Danone

Danone Kuasai Mayoritas Kate Farms

(Business Lounge – Global News) Danone, raksasa makanan dan minuman asal Prancis, kembali membuat langkah strategis besar di sektor nutrisi dengan mengakuisisi mayoritas saham Kate Farms, sebuah perusahaan nutrisi berbasis nabati dari Amerika Serikat. Langkah ini diumumkan pada 12 Mei 2025, dan langsung mencuri perhatian pelaku pasar dan analis industri. Akuisisi ini bukan hanya sekadar pembelian biasa; ia merupakan langkah simbolik dan substansial dalam ambisi Danone untuk menjadi pemimpin global di pasar nutrisi medis dan produk-produk berbasis nabati yang kini mengalami pertumbuhan pesat di seluruh dunia, terutama di pasar Amerika Serikat.

Kate Farms didirikan pada tahun 2012 di Santa Barbara, California, oleh pasangan Richard dan Michelle Laver, sebagai respons terhadap kebutuhan gizi putri mereka yang mengalami kelainan kesehatan serius. Tak satu pun dari produk nutrisi medis di pasar saat itu cocok dengan kondisi anak mereka, yang menginspirasi keduanya untuk menciptakan formulasi sendiri. Berangkat dari kebutuhan pribadi dan empati terhadap pasien lain dengan kondisi serupa, Kate Farms mulai mengembangkan produk-produk berbasis nabati yang diformulasikan tanpa sembilan alergen utama, bebas laktosa, dan tidak mengandung bahan kimia buatan. Seiring waktu, Kate Farms berkembang menjadi penyedia nutrisi medis yang digunakan dalam lebih dari 1.400 rumah sakit di Amerika Serikat dan telah masuk dalam jaringan penggantian asuransi termasuk Medicare dan Medicaid di lebih dari 30 negara bagian.

Danone mengidentifikasi peluang besar dalam bisnis nutrisi medis dan makanan sehat yang kian diminati pasar, terutama setelah pandemi COVID-19 mendorong kesadaran global akan pentingnya nutrisi yang mendukung sistem imun dan kesehatan jangka panjang. Dalam lanskap yang semakin mengarah ke keberlanjutan dan pola makan yang lebih ramah lingkungan, produk-produk seperti yang dikembangkan Kate Farms menjadi relevan secara medis maupun etis. Danone, yang telah memiliki divisi nutrisi kesehatan global yang mencakup produk bayi dan makanan terapi, menilai bahwa akuisisi ini akan memperluas cakupan pasarnya secara signifikan di Amerika Utara, kawasan yang selama ini menjadi medan persaingan utama produsen nutrisi besar seperti Abbott dan Nestlé.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh Reuters, Danone menyebutkan bahwa Brett Matthews, CEO Kate Farms saat ini, akan tetap memimpin bisnisnya dan sekaligus mengambil peran penting dalam operasi nutrisi medis Danone di Amerika Utara. Tim manajemen Kate Farms juga tetap mempertahankan kepemilikan saham minoritas dalam perusahaan, langkah yang dipandang penting untuk memastikan transisi yang mulus dan menjaga semangat wirausaha serta nilai-nilai awal yang melandasi pendirian perusahaan. Transaksi tersebut juga diperkirakan selesai pada paruh kedua 2025, dengan nilai kesepakatan yang diperkirakan lebih dari $500 juta.

Dari sudut pandang industri, akuisisi ini mencerminkan dua tren besar yang tengah membentuk arah masa depan pasar makanan global: pertama, pertumbuhan pesat sektor makanan berbasis nabati yang ramah lingkungan dan kedua, meningkatnya kebutuhan akan nutrisi medis yang dapat diakses secara luas, terutama oleh pasien dengan kondisi kronis atau kebutuhan khusus. Kombinasi kedua tren tersebut menjadikan Kate Farms sebagai entitas yang sangat menarik untuk Danone, yang sedang menjalankan strategi “Renew” sejak awal 2023 sebagai upaya menyegarkan kembali portofolio produk mereka, memperkuat lini bisnis yang berorientasi pada kesehatan dan keberlanjutan, dan mengembalikan kepercayaan investor.

Berdasarkan data dari Global Market Insights, pasar nutrisi medis global diperkirakan akan mencapai lebih dari $75 miliar pada tahun 2030, tumbuh dengan CAGR di atas 6% per tahun. Sementara itu, pasar makanan berbasis nabati juga menunjukkan pertumbuhan serupa, didorong oleh konsumen generasi milenial dan Gen Z yang semakin sadar terhadap etika konsumsi dan dampak lingkungan dari produk-produk hewani. Hal ini menjadikan produk Kate Farms berada di titik temu dua sektor yang sangat menjanjikan, dengan model bisnis yang sangat sesuai dengan arah pergeseran preferensi konsumen secara global.

Dalam wawancara dengan Bloomberg, analis dari Jefferies, sebuah firma riset keuangan, menyatakan bahwa langkah Danone ini dapat dilihat sebagai bentuk “akselerasi strategis” yang sangat tepat waktu. Mengingat persaingan yang semakin intens di sektor makanan kesehatan dan tekanan untuk terus tumbuh, akuisisi terhadap perusahaan dengan rekam jejak inovasi, saluran distribusi kuat, dan citra merek yang bersih merupakan langkah yang tidak hanya logis, tapi juga mendesak. Dengan membeli perusahaan yang sudah mapan secara klinis namun masih memiliki potensi ekspansi global yang besar, Danone mendapatkan kombinasi antara kestabilan dan pertumbuhan.

