Perhitungkan 9 Risiko Usaha ini dan Lakukan Antisipasinya! Kamu Sudah?

(Business Lounge Journal – General Management)

Semua keputusan yang kita ambil di dalam hidup sehari-hari selalu mempunyai risiko. Begitu juga di dalam dunia bisnis. Beberapa kali saya mendengar para pebisnis muda yang berkomentar ‘jalan saja dulu, risiko belakangan’. Ups…jika bagi mereka yang bermodal besar, mungkin untuk ‘coba-coba berbisnis’ tidak jadi masalah. Hari ini buka kedai kuliner, jika beberapa bulan rasanya enggan diteruskan ya … tutup saja. Selanjutnya kan bisa coba bisnis fesyen sambil lihat-lihat kira-kira cocoknya apa.

Mungkin modal tidak menjadi masalah, tetapi masalah waktu, itu tidak dapat diukur dengan uang. Jadi sebaiknya, ketika kita hendak memulai sebuah usaha, maka cobalah untuk memperhitungkan risiko apa saja yang harus diperhitungkan. Ini tidak hanya berbicara tentang materi, tetapi tentang segala sesuatu mengandung risiko.

Pada umumnya risiko usaha dapat berkaitan dengan beberapa faktor, misalnya adanya perubahan lingkungan, lifestyle, masalah sosial dan ekonomi, tren yang sedang berkembang di pasar, hingga perkembangan teknologi dan budaya.

Tetapi ada juga risiko-risiko yang perlu diperhatikan karena terkait erat dengan individu atau SDM (Sumber Daya Manusia). Misalnya, kurang tepat dalam mengambil keputusan, waktu persiapan yang kurang, ketidakpahaman akan cara kerja sistem, kurangnya sosialiasi, kurangnya kordinasi, bahkan unsur-unsur kurang adanya tanggung jawab. Tidak hanya itu, risiko usaha juga dapat ditimbulan dari perencanaan yang kurang matang, modal yang kurang, SDM yang kurang memiliki skill, atau budaya kerja yang kurang baik.

Jadi sebenarnya ada banyak risiko yang harus diperhatikan ketika kita mulai mempersiapkan usaha kita.

Risiko Produksi. Ini merupakan risiko yang timbul karena proses produksi, misalnya adanya produk gagal, cacat produk, atau barang yang diproduksi tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Hal ini jelas akan menimbulkan beberapa kerugian, misalnya barang yang cacat tidak dapat dijual, atau ketika barang yang tidak sesuai sampai ke tangan konsumen maka akan menurunkan citra sebuah brand atau perusahaan.

Sebagai antisipasi: susunlah standar kualitas produksi dan sosialisasikanlah kepada semua yang terkait.

Risiko Finansial. Ada banyak hal yang terkait dengan risiko finansial. Ini tentu saja berbicara tentang berapa besar kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan. Misalnya, adanya ketidakpastian berapa besar pendapatan yang akan diperoleh dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Lainnya lagi terkait dengan risiko produksi.

Sebagai antisipasi: susunlah anggaran dan strategi yang diperlukan guna meminimalkan jumlah kerugian. Dalam setiap keputusan maka susunlah perencanaan keuangan berikut langkah antisipasi untuk meminimalkan kerugian.

Risiko Pemasaran. Ini tentu saja sesuai dengan proses pemasaran produk. Kerugian yang sering kali terjadi adalah diakibatkan kurangnya keterampilan dalam menjual produk. Sehingga setiap tenaga penjualan berupaya untuk mencari polanya sendiri-sendiri untuk berjualan. Kesalahan teknik marketing dan tidak adanya strategi pemasaran akan memperbesar risiko.

Sebagai antisipasi: temukan teknik penjualan yang tepat sesuai dengan produk yang Anda miliki dan perlengkapi semua tenaga pemