Sepuluh Diagnosis Otak yang Memerlukan Rekam Otak

(Business Lounge Journal – Medicine)

Sebagian orang menganggap otak sebagai sesuatu yang selalu normal dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan.  Padahal ada kondisi tertentu yang dapat terjadi pada otak manusia, baik akibat sakit penyakit maupun kerusakan organik pada otak akibat gangguan prilaku atau gangguan pada tumbuh kembang. Semua kondisi ini memerlukan pemeriksaan dengan EEG.

EEG adalah rekaman aktivitas otak. Rekaman ini dilakukan pada kondisi membuka dan menutup mata, kondisi dengan pemberian rangsang cahaya dan kondisi otak saat tertidur. Gelombang-gelombang otak yang terekam aƙan memberitahukan kondisi kesehatan otak manusia.

Elektroensefalografi (EEG)—adalah tes yang mengukur aktivitas listrik otak. EEG melibatkan pemasangan elektroda ke kulit kepala Anda untuk merekam aktivitas listrik. Tes EEG dan elektroda tidak  menimbulkan rasa sakit. Dokter Anda mungkin merekomendasikan tes ini untuk membantu mendiagnosis kondisi neurologis.

Berikut ini adalah sepuluh  kondisi yang dapat didiagnosis dokter dengan EEG.

  1. Gangguan Kejang

Kegunaan utama EEG adalah mendiagnosis epilepsi dan gangguan kejang lainnya. Epilepsi adalah gangguan otak yang ditandai dengan kejang, kejang otot, dan perilaku atau emosi yang aneh. Para ahli tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan epilepsi. Ini mungkin melibatkan koneksi sel saraf yang tidak normal dan ketidakseimbangan kimia di otak. Perawatan utama untuk epilepsi adalah obat antikejang. Operasi otak adalah perawatan untuk beberapa gangguan kejang.

  1. Gangguan Tidur

Gangguan tidur berkisar dari insomnia hingga narkolepsi.  Orang dengan insomnia mengalami kesulitan untuk tidur atau tetap tertidur. Pemicunya meliputi stres, trauma, dan kondisi medis atau obat-obatan tertentu. Perubahan gaya hidup dan kebersihan tidur yang lebih baik dapat membantu. Narkolepsi ditandai dengan rasa kantuk yang ekstrem di siang hari dan tidur siang yang tidak terkendali. Para ahli percaya bahwa kadar rendah zat kimia otak—hipokretin—dapat menjadi penyebab narkolepsi. Dokter dapat meresepkan obat untuk mengobati narkolepsi dan insomnia kronis.

  1. Tumor Otak

Ada banyak jenis tumor otak. Tumor tersebut dapat bersifat kanker (ganas) dan nonkanker (jinak). Gejala tumor otak dapat meliputi sakit kepala, kejang, perubahan sensorik, masalah gerakan, kelelahan, dan perubahan perilaku. Para ahli tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan sebagian besar tumor otak. Dokter mengobati tumor otak dengan pembedahan, radiasi, dan kemoterapi. Rehabilitasi merupakan bagian penting dari pemulihan bagi kebanyakan orang.

  1. Cedera Otak

Cedera otak dapat bersifat traumatis—akibat kekuatan eksternal—atau didapat—sering kali akibat stroke atau kekurangan oksigen ke otak. Gejalanya bergantung pada tingkat keparahan kerusakan, tetapi berkisar dari sakit kepala dan masalah keseimbangan hingga kehilangan kesadaran dan koma. Perawatan dasar meliputi istirahat dan menghindari aktivitas fisik dan mental seperti membaca. Orang yang kehilangan fungsi mental akan memerlukan terapi yang lebih ekstensif. Terapi seumur hidup mungkin diperlukan untuk cedera otak sedang dan berat.

  1. Demensia

Demensia adalah hilangnya ingatan dan gangguan kemampuan mental, seperti berpikir dan berbicara. Masalah dengan perilaku juga dapat terjadi. Demensia terjadi pada berbagai kondisi, termasuk penyakit Alzheimer, penyakit Huntington, dan demensia vaskular. Dokter mengobati demensia dengan pengobatan untuk membantu ingatan dan keterampilan berpikir. Mereka juga menggunakan teknik untuk mengelola masalah perilaku. Namun, pengobatan tidak akan membalikkan perubahan di otak yang menyebabkan demensia.

