Pantangan Sayuran, Makanan dan Minuman bagi Penderita GERD

(Business Lounge Journal – Medicine)

Hari-hari ini semakin banyak orang yang mengeluh terkena penyakit lambung. Terpicu oleh stress baik stress fisik atau stress pikiran, seseorang dapat menderita gastritis yang  seringkali disebut orang awam sakit maag atau  menderita  GERD.  GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah suatu kondisi medis di mana isi lambung, termasuk asam lambung, kembali naik ke esofagus (saluran makanan) secara berulang. Jumlah Penderita GERD diperkirakan sekitar 20-30% populasi di seluruh dunia.  Prevalensi GERD cenderung lebih tinggi di negara-negara maju. Sedangkan prevalesni penderita GERD di Indonesia berdasarkan data epidemiologi, diperkirakan sekitar 23-33% dari total populasi. Angka prevalensi GERD di Indonesia cukup tinggi, setara atau bahkan sedikit lebih tinggi daripada prevalensi global.

GERD terjadi karena gangguan pada otot sphincter esofagus bawah (lower esophageal sphincter/LES) yang seharusnya mencegah aliran balik dari lambung ke esofagus.

LES yang lemah atau rileks tidak dapat menahan isi lambung, menyebabkan refluks asam ke esofagus.

Gejala dan Faktor Resiko GERD

Gejala umum GERD adalah rasa terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi (rasa asam naik ke tenggorokan). Gejala lain yang dapat muncul adalah nyeri saat menelan, batuk, suara serak, dan erosi gigi. Jika dibiarkan, GERD dapat menimbulkan komplikasi serius seperti esofagitis (peradangan esofagus), penyempitan esofagus, dan bahkan kanker esofagus.

Faktor risiko GERD antara lain obesitas, kehamilan, merokok, dan mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Itu sebabnya penderita GERD perlu menghindari makanan dan minuman pemicu, serta melakukan pola hidup sehat untuk mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi yang lebih parah.

Sayuran dan Makanan yang Harus Dihindari

Ada beberapa jenis sayuran yang sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dengan hati-hati. Berikut adalah jenis sayuran yang dapat memicu atau memperburuk gejala GERD:

  1. Tomat dan Produk Tomat

Tomat dan olahan berbasis tomat (seperti saus, jus, dan salsa) mengandung asam yang dapat merangsang produksi asam lambung. Konsumsi tomat dapat memperburuk refluk asam dan iritasi esofagus.

  1. Bawang Putih dan Bawang Merah

Kedua jenis bawang ini mengandung senyawa sulfur yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Bawang putih dan bawang merah dapat memicu sensasi terbakar dan rasa asam pada penderita GERD

  1. Brokoli, Kembang Kol, dan Kubis

Sayuran jenis ini mengandung serat, air, dan sulfur yang dapat memperparah gejala refluks. Serat dapat meningkatkan tekanan pada otot sphincter esofagus bawah.

  1. Kentang

Kentang mengandung pati yang sulit dicerna, sehingga dapat mengganggu pencernaan dan memicu refluks. Kentang juga mengandung serat yang dapat memperburuk gejala GERD.

  1. Sayuran Asam:

Sayuran dengan kandungan asam yang tinggi, seperti tomat, jeruk, dan jus buah-buahan, dapat memicu produksi asam lambung. Asam ini dapat mengiritasi dan melemahkan otot sphincter esofagus bawah.

Disarankan untuk memilih sayuran yang lebih aman, seperti wortel, labu, dan bayam, serta mengolahnya dengan cara yang lebih ringan, seperti kukus atau sautéed

Makanan tinggi lemak seperti gorengan, makanan cepat saji, dan makanan berlemak tinggi. Makanan berlemak dapat memberikan dampak yang buruk bagi penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung.  Mengapa makanan tinggi lemak tidak baik ?

  1. Meningkatkan Produksi Asam Lambung:

Makanan berlemak merangsang lambung untuk memproduksi lebih banyak asam lambung. Peningkatan asam lambung ini dapat memicu dan memperparah gejala refluks asam.

  1. Memperlambat Pengosongan Lambung:

Makanan berlemak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna di dalam lambung. Pengosongan lambung yang lebih lambat meningkatkan risiko refluks asam ke esofagus.

  1. Melemahkan Otot Sphincter Esofagus Bawah:

Lemak dalam makanan dapat melemahkan otot sphincter esofagus bawah (LES).

LES yang lemah akan membuat refluks asam dari lambung ke esofagus semakin mudah terjadi.

