(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)
Kamu hobi memasak? Hobi memasak dapat menjadi peluang untuk menghasilkan uang dengan rasa senang karena ada passion di dalamnya.
Profesi sebagai seorang chef kini banyak diminati anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan yang senang memasak atau membuat kue. Kebanyakan mereka berpikir bahwa profesi ini menyenangkan untuk dipelajari dan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup besar, tergantung pada keahlian, pengalaman dan reputasi mereka.
Untuk berkarir menjadi seorang chef, seseorang dapat mengikuti program pendidikan kuliner yang rata-rata ditempuh dalam tiga tahun dan mengikuti pelatihan di restoran atau hotel. Kemudian, mereka bisa meniti karir mulai dari posisi paling bawah di dapur hingga posisi chef.
Gaji seorang chef yang belum berpengalaman rata-rata berkisar antara 3-6 juta per bulan, sedangkan gaji seorang chef yang sudah berpengalaman bisa mencapai 10-15 juta per bulan, bahkan bisa lebih bila memiliki keahlian-keahlian yang khusus.
Jika tidak sebagai chef, hobi memasak juga dapat menjadi peluang berbisnis makanan atau kuliner yang menguntungkan, tentunya dengan kualitas dan rasa makanan yang menjual.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memulai bisnis masakan adalah:
1. Menentukan jenis masakan yang ingin dijual
2. Menentukan target pasar
3. Membuat resep yang unik dan berkualitas
4. Memperoleh izin usaha
5. Menentukan lokasi dan harga yang wajar
6. Melakukan promosi melalui media sosial atau media lainnya.
Beberapa media sosial yang dapat dipakai untuk promosi bisnis kuliner adalah Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok. Instagram dan TikTok memiliki potensi yang lebih besar untuk mendatangkan pembeli karena memungkinkan pengguna untuk membagikan foto dan video produk serta menyertakan link menuju penjualannya.
Terlepas dari situasi pasca pandemi saat ini, bisnis kuliner di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan berbasis lokal maupun internasional.
Bisnis ini juga dapat dilakukan online maupun offline. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Bisnis online memberikan kelebihan dalam hal jangkauan pasar yang lebih luas, biaya yang lebih rendah, dan fleksibilitas waktu. Namun, kekurangan bisnis online adalah sulitnya menjaga kualitas produk dan pelayanan karena terpisah jarak antara penjual dan pembeli serta minimnya interaksi langsung dengan pelanggan.
Sedangkan bisnis offline memberikan kelebihan dalam hal interaksi langsung dengan pelanggan, perasaan aman dan nyaman bagi pelanggan dalam mengonsumsi makanan, dan kualitas produk yang mudah dijaga. Namun, kekurangannya adalah biaya dan modal usaha yang lebih besar serta kurangnya jangkauan dan eksposur terhadap pasar.
Pilihan online atau offline tentunya harus dipertimbangkan matang-matang. Bisa saja dimulai dari online dulu baru offline, semua dapat disesuaikan dengan kondisi dan modal yang dimiliki.
Photo by Pylyp Sukhenko