(Business Lounge Journal – Art)
Gajah Gallery Jakarta kembali menampilkan sebuah pameran tunggal yang menarik. Sebuah pameran tunggal seniman asal Malaysia, Kayleigh Goh yang mengeksplorasi abstrak arsitektural dalam karyanya. Berjudul “Elevation: Kayleigh Goh’s Exploration of Abstract Architecture-scapes” ini pun menjadi pameran tunggal perdana Goh di Jakarta.
Goh sebenarnya tidak memiliki latar belakang ilmu arsitektur atau pun seni tata tuang, tetapi evolusi praktik artistik Goh selalu menggabungkan seni arsitektur ke dalam karya seni rupa-nya. “Elevation” pun memperlihatkan sebuah perkembangan dari karya-karya sebelumnya namun tetap mempertahankan karakteristik kekaryaannya yang khas. Goh memang dikenal atas kepiawaiannya dalam menciptakan ruang-ruang ilusi.
Pada tahun 2018, Goh juga pernah mengadakan pameran tunggal dengan tema “And Yet, If Only”, di Gajah Gallery Singapura. Pameran ini menjadi fondasi eksplorasi ruang-ruang liminal dalam kerangka konstruksi arsitektur tradisional.
Dalam karya terbarunya, praktik artistik Goh melampaui batasan representasi arsitektur konvensional. Ia menyertakan abstraksi dalam karyanya sehingga menghadirkan kemegahan lanskap, langit, dan perairan yang berpadu padan dengan garis-garis interior yang presisi yang mendefinisikan identitas artistiknya. Perubahan yang disajikannya kini menandakan evolusi besar dalam perjalanan artistik Goh, yang dipengaruhi oleh studinya di luar negeri dan ketertarikannya pada abstraksi.
Pameran “Elevation” telah memberikan sebuah narasi atas hasil karya Goh. Di satu sisi, hasil karyanya juga menampilkan susunan geometris total yang juga berpadu dengan bentuk-bentuk organik serta menggabungkan ketidakaturan seperti batu, pecahan beton, dan ubin. Kontradiksi ini menciptakan interaksi dinamis antara struktur dan keluwesan, mengajak penontonnya untuk mempertimbangkan kembali batasan representasi arsitektur.
Berlangsung di Gajah Gallery Jakarta, sebuah ruang dengan elemen-elemen arsitektural yang ditandai dengan penerangan cahaya alami, langit-langit yang tinggi, dan pilar-pilarnya yang persegi. Perpaduan ini membuat pameran Goh mengajak pengunjung untuk merenungkan kembali hubungan simbiosis antara ruang yang kita tempati dengan dunia yang lebih luas.
Dibuka pada Sabtu, 20 April 2024, pameran ini akan berlangsung hingga Minggu, 19 Mei 2024.
Tentang Kayleigh Goh
Goh yang berbasis di Singapura, merupakan salah satu seniman muda yang reflektif dan inovatif di regional ini. Terinspirasi oleh implikasi psikologis dan puitis dari sebuah tempat, karya-karyanya lembut dan tenang, dengan halus menggerakkan penikmatnya untuk merenungkan gagasan fundamental namun esensial, yaitu tentang rumah dan istirahat. Dalam kehidupan perkotaan yang serba cepat, ia memberikan kita akses ke ruang metafisik di mana kita dapat dengan aman membongkar emosi keputusasaan yang belum terselesaikan. Karya-karyanya kemudian menawarkan pelarian sementara dari kerumitan dan ketidaksesuaian dalam hidup.
Dengan menggunakan material semen dan kayu di sebgai besar karyanya, Goh menggunakan metode yang sangat canggih untuk menciptakan rasa tenang. Di zaman modern, masyarakat kerap kali mengasosiasikan semen dengan unsur dingin dan brutalisme. Kejeniusan karya Goh kemudian terletak pada bagaimana ia menggunakan material untuk menciptakan rasa tenang yang paradoks. Dia menjelaskan bahwa kombinasi kayu dan semen yang diekspos terhubung dengan apresiasinya terhadap teh panas di hari yang dingin. Dalam konteks ‘terlalu banyak’ (terlalu banyak hal yang harus dilakukan, terlalu banyak makanan yang harus dimakan, terlalu banyak pikiran), Goh berusaha keras untuk mencapai keseimbangan. Kehangatan kayu dan dinginnya beton bekerja sama untuk mencapai rasa harmoni yang tidak selaras, namun nyaman.
Lebih mendalam, sang seniman menganggap semen merupakan material yang dekat dengannya. Bagi dia, hutan beton telah begitu menyatu dengan kehidupan kita sehingga reputasi reputasi negatifnya sudah tidak relevan lagi. Garis-garis tegas yang ada dalam karyanya juga menantang kesan umum bahwa desain geometris tidak memiliki emosi. Sudut 90 derajat dalam desain perkotaan, warna dinding yang datar, dan banyaknya semen telah menjadi elemen yang tidak asing lagi bagi masyarakat kota. Karya-karyanya dengan demikian memprotes gagasan yang telah lama dipegang dan sebaliknya, merangkul kota sebagai ruang untuk penyembuhan.
Goh saat ini adalah seorang praktisi seni independen yang berbasis di Singapura dan Malaysia. Ia menerima gelar BA (Seni Rupa) dari Singapore Lasalle College of the Arts pada tahun 2016 dan telah berpartisipasi dalam berbagai pameran kelompok di Singapura dan Malaysia. Ia mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gajah Gallery pada bulan Oktober 2018.