  1. Meningkatkan Tekanan Intra-Abdominal:

Makanan berlemak dapat meningkatkan tekanan dalam rongga perut (intra-abdominal).

Peningkatan tekanan ini mendorong isi lambung, termasuk asam, untuk keluar masuk ke esofagus.

  1. Memperlambat Penyembuhan Luka:

Makanan berlemak dapat menghambat penyembuhan luka dan iritasi pada esofagus yang disebabkan oleh refluks asam. Hal ini dapat memperburuk gejala GERD yang dialami penderita.

Untuk menghindari gejala GERD yang lebih parah, penderita GERD harus membatasi atau menghindari konsumsi makanan tinggi lemak, seperti makanan goreng, makanan cepat saji, dan makanan berlemak tinggi. Pilihan yang lebih baik adalah makanan yang rendah lemak, terutama lemak jenuh.

Minuman yang Harus Dihindari

Bagi penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung, ada beberapa jenis minuman yang sebaiknya dihindari atau dibatasi konsumsinya, karena dapat memicu atau memperburuk gejala refluks asam. Minuman-minuman tersebut adalah:

  1. Minuman Berkarbonasi

Minuman berkarbonasi seperti soda, pop, dan minuman ringan mengandung gas CO2 yang dapat meningkatkan tekanan dalam lambung. Peningkatan tekanan ini dapat mendorong isi lambung, termasuk asam, untuk naik ke esofagus dan memperburuk gejala refluks.

  1. Minuman Beralkohol:

Alkohol dapat melemahkan otot sphincter esofagus bawah (LES), sehingga memudahkan terjadinya refluks asam lambung. Alkohol juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengiritasi lapisan esofagus.

  1. Kopi dan Teh:

Kafein yang terkandung dalam kopi dan teh dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung. Kafein juga dapat melemahkan otot LES, sehingga memudahkan terjadinya refluks asam.

  1. Jus Buah Asam:

Jus buah yang memiliki kandungan asam tinggi, seperti jus jeruk, jus tomat, dan jus apel, dapat memicu iritasi pada esofagus.

dAsam dalam jus buah juga dapat merangsang produksi asam lambung.

  1. Minuman Menthol:

Minuman yang mengandung menthol, seperti mint dan peppermint, dapat melemahkan otot LES dan memperburuk gejala refluks.

Sebagai alternatif yang lebih aman, penderita GERD dapat mengonsumsi air putih, susu rendah lemak, atau minuman herbal tanpa kafein, seperti chamomile tea. Pastikan juga untuk menghindari minum dalam porsi besar dan mengurangi konsumsi minuman-minuman pemicu GERD tersebut.

Penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit refluks asam lambung perlu segera berkonsultasi dengan dokter dalam beberapa kondisi, antara lain:

  1. Gejala Berlangsung Sering dan Persisten:

Jika seseorang mengalami gejala heartburn (rasa terbakar di dada) atau regurgitasi (rasa asam naik ke tenggorokan) lebih dari 2 kali seminggu selama beberapa minggu.

Gejala yang berlangsung terus-menerus dapat menunjukkan adanya masalah yang perlu diperiksa lebih lanjut.

  1. Gejala Menetap atau Memburuk:

Jika gejala GERD yang dialami tidak menunjukkan perbaikan meskipun telah melakukan perubahan gaya hidup dan pengobatan sendiri.

Gejala yang semakin memburuk atau tidak merespons pengobatan juga perlu segera mendapat penanganan medis.

  1. Gejala Sulit Menelan (Disfagia):

Apabila timbul kesulitan atau rasa sakit saat menelan makanan, segera periksakan ke dokter.

Disfagia dapat menjadi tanda adanya komplikasi serius pada esofagus.

  1. Penurunan Berat Badan yang Tak Terkendali:

Jika terjadi penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.

Penurunan berat badan yang tak terkendali dapat menjadi gejala komplikasi GERD.

  1. Perdarahan atau Anemia:

Jika terdapat darah dalam muntahan atau tinja, atau ditemukan gejala anemia, segera temui dokter. Ini dapat menunjukkan adanya komplikasi lanjutan dari GERD.

Konsultasi dengan dokter spesialis gastroenterologi atau dokter umum yang berpengalaman dalam menangani GERD sangat dianjurkan agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi GERD yang lebih serius. Penderita juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terkait pola diet dan  minuman yang tepat untuk mengelola gejala GERD secara efektif.