(Business Lounge Journal – Medicine)
Pernahkah kamu merasa terlalu cemas tanpa sebab? Atau sering memikirkan hal-hal sepele secara berlebihan? Bisa jadi kamu menunjukkan ciri-ciri neurotic, sebuah istilah psikologi yang kerap disalahartikan.
Apa itu “Neurotic” dan bedanya dengan Anxiety?
Secara sederhana, neurotic merujuk pada seseorang yang memiliki kecenderungan emosi tidak stabil, sering merasa cemas, khawatir berlebihan, atau mudah stres dalam menghadapi tekanan hidup. Namun penting dicatat: ini bukan gangguan mental berat seperti skizofrenia atau gangguan kepribadian ekstrem.
Menurut American Psychological Association (APA), istilah neuroticism digunakan untuk menggambarkan dimensi kepribadian yang berkaitan dengan tingkat kecemasan, suasana hati negatif, dan kerentanan terhadap stres.
Sedangkan “Anxiety” adalah perasaan atau gejala spesifik berupa rasa takut atau khawatir yang bisa bersifat sementara atau menjadi bagian dari gangguan kecemasan yang lebih serius.
Berikut ini adalah data mengenai prevalensi neurotic dan anxiety (gangguan kecemasan) di Indonesia
Prevalensi Neurotic (Gangguan Emosional Ringan–Sedang)
- Indeks Kesehatan Mental Masyarakat 2023 memperkirakan sekitar 20% populasi Indonesia rentan mengalami gangguan jiwa, artinya 1 dari 5 orang terdampak. Hal ini bisa dimulai dengan mengalami gangguan emosional ringan hingga sedang (sering disebut gangguan “neurotik”), termasuk stres, depresi ringan, dan gejala psikosomatik. Rentan atau tidaknya seseorang terhadap gangguan jiwa tidak hanya bergantung pada tingkat neurotiknya, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor genetika, lingkungan, stres berkepanjangan, dan faktor lain.
- Data dari Wikipedia 2024: 11 % penduduk usia ≥ 15 tahun menderita gangguan mental
Prevalensi Anxiety (Gangguan Kecemasan)
- Remaja (usia 10–17 tahun)
- Survei I‑NAMHS (2021–2022) menunjukkan:
- 3,7 % remaja terdiagnosis gangguan kecemasan (kombinasi general anxiety & fobia sosial)
- Sebagian besar—26,7 % remaja—mengalami gejala kecemasan ringan hingga sedang (“masalah kecemasan”), dengan 28,2 % perempuan dan 25,4 % laki‑laki
- Kasus gangguan mental pada remaja: sekitar 5,5 % terdiagnosis gangguan (±2,45 juta remaja)
- Lebih dari 35 % remaja memiliki setidaknya satu gejala gangguan mental ringan hingga sedang
- Dewasa
- Riset 2023 (sumber biopsikologi): 10 % populasi dewasa mengalami gangguan kecemasan; 15 % lainnya mengalami stres berat
- Setelah Pemilu 2024, gangguan kecemasan meningkat dari 9,8 % (2018) menjadi 16 % masyarakat dewasa
Perhatikanlah ciri-ciri umum orang Neurotik adalah seperti di bawah ini:
- Mudah merasa tertekan atau panik
- Sering overthinking terhadap masalah kecil
- Sulit mengambil keputusan
- Perubahan suasana hati yang drastis
- Cenderung pesimis atau khawatir tanpa alasan jelas
Perbedaan “Neurotic” dan “Anxiety”
| Aspek | Neurotic | Anxiety |
| Definisi | Sifat atau kondisi emosional tidak stabil | Gejala atau perasaan takut dan khawatir |
| Fokus | Lebih pada kepribadian atau karakter | Reaksi terhadap situasi atau pikiran tertentu |
| Gejala | Umum dan menyebar | Lebih spesifik, bisa akut |
| Konteks klinis | Bukan diagnosis medis | Bisa menjadi bagian dari gangguan kecemasan |
Studi dari University of California, Berkeley menunjukkan bahwa orang dengan skor neuroticism tinggi:
- Lebih mudah mengalami gangguan tidur
- Rentan mengalami depresi ringan
- Memiliki produktivitas kerja yang fluktuatif tergantung kondisi emosional
Tips Cara Mengelola Emosi bagi Si “Neurotic”
Bila sudah mengenali diri telah menjadi orang yang neurotic maka empat langkah berikut ini penting untuk dilakukan:
- Sadari dan terima kondisi diri
- Latih tenangkan pikiran – Membantu mengurangi kekhawatiran berlebihan.
- Buat Jadwal Rutin – Pola yang konsisten membantu memberi rasa aman dan tenang.
- Konsultasi Profesional – Jika perasaan cemas mulai mengganggu produktivitas harian, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog.
Menjadi neurotik bukan berarti “gila” atau punya gangguan jiwa berat. Yang penting adalah bagaimana seseorang mampu mengenali dan mengelola emosi tersebut agar tidak menguasai dan menghancurkan hidupnya.