Meta

Meta Catat Lonjakan Pendapatan Berkat Investasi di AI

(Business Lounge Journal – Global News)

Meta Platforms mencatat rekor pendapatan pada kuartal keempat berkat peningkatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam bisnis iklannya. Induk perusahaan Facebook dan Instagram ini mengalami lonjakan penjualan sebesar 21%, dengan laba bersih mencapai $20,8 miliar—melampaui ekspektasi para analis. Namun, perusahaan memperkirakan pertumbuhan pendapatan akan melambat pada kuartal pertama 2025, diperkirakan hanya naik antara 8% hingga 15%, yang merupakan kenaikan terendah dalam dua tahun terakhir.

Meskipun demikian, saham Meta tetap meningkat sekitar 3% dalam perdagangan setelah jam kerja pada Januari lalu. Kenaikan ini didorong oleh rencana perusahaan untuk meningkatkan investasi pada AI, dengan estimasi belanja modal tahun 2025 yang diprediksi naik sekitar 70% dibandingkan proyeksi tahun sebelumnya. CEO Meta, Mark Zuckerberg, optimistis dengan langkah ini. “Saya berharap tahun ini menjadi momen di mana asisten AI yang sangat cerdas dan personal bisa menjangkau lebih dari satu miliar orang, dan Meta AI menjadi yang terdepan dalam industri ini,” ujarnya dalam pertemuan dengan investor.

Respons Pasar Terhadap Strategi AI Meta

Para investor memberikan reaksi beragam terhadap strategi belanja AI perusahaan teknologi besar di AS. Meta menjadi salah satu yang sahamnya naik, sementara Microsoft dan Alphabet (induk Google) mengalami penurunan setelah muncul kekhawatiran tentang keunggulan startup AI asal Tiongkok, DeepSeek. DeepSeek dikabarkan mampu menyaingi model AI canggih di AS dengan konsumsi daya komputasi yang lebih rendah dan biaya yang lebih efisien.

Meta sendiri terus memperluas portofolio AI-nya, termasuk melalui model sumber terbuka bernama Llama, yang memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi berbasis AI mereka sendiri. Selain itu, chatbot AI milik Meta juga semakin terintegrasi dalam berbagai aplikasinya. Perusahaan ini bahkan tengah mengembangkan divisi khusus AI yang akan berkontribusi lebih besar dalam penelitian dan pengembangan teknologi AI masa depan.

Dalam rangka mendukung ekspansi ini, Meta berencana mengalokasikan dana sebesar $60 miliar hingga $65 miliar untuk belanja modal tahun ini. Salah satu proyek besar yang akan dibiayai adalah pembangunan pusat data berskala masif di Louisiana, yang menurut Zuckerberg, “begitu besar hingga mencakup sebagian besar Manhattan.” Meta juga menargetkan memiliki lebih dari 1,3 juta unit pemrosesan grafis (GPU) sebelum akhir tahun guna mendukung operasional AI mereka.

Tantangan di Divisi Lain dan Perubahan Strategi Politik

Meski mengalami lonjakan pendapatan, divisi Reality Labs milik Meta—yang menangani pengembangan kacamata pintar, augmented reality (AR), dan metaverse—melaporkan kerugian hampir $5 miliar dalam kuartal ini. Secara keseluruhan, divisi ini mencatat kerugian sebesar $17,7 miliar sepanjang tahun 2024, menunjukkan tantangan besar dalam mewujudkan visi metaverse yang diusung perusahaan.

Di sisi lain, Meta juga tengah menjalani perubahan strategis dalam menghadapi lanskap politik AS yang dinamis. Perusahaan ini telah menyumbangkan $1 juta untuk pelantikan Presiden Donald Trump dan Zuckerberg sendiri dilaporkan telah beberapa kali mengunjungi properti Trump di Mar-a-Lago, Florida, sebelum menghadiri upacara pelantikan. Selain itu, Meta mengambil langkah kontroversial dengan menghapus program pemeriksa fakta pihak ketiga di AS, melonggarkan pembatasan kebebasan berbicara di platformnya, serta mengembalikan konten politik ke feed pengguna.

Dengan berbagai strategi ini, Meta berharap dapat terus memperkuat posisinya di industri teknologi, baik dalam pengembangan AI maupun dalam menghadapi perubahan lanskap sosial dan politik. Keberhasilan langkah ini akan sangat bergantung pada bagaimana pasar dan pengguna merespons inovasi serta kebijakan baru yang diterapkan oleh raksasa media sosial ini.