  1. Infeksi Otak

Infeksi otak mencakup kondisi seperti abses otak dan ensefalitis—radang otak yang dapat disebabkan oleh infeksi. Infeksi otak dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, perubahan kondisi mental, dan perubahan perilaku atau kepribadian. Biasanya, infeksi menyebar ke otak dari bagian tubuh lainnya. Dokter mengobati infeksi otak dengan antibiotik, obat antivirus, obat antiradang, dan pembedahan jika perlu.

  1. Stroke

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu dan sel-sel otak mati. Tanda-tanda stroke meliputi kelumpuhan atau kelemahan mendadak, mati rasa, wajah terkulai, perubahan bicara, atau kesulitan memahami kata-kata. Stroke terjadi ketika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah (stroke iskemik) atau pembuluh darah pecah dan berdarah ke dalam otak (stroke hemoragik). Stroke memerlukan perawatan darurat.

8. Gangguan Perhatian

Gangguan perhatian mencakup kondisi seperti gangguan defisit perhatian (ADD) dan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD). Gangguan ini ditandai dengan kesulitan memperhatikan, tetap fokus, dan mengendalikan perilaku. Para ahli tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan gangguan perhatian. Gen mungkin berperan. Dokter mengobati gangguan perhatian dengan obat-obatan, terapi perilaku, dan pelatihan keterampilan sosial.

  1. Gangguan Perilaku

Gangguan perilaku mencakup kondisi seperti gangguan pembangkangan oposisional dan gangguan perilaku. EEG dapat membantu menentukan apakah ada penyebab fisik dari gangguan ini. Gangguan perilaku mengganggu dan mengganggu sekolah, pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial. Orang yang menderita gangguan ini mendapat manfaat dari terapi perilaku. Dokter juga menggunakan obat-obatan dalam beberapa kasus.

  1. Keterlambatan Perkembangan

Keterlambatan perkembangan memengaruhi keterampilan motorik, komunikasi, dan keterampilan berpikir. Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan kehilangan atau tidak dapat mencapai tonggak perkembangan normal, seperti berjalan dan berbicara. EEG dapat membantu mengidentifikasi penyebab fisik keterlambatan pada anak-anak ini.  Perawatan difokuskan pada kebutuhan individu anak. Ini dapat mencakup terapi wicara, terapi fisik, terapi okupasi, terapi perilaku, dan pelatihan keterampilan sosial.

Untuk pemeriksaan EEG sendiri memerlukan waktu sekitar 1 jam atau lebih dan dilakukan dalam posisi berbaring. Yang penting saat dilakukan pemeriksaan adalah rileks dan jangan tegang. Disarankan keramas dua kali sebelum datang ke tempat pemeriksaan agar elektroda dapat menempel dengan baik. Juga sebaiknya mengurangi waktu tidur malam, mengurangi kafein agar saat pemeriksaan dilakukan maka pasien dapat tertidur lelap dan rileks. Hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil pemeriksaan untuk mendapatkan brain mapping yang baik.

Diagnosis EEG akan dilakukan oleh dokter specialis saraf. Setiap pasien yang telah melakukan EEG diharapkan melakukan konsultasi dan setelah itu dokter akan menentukan terapi apa yang dibutuhkan oleh pasien. Terapi pada otak tidak selalu memerlukan obat, dapat juga terapi bersifat konseling, psikoterapi, terapi musik, terapi tumbuh kembang dan sebagainya. Tentunya tergantung pada diagnosis yang ditemukan.

Kebanyakan orang takut saat melakukan pemeriksaan karena seolah-olah pemeriksaan EEG mengerikan. Kurangnya informasi mengenai pemeriksaan otak dapat membuat kita menolak dilakukan pemeriksaan. Padahal sebenarnya pemeriksaan sangat rileks dan tidak berdampak apa-apa. Namun tentu, tanpa indikasi yang tepat tidak perlu melakukan EEG. Kesepuluh penyakit di ataslah yang memerlukan pemeriksaan EEG. Sebab itu mari jaga otak kita tetap sehat, berpikir sehat, memiliki mental yang sehat, jiwa yang gembira selalu dan hidup dalam ketenangan jiwa setiap hari. Kalaupun kita sakit, jangan semakin terpuruk dan semakin stress dengan sakit penyakit yang dialami melainkan tetap berjuang untuk sehat. Semakin terpuruk maka kesehatan otak juga semakin memburuk. Salam sehat