Perbedaan Six Sigma dan Manajemen Proyek

(The Manager’s Lounge – Quality) Six Sigma dan manajemen proyek. Sekilas keduanya tampak sama, namun sebenarnya berbeda. Six Sigma memiliki banyak keunggulan dibandingan dengan manajemen proyek yang biasa. Six Sigma adalah strategi yang dapat manciptakan perubahan signifikan di organisasi Anda serta membantu dalam mencapai tujuan stratejik.

Six Sigma bukan hanya sekedar manajemen proyek atau program process improvement belaka. Siv Sigma juga bukan sekedar istilah baru dalam manajemen proyek maupun kemasan baru dari konsep lama. Six Sigma lebih dari itu karena merupakan strategi continuous improvement dan proses yang meliputi metode kultur dan statistic.

Six Sigma saling melengkapi dengan program manajemen proyek yang telah ada sekarang namun hanya caranya yang berbeda signifikan. Kedua disiplin ilmu sama-sama berusaha untuk mengurangi failure, mencegah defect, mengontrol biaya dan jadwal serta mengelola risiko.

Terlalu banyak metode manajemen proyek yang gagal bukannya karena tidak menambahkan nilai apapun melainkan karena Anda tidak dapat mengukur efektivitas dari metodologi yang digunakan atau menghitung nilai tambah yang dihasilkan oleh perubahan proses. Sementara Six Sigma menyediakan metodologi data-driven yang terstruktur beserta perangkat dan teknik yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sebelum dan setelah Six Sigma dikerjakan. Melalui Six Sigma, manajemen dapat mengukur asal dari variasi yang terjadi sehingga mereka dapat meningkatkan proses sesuai tingkat kinerja yang diinginkan.

Six Sigma juga menciptakan komitmen baru kepada manajer proyek. Pada manajemen proyek standar, misalnya, Anda dapat melakukan pendekatan secara sepotong demi sepotong dan mengimplementasikannya sambil mempelajarinya. Sementara itu, Six Sigma tidak bisa diimplementasikan sepotong demi sepotong. Six Sigma harus diimplementasikan dengan total, dan ini dapat meningkatkan komitmen.

Banyak sekali tantangan yang dimiliki oleh seorang manajer proyek, antara lain: pengumpulan dan analisa data, problem solving, memahami dan mengevaluasi proses, mengembangkan pengukuran, serta membuat evaluasi kuantitatif. Sedangkan metodologi Six Sigma mempunyai perangkat dan teknik untuk membantu manajer supaya sukses dalam menghadapi tantangan ini. Sukses ini bisa terjadi jika terdapat pemahaman yang baik mengenai metodologi, pengaplikasiannya serta bagaimana digunakannya.

Six Sigma bukan hanya sekedar pelengkap metode yang digunakan organisasi. Ini adalah metodologi manajemen yang terintegrasi dan menggantiukan cara-cara lama dalam mencapai tujuan bisnis. Six Sigma dapat diaplikasikan pada manajemen operasi, atau bisa langsung mendukung perkembangan dan implementasi manajemen stratejik. Six Sigma juga lebih bisa diaplikasikan secara lebih luas daripada manajemen proyek yang umum. Six Sigma juga menyelesaikan masalah langsung ke akarnya.

Luas, kedalaman dan ketepatan dari Six Sigma juga berbeda dengan manajemen proyek yang umum. Six Sigma memiliki proyek yang terdefinisikan dengan baik meliputi cakupan proyek, target financial, benefit, hambatan, dan lainnya. Sementara itu pada manajemen proyek umum, adakalanya organisasi masuk ke proyek tanpa mengetahui keuntungan yang akan diperolehnya. Six Sigma bukan hanya sekadar perangkat, melainkan starategi yang dapat membawa perubahan signifikan bagi keseluruhan organisasi.

Intinya, Six Sigma adalah sebuah strategi continuous improvement yang kuat dan meliputi metodologi kultur seperti TQM, strategi control proses seperti Statistical Process Control dan perangkat statistic lainnya.

(Palimirma/IC/BL)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x