(The Manager’s Lounge – Leadership) – Menurut Dwight D. Eisenhower kepemimpinan adalah sebuah seni mendapatkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan karena dia memang ingin melakukannya.
Jadi dalam hal ini kepemimpinan merupakan sebuah seni, bagaimana seorang pemimpin dapat mendorong, memotivasi, mengarahkan orang lain melakukan sesuatu yang ingin dilakukan karena dia (orang tersebut) memang ingin melakukannya – yang sebenarnya tujuan akhirnya adalah tujuan bersama (bagi pemimpin maupun orang tersebut). Tentu saja kepemimpinan memerlukan waktu dan usaha yang keras untuk mencapainya, karena tidak begitu saja seni tersebut dapat dikuasai. Terlebih menjadi seorang pemimpin yang besar dan berhasil, tentu memerlukan lebih banyak usaha. Sekalipun banyak teori tentang kepemimpinan yang kita ketahui dimana menyatakan bahwa manusia memang terlahir sebagai seorang pemimpin, namun pada kenyataannya bakat sejak lahir tidak akan membawa kepada kemajuan yang berarti bila tidak berusaha untuk dijalani, dilatih dan diusahakan dengan sebaik-baiknya.
Bila kita melihat dan berkaca dari banyak pemimpin-pemimpin dunia tidak sedikit dari mereka yang terpuruk dan gagal menjadi seorang pemimpin. Namun ada juga pemimpin yang sukses dan pernah juga jatuh tapi kemudian bangkit kembali bahkan menjadi lebih berhasil lagi dari yang sebelum. Mengapa? Banyak faktor yang membuat seorang pemimpin dan banyak pula faktor yang membuat pemimpin dapat bangkit lagi dari kejatuhannya. Semua tergantung dari pribadi si pemimpin didalam menyikapi akan kehidupannya sebagai seorang pemimpin.
Banyak hal yang dapat di katakan penyebab dari gagalnya seseorang menjadi seorang pemimpin yang baik. Bisa dalam hal tanggung jawab kepemimpinan, dalam hal memberikan perintah yang benar dan tepat, atau mungkin dalam hal memberikan inspirasi dan visi strategis untuk perusahaannya sehingga mengakibatkan perusahaan/orgnisasi yang di pimpinnya menjadi kacau atau tidak jelas arah tujuannya. Sebenarnya jawaban untuk menghindari hal ini sangat sederhana, dan tentu balik kembali tiap-tiap pribadi masing-masing, yaitu mau bersikap jujur dan mengakui akan kekurangannya supaya dapat segera mendapat pertolongan dari berbagai pihak. Mau untuk berubah dengan kerendahan hati ketika mengetahui misalnya sikap atau keputusannya salah, sekalipun mungkin itu mengakibatkan ketidak nyamanan yang akan di perolehnya. Namun bila itu menuju kearah perubahan yang lebih baik, mengapa tidak ?
Sayangnya, banyak pemimpin pada masa sekarang lebih mementingkan akan kenyamanan dan terlalu percaya diri untuk menyatakan dirinya selalu benar, tanpa melihat akan kejadian disekelilingnya, atau mungkin menerapkan perubahan pada tingkat atau waktu yang nyaman. Justru situasi demikian bisa sangat berbahaya. Mereka akan merasa mabuk akan kekuasaan yang datang dari posisi kepemimpinan. Tetapi pada kenyataannya fakta berbicara lain, perusahaan yang dipimpin mulai tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi kondisi atau situasi yang terjadi, dimana itu semua terjadi di luar kontrol perusahaan.
Seorang pemimpin yang tidak memiliki ketangguhan mental untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan berhasil, maka ketika hendak melakukan suatu keputusan yang mungkin saja karena melihat situasi / kondisi yang mendesak yang datang secara mendadak,maka mungkin akan menjadi melemah dan tidak jarang menjadi mundur dan tidak berani mengambil suatu tantangan. Kurang berkembangnya keterampilan dan ketangguhan mental nya dapat menyebabkan seorang pemimpin melakukan kesalahan fatal yang mengakibatkan kegagalan dari tindakan yang diambilnya.
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang teman saya dan dia mensharingkan akan keadaan organisasi dimana dia terlibat didalamnya sebagai koordinator sebuah bidang. Dia memiliki seorang pemimpin yang sebenarnya adalah pemimpin yang bagus karena dapat memberikan arahan dan punya ‘drive’ yang kuat hanya tidak dibarengi dengan sikap rendah hati yang mau berubah untuk kebaikan yang menyangkut banyak orang. Rasa lebih mementingkan akan kenyamanan dan kemungkinan terlalu percaya diri untuk menyatakan dirinya selalu benar, tanpa melihat akan kejadian disekelilingnya, membuat pemimpin dari teman saya ini tidak memperdulukan akan pendapat sekitarnya yang justru situasi demikian bisa sangat berbahaya dan dapat memperkeruh akan keadaan yang sudah ada. Kepemimpinan disini tidak lagi bersifat seni seperti yang dikatakan oleh Dwight D. Eisenhower, tapi sudah lebih bersikap akan keinginan akan kekuasaan untuk memuaskan hati semata-mata,dan itulah yang dikatakan ada didalam posisi yang berbahaya bagi seorang pemimpin. Dan dapat dikatakan sebagai pemimpin, maka dia adalah seorang pemimpin yang gagal didalam masa kepemimpinannya.
Berikut beberapa alasan mengapa seorang pemimpin menjadi gagal di dalam kepemimpinan nya menurut Richard Denny ( seorang penulis buku tentang : Motivasi ) :
1. Ketidakmampuan untuk mengatur secara detail, mengakui bahwa dirinya memiliki ketidak mampuan untuk melakukan pekerjaan secara efektif
2. Keengganan untuk melakukan apa yang mereka akan meminta yang lain untuk melakukannya, ketika kesempatan tuntutan Harapan membayar untuk apa yang mereka tahu bukan apa yang mereka lakukan
3. Takut adanya persaingan dari orang lain, berusaha untuk menahan orang di bawahnya daripada membangun mereka untuk maju.
4. Kurangnya berpikir kreatif dalam menetapkan tujuan dan membuat rencana
5. “Aku” sindrom – mengklaim semua penghargaan untuk prestasi nya sendiri
6. Egois, mementingkan akan kepentingannya sendiri
7. Ketidaksetiaan kepada rekan-rekan, yang mengakibatkan hilangnya rasa hormat
8. Penekanan pada ‘otoritas kepemimpinan’, memimpin dengan menanamkan rasa takut, bukan mendorong
9. Lebih melihat orang berdasarkan dari gelar seseorang, bukan pada keahlian atau kecakapan yang dimiliki oleh orang itu
10. Kurangnya pemahaman dari efek merusak dari lingkungan yang negatif yang diterapkan oleh nya sebagai seorang pemimpin
11. Selalu berpikiran negatif kepada orang lain, kurangnya pemikiran yang positif dan penerimaan akan kekurangan/kesalahan orang lain.
Bila kita membuat check-list berdasarkan pada langkah – langkah yang dikemukan oleh Richard Denny maka kita akan dapat menghindari akan kegagalan-kegagalan sebagai seorang pemimpin dan menjadikan kita pemimpin yang berhasil walau mungkin memang tidak sempurna. Dan adalah manusia pula bila kita belajar dari kesalahan kita, kuncinya disini adalah kita mau untuk berubah dan belajar dari apa yang merupakan kesalahan yang kita lakukan sebagai seorang pemimpin yang rasanya tidak pantas untuk kita lakukan.
(IK/IC/TML)