(Business Lounge – Finance) – Pinjaman atau kredit konsumtif merupakan pinjaman yang dipergunakan untuk keperluan konsumtif, antara lain;kredit perumahan, kredit mobil, kredit motor, kartu kredit, kredit untuk membayar uang sekolah anak dsb nya.
Pada saat ini banyak Bank yang gencar mengiming-imingi kredit konsumtif pada para konsumen. Pada dasarnya kredit konsumtif tidak selalu jelek, bahkan banyak yang bisa mendorong ekonomi keluarga menjadi lebih baik, asal dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya suku bunga kredit konsumtif lebih tinggi dibanding kredit produktif, bahkan ada yang fixed rate. Kelihatannya fixed rate memudahkan untuk menata keuangan keluarga, tinggal membayar angsuran setiap bulan dengan jumlah yang sama, tetapi kalau dihitung secara teliti sebetulnya bunganya jauh lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan tingkat risikonya yang lebih tinggi, sehingga bunga juga dibebani lebih tinggi.
Agar keuangan keluarga tetap berjalan lancar, dan kegiatan belajar anak-anak tetap berjalan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Tujuan mengambil kredit konsumtif
Misalkan kredit untuk membeli kendaraan.
Misalnya seseorang ingin membeli mobil merk Toyota senilai Rp.100 juta, untuk dipergunakan sebagai kendaraan pulang pergi ke kantor. Maka yang perlu diperhatikan adalah, bagaimana tipe merk mobil tersebut, apakah perawatan mudah, harga onderdil memadai dan mudah diperoleh dipasar . Dengan pembelian mobil, akan lebih memudahkan tranportasi untuk pulang pergi ke kantor dan kendaraan juga dapat difungsikan untuk keperluan lainnya.
2. Cermati cara pembayaran bunganya.
Walaupun bunga tetap secara perhitungan lebih mahal, namun risiko akan lebih rendah jika terjadi perubahan situasi ekonomi, dibanding jika bunga mengambang (floating rate).
Penawaran Bank A: a) Uang muka minimal 20%. b)Besar angsuran untuk pegawai maksimal 40% gaji/penghasilan tetap (take home pay) ditambah dengan 50% penghasilan tambahan. Untuk pengusaha ditetapkan sebesar 40% dari laba setelah dikurangi oleh cost of living. c) Faktur/invoice dan bukti kepemilikan (BPKB) dijadikan jaminan.d) Jangka waktu mobil baru 5 tahun , mobil bekas 3 tahun dan sepeda motor baru 3 tahun.
Penawaran Bank B: Bank B menawarkan kredit multiguna, dengan berbagai tingkatan suku bunga. Program berjangka waktu 5 tahun, dan opsi pembayaran bunga ada 2 (dua) opsi: Pertama, suku bunga tetap 12,5% per tahun selama lima tahun. Kedua, suku bunga tetap 10,98% per tahun, untuk tahun pertama, dan bunga 13,5% per tahun untuk empat tahun berikutnya.
Untuk memilih mana yang lebih tepat, harus dihitung secara teliti, dan disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing
3.Berapa angsuran per bulan, bandingkan dengan pendapatan bersih per bulan
Apabila X ingin memilih penawaran Bank A, maka dia harus membayar uang muka sebesar Rp.20 juta, yang dapat diperhitungkan dengan angsuran mobil. Dengan jangka waktu pembiayaan 3 tahun, maka angsuran per bulan sekitar Rp.2.825.000,- Angsuran bersifat tetap dan tidak akan berubah selama masa pembiayaan meskipun terjadi fluktuasi suku bunga pasar.
Biaya-biaya lain yang masih harus disiapkan adalah; asuransi kendaraan selama jangka waktu pembiayaan, asuransi jiwa, serta biaya administrasi.
Besarnya angsuran sebaiknya jangan sampai melebihi 40% dari penghasilan tetap. Tak dapat dipungkiri, bahwa ada Bank yang berani menawarkan kemudahan, sampai dengan 70% dari penghasilan tetap, sebaiknya hal ini tak dilakukan. Kita harus selalu berpikir bahwa angsuran kendaraan perbulan, adalah merupakan ganti biaya transport per bulan, serta besarnya angsuran adalah penghasilan tetap setelah dikurangi cost of living ditambah cadangan jika terjadi keadaan darurat.
(ic/ic/bl)
Foto: first-financial-advisors.com