10 Tren Teknologi yang Akan Mempengaruhi Strategi Pemasaran Anda (Bagian 3)

(Businesslounge Journal-Marketing & Service)

Meskipun banyak prinsip pemasaran yang tetap sama setiap tahunnya, alat yang digunakan bisnis untuk mencapai kesuksesan pemasaran sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Saat ini, periklanan digital dan kecerdasan buatan memainkan peran penting dalam taktik pemasaran bisnis. Setiap tahun, ada lebih banyak tren teknologi yang harus diperhatikan oleh para wirausaha. Berikut ini kelanjutan dari 10 tren yang kami yakini harus dimanfaatkan oleh usaha kecil pada tahun ini.

7. Teknologi DeFi belum mati.
Tren e-niaga berpusat pada Web3 di mana bisnis menggunakan tren DeFi untuk meningkatkan profil mereka ke tingkat yang lebih tinggi. “DeFi” berarti keuangan terdesentralisasi dan mengacu pada blockchain, mata uang kripto, dan token non-fungible (NFT). Meskipun teknologi ini mengalami kemunduran kecil dalam sejarah baru-baru ini, jangan berharap teknologi ini akan berhasil. Dengan semakin banyaknya kasus penggunaan yang muncul di bidang DeFi, diharapkan alat-alat ini akan diadopsi secara bertahap.

Teknologi seperti buku besar P2P bersama menjadikan bisnis lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan transparan. Blockchain menawarkan kontrak pintar yang memverifikasi, menjamin, dan menegakkan transaksi. NFT lebih dari sekedar seni; mereka juga memiliki aplikasi dalam pelacakan dan manajemen rantai pasokan. Carilah teknologi-teknologi ini untuk diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasi tantangan rantai pasokan yang telah mengganggu perekonomian dalam sejarah baru-baru ini.

8. Metaverse akan pulih.
Metaverse adalah perpaduan futuristik antara virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan kecerdasan buatan (AI), yang berpuncak pada pengalaman 3D imersif baru yang memungkinkan pengguna mengaburkan fisik dengan digital. Meskipun metaverse kesulitan untuk diluncurkan tahun lalu, diperkirakan akan ada adopsi yang lebih luas seiring dengan peningkatan teknologi dan perusahaan menyesuaikan diri dengan ekspektasi pengguna.

Contoh aksi metaverse termasuk iklan interaktif seperti NASCAR di platform game interaktif Roblox. Pengguna dapat membuat avatar mereka sendiri yang memungkinkan mereka untuk “merasakan” pengalaman tanpa asebenarnya membelinya. Hal ini memunculkan istilah terbaru dalam industri pemasaran, “gamevertising”, yang mana pemasar dan merek menggunakan game untuk mengiklankan produk mereka.

Di bidang ritel, merek juga menggunakan teknologi seperti augmented reality untuk menciptakan pengalaman belanja campuran di mana pembeli, melalui avatar mereka, dapat mencoba pakaian secara virtual, duduk di kursi, tinggal di wilayah geografis tertentu, dan sebagainya.

Metaverse adalah salah satu tren pemasaran paling kolosal akhir-akhir ini, dan kita sedang berada di awal perjalanannya. Ini menghilangkan batasan antara fisik dan virtual, sehingga memicu model bisnis direct-to-avatar (D2A) baru.

9. Masa depan tanpa cookie (masih) sedang dalam perjalanan.
Google mungkin telah menunda rencana “tanpa cookie” hingga tahun 2024, namun masa depan tanpa cookie masih dalam perjalanan. Google berencana untuk meluncurkan fitur pelacakan tanpa cookie tahun depan, namun memperkirakan beberapa pengujian awal akan dimulai lebih cepat dari itu. Perusahaan saat ini mencoba menyeimbangkan kebutuhan pengguna, pengiklan, dan penerbit dalam mengembangkan sistem pelacakan tanpa cookie — bukan tugas yang mudah.

Bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis dan pengiklan atau pemasar? Organisasi yang bijaksana perlu memperhatikan bahwa dalam waktu dekat, cookie akan memberi jalan bagi alternatif cookie seiring dengan meningkatnya kekhawatiran privasi pelanggan dan peraturan seperti GDPR. Namun, untuk mendapatkan hasil maksimal dari kampanye iklan mereka, mereka harus mahir menggunakan alat tanpa cookie yang menggantikan standar saat ini.

10. Keberagaman, kesetaraan dan inklusi kini menjadi hal yang sangat penting.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah membahas kebijakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi diversity, equity and inclusion (DE&I) terutama karena kebijakan tersebut berkaitan dengan tenaga kerja internal dan praktik perekrutan. Harapkan DE&I menjadi sangat penting dalam pemasaran digital juga. Pengguna ingin melihat kampanye pemasaran dan iklan yang mencerminkan keragaman dunia di sekitar mereka, jadi pertimbangkan DE&I dalam gambar dan pesan yang Anda buat untuk kampanye pemasaran Anda.

Merek yang melibatkan beragam orang dalam pemasarannya cenderung menghasilkan penjualan yang lebih baik di semua demografi. Misalnya, studi Adobe menunjukkan bahwa 61 persen konsumen melaporkan bahwa keberagaman dalam pemasaran dan periklanan penting bagi mereka, dan 38 persen lebih cenderung mendukung merek yang menjalankan kampanye pemasaran yang beragam dibandingkan merek yang tidak menjalankan kampanye pemasaran yang beragam. Generasi Z secara khusus menekankan keberagaman ras dan gender dalam pemasaran dan mengharapkan merek untuk terlibat dalam diskusi kesetaraan sosial, yang menunjukkan bahwa tren ini memiliki daya tahan yang kuat.

(Bersambung ke Artikel Selanjutnya)