Menariknya, bukan hanya Danone yang menunjukkan ketertarikan terhadap Kate Farms. Menurut laporan dari The Wall Street Journal, ada beberapa investor strategis lain, termasuk perusahaan nutrisi besar dari Asia dan Amerika, yang disebut-sebut telah mendekati Kate Farms sejak pertengahan 2024. Namun, hubungan antara Kate Farms dan Danone telah berkembang melalui kolaborasi tidak langsung selama beberapa tahun terakhir, terutama di bidang distribusi dan riset bersama di beberapa pasar Eropa, yang menjadikan Danone sebagai mitra yang secara filosofis dan strategis lebih cocok.

Dari sisi internal, akuisisi ini juga memberi sinyal kepada investor bahwa Danone tetap berkomitmen terhadap pertumbuhan yang digerakkan oleh inovasi dan keberlanjutan. Pada laporan tahunan terakhirnya, Danone mencatat penurunan margin laba kotor sebesar 0,8%, sebagian disebabkan oleh inflasi bahan baku dan logistik global. Namun, akuisisi ini diproyeksikan mampu meningkatkan margin jangka menengah karena produk-produk medis dan premium seperti milik Kate Farms biasanya memiliki margin yang lebih tinggi dibanding produk konsumen massal seperti air minum atau yogurt.

Bagi Kate Farms sendiri, bergabung dengan Danone memberikan akses tidak hanya pada pendanaan dan jaringan distribusi global, tapi juga pada laboratorium riset nutrisi milik Danone yang sudah beroperasi di lebih dari 20 negara. Dalam wawancara dengan CNBC, Brett Matthews menekankan bahwa mereka tetap berkomitmen pada misi awal perusahaan, yaitu menyediakan solusi nutrisi yang aman, berbasis tanaman, dan dapat diakses oleh siapa saja, terutama pasien yang mengalami kesulitan makan konvensional. Dia juga menyebutkan bahwa dengan dukungan Danone, perusahaan bisa memperluas lini produknya ke wilayah Asia, Eropa, dan Amerika Selatan, serta mempercepat riset mereka terhadap formulasi baru untuk penyakit-penyakit yang memerlukan intervensi gizi jangka panjang.

Dari perspektif makroekonomi, akuisisi ini mencerminkan pergeseran investasi dari sektor tradisional ke sektor-sektor yang dianggap “future-proof”, seperti nutrisi kesehatan, teknologi pangan, dan keberlanjutan. Banyak analis yang mulai melihat sektor makanan bukan hanya sebagai industri konsumsi, tapi sebagai bagian dari infrastruktur kesehatan global, terutama karena meningkatnya beban penyakit kronis, malnutrisi tersembunyi, dan krisis pangan global yang diperburuk oleh perubahan iklim.

Pengamat lain dari Financial Times menyebut akuisisi ini sebagai “bukti bahwa makanan tidak lagi hanya soal rasa dan kenyang, tapi tentang fungsi, etika, dan masa depan planet.” Dalam konteks ini, investasi terhadap perusahaan seperti Kate Farms menunjukkan pergeseran mendalam dalam cara perusahaan makanan besar melihat masa depan: dari skala besar ke nilai yang lebih personal, dari margin semata ke dampak sosial dan lingkungan, dan dari produksi massal ke pendekatan yang lebih presisi dan spesifik.

Lebih jauh lagi, kesepakatan ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas wilayah dalam membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan inklusif. Kate Farms membawa serta pengetahuan pasar AS, dinamika regulasi nutrisi medis, serta koneksi dengan sistem kesehatan dan rumah sakit. Sementara Danone membawa pengalaman internasional, infrastruktur manufaktur, dan skala global yang sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan. Ini adalah bentuk simbiosis yang bukan hanya menguntungkan dua perusahaan, tapi juga membuka peluang baru bagi pasar, konsumen, dan pasien.

Namun seperti semua akuisisi lintas negara, proses integrasi bukan tanpa tantangan. Perbedaan budaya perusahaan, regulasi, dan ekspektasi pasar bisa menjadi hambatan serius. Danone pernah menghadapi kesulitan dalam integrasi beberapa unit bisnis sebelumnya, termasuk pengalaman di pasar Tiongkok yang membuat perusahaan lebih hati-hati dalam ekspansi. Untuk itu, struktur kepemilikan minoritas yang tetap diberikan kepada manajemen Kate Farms dipandang sebagai strategi mitigasi risiko, sekaligus menjaga semangat inovasi yang menjadi kekuatan utama Kate Farms sejak awal.

Dalam laporan internal yang bocor ke Insider, disebutkan bahwa Danone sedang mempertimbangkan untuk menggunakan model Kate Farms sebagai cetak biru untuk peluncuran merek serupa di pasar negara berkembang, dengan menyesuaikan formula dan distribusi terhadap kebutuhan lokal. Jika rencana ini berjalan, bukan tidak mungkin Kate Farms menjadi pilar utama dari strategi global baru Danone dalam dekade mendatang.

Kisah akuisisi ini bukan hanya tentang transaksi bisnis. Ia juga mencerminkan bagaimana dua visi yang tampaknya berbeda — multinasional raksasa dan perusahaan rintisan yang lahir dari pengalaman pribadi — bisa bersatu dalam sebuah misi yang sama: menyediakan nutrisi yang lebih baik untuk dunia yang lebih sehat. Dalam dunia di mana kebutuhan akan makanan fungsional semakin mendesak, kemitraan antara Danone dan Kate Farms menjadi contoh nyata bagaimana inovasi, empati, dan skala global bisa berpadu demi tujuan yang lebih besar dari sekadar pertumbuhan finansial.