(Business Lounge – Human Resources) – “A good decision executed quickly beats a brilliant decision implemented slowly” begitulah slogan dari sebuah decision-driven organization.
Apa yang membedakan para high performers dari yang lainnya adalah kualitas dari pengambilan keputusannya. Ketika Mereka mengambil keputusan penting dengan baik, Mereka mewujudkannya dengan cepat serta konsisten. Sementara itu sebrilian apapun keputusan, jika pengimplementasiannya lamban, maka bisa jadi tindak lanjut dari keputusan tersebut menjadi tidak releven lagi.
Menurut survey yang dilakukan oleh Bain & Company, 90 persen dari high-performance organization percaya bahwa keputusan yang baik menghasilkan suatu tindakan yang efektif dalam suatu organisasi. Sementara itu, hampir setengah yang menganggap organisasinya kurang efektif percaya bahwa mereka gagal ketika mengambil dan mengimplementasikan keputusan.
Beberapa prinsip yang digunakan Pfizer sebagai salah satu decision-driven organization antara lain adalah:
• Some decisions matter more than others.
Keputusan –keputusan besar dan strategis bagi organisasi tentunya lebih penting dibandingkan dengan keputusan-keputusan lainnya.
• Action is the goal.
Tujuan dari pengambilan keputusan adalah supaya ada action setelahnya. Sehingga dalam suatu keputusan, langkah apa yang akan diambil harus dijelaskan dengan baik
• Ambiguity is the enemy
Keragu-raguan jelas merupakan musuh dari pengambilan keputusan. Keputusan dipengaruhi oleh banyak sekali variable, dan tentunya ada keraguan yang hinggap pada pengambil keputusan, Jika rag uterus, dan tiada keputusan yang diambil, masalah bisa semakin besar dan runyam.
• Speed and adaptability is crucial
Lingkungan selalu berubah sepanjang waktu. Oleh karena itu speed dan adaptability menjadi sangat penting. Disamping keputusan harus diambil dengan cepat, pengambil keputusan juga diharapkan bisa mengadaptasikan perubahan yang ada di dalam keputusan yang dibuatnya.
• Decision roles trump the organizational chart
• A well-aligned organization reinforces roles trump
• Practicing beats preaching preach
Pfizer contohnya, sebagai decision-driven organization, menggunakan singkatan RAPID untuk mengacu pada pihak-pihak yang ikut berperan dalam suatu keputusan, mulai dalam hal pengambilan hingga implementasi. RAPID adalah sebagai berikut:
Recommend (R) >> pembuat proposal, mengumpulkan input dan menyediakan data dan analisa yang diperlukan untuk mengambil keputusan pada saat yang tepat
Agree (A) >> memiliki kekuatan veto untuk memutuskan ya dan tidak atas rekomendasi tersebut
Perform (P) >> setelah suatu keputusan diambil, orang atau sekelompok orang akan bertanggung jawab dalam melaksanakannya. Pada saat tertentu, orang yang bertanggung jawab
Input (I) >> orang yang memberikan input dalam keputusan dan juga terlibat dalam implementasi. Biasanya recommender cenderung untuk me
Decide (D) >> pengambil keputusan, orang yang paling bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut serta baik dan buruknya.
Menurut Paul Rogers an Marcia Blenko, ada lima syarat yang harus dipenuhi supaya organisasi menjadi decision-driven organization:
1. memiliki arah dan kepemimpinan yang jelas.
Pemimpin yang kuat memiliki visi yang meyakinkan dan prioritas yang jelas mengenai bagaimana supaya bisa sukses di dalam bisnis. Mereka dapat menjelaskannya dengan baik kepada seluruh orang dalam organisasi, supaya keputusan dapat diambil dengan baik dan kemudian diikuti. Misalnya eksekutif Vodafone, yang menjelaskan visi di masa depan yaitu kepemimpinan global dalam layanan telepon seluler dan prioritas mereka merupakan return kepada pemegang saham.
2. mendefinisikan peran pengambilan keputusan dengan jelas dan menjadikan orang didalamnya supaya bertanggung jawab.
Manajer di dalam sebuah HPO mengetahui keputusan mana saja yang menjadi tanggung jawab mereka, kapan saat yang tepat untuk memberikan input serta siapa saja yang ikut bertanggung jawab.
3. mengembangkan dan mengorganisasikan orang-orang yang bertalenta
HPO secara rutin menemukan orang-orang yang tepat. Orang-orang ini berpikir dan bertindak seperti layaknya pemimpin organisasi, mereka juga memiliki keinginan tinggi untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang tepat.
4. memiliki tenaga frontline yang baik
HPO membekali frontline mereka dengan baik, termasuk pelatihan kerja serta teknologi supaya mereka dapat bekerja dengan baik dan konsisten.
5. mengelola high-performance culture dengan baik
perusahaan yang baik dapat menciptakan dorongan bagi karyawannya supaya memberikan kinerja terbaiknya dan pada saat yang bersamaan juga menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Perusahaan top-performer dapat mengatasai hal ini dengan mengelola budayanya.
(BL/IK/BL)