaukasus lain. Aparat Rusia menuntut Bilalov dengan pasal penyalahgunaan kekuasaan akibat pengeluaran berlebih saat bepergian ke luar negeri.

putin

Agence France Presse / Getty Images.

Saat mendapati konstruksi arena loncat ski Olimpiade molor dan anggarannya membengkak, Vladimir Putin marah-marah di televisi sambil berkata, “1,2 miliar berubah menjadi 8 miliar. Bagus. Kerja yang baik.”

 

Menurut orang terdekatnya, Bilalov kini tinggal di Inggris dan menghindari sorotan publik sampai usainya Olimpiade Musim Dingin Sochi, yang berlangsung selama 17 hari. Sumber mengatakan Bilalov menolak semua tuduhan kepadanya dan ingin kembali ke Rusia suatu hari nanti. Bilalov tidak merespons permintaan berkomentar.

Kejatuhan Bilalov menunjukkan bagaimana proyek Olimpiade Sochi menjadi jebakan bagi beberapa pengusaha. Biaya persiapan yang membengkak justru merugikan jutawan Rusia yang ingin meningkatkan pengaruh politik dan laba lewat Olimpiade. Total pengeluaran untuk Sochi naik empat kali lipat menjadi $50 miliar dari perkiraan awal Putin 2007 lalu yang hanya $12 miliar.

Sochi adalah Olimpiade termahal sepanjang sejarah. Pengeluaran untuk Sochi melebihi anggaran $40 miliar yang dibelanjakan Cina untuk Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing. Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver hanya berbiaya sekitar $7 milyar.

Pengeluaran untuk Sochi meroket, antara lain karena skala transformasi Sochi lebih besar ketimbang proyek-proyek besar Rusia lainnya pasca-Uni Soviet. IOC juga mensyaratkan perubahan yang mahal. Beberapa orang luar mengatakan korupsi membengkakkan anggaran hingga sepertiganya. Putin menolak klaim itu.

Sochi menjadi contoh terbesar proyek mercu suar Kremlin dalam 10 tahun terakhir. Biasanya proyek semacam ini diberikan ke kroni-kroni Kremlin dan perusahaan negara.

AP

Delegasi Rusia, termasuk Akhmed Bilalov (kedua dari kanan), bersorak setelah Sochi terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014.

Putin menggambarkan transformasi Sochi sebagai “proyek konstruksi terbesar di planet Bumi.” Sochi terletak antara Pegunungan Kaukasus dan Laut Hitam, dengan populasi 368.000 orang. Kota ini diubah dari tempat liburan era Soviet menjadi tuan rumah Olimpiade yang rapi dan kota wisata yang dapat dikunjungi pasca-Olimpiade. Putin sendiri terlibat dalam tetek-bengek persiapan Olimpiade, termasuk upacara pembukaannya.

Tidak seperti biasanya, Rusia kali ini membujuk perusahaan negara dan konglomerat untuk membangun arena-arena Olimpiade. Proyek Sochi ini dipromosikan sebagai “kerja sama sektor publik dan swasta” yang nantinya akan menjadi bisnis menguntungkan setelah Olimpiade usai. Kremlin juga memberikan pemikat berupa kredit pemerintah dan janji-janji infrastruktur baru.

Hasilnya, perusahaan energi Rusia, OAO Gazprom, membangun kompleks biathlon dan ski lintas alam di sebuah gunung ski yang baru dibeli Gazprom. Taipan alumunium, Oleg Deripaska, membangun bandara baru Sochi dan kampung atlet di pinggir laut. Konglomerat logam, Vladimir Potanin, sepakat membangun pusat snowboarding dan downhill-skiing di resor ski terdekat. Potanin membangunnya setelah mengunjungi satu pusat olahraga ski di Austria bersama Putin, yang secara pribadi disukai presiden.

“Sistem pembangunan Sochi tidak rasional dan boros sumber daya alam,” kata Andrew S. Weiss, mantan penasihat Gedung Putih soal kebijakan Rusia yang kini menjadi analis di Carnegie Endowment. “Patokan investasi utama di sini bukan tentang balik modal, melainkan kesetiaan politik.”

Awalnya sejumlah investor Rusia menyambut baik kontrak Olimpiade yang didapatnya. Namun proyek-proyek ini berubah menjadi tagihan yang superbesar, seiring dengan bertambahnya masalah di Sochi. Para taipan tersebut kini dipusingkan oleh berkurangnya laba dan cekcok dengan pemerintah soal siapa yang bertanggung jawab atas membengkaknya pengeluaran, seperti dicontohkan oleh kasus RussSki Gorki Jumping Center.

 

(FJ/FJ/BL-WSJ)
Foto : WSJ, businessinsider.com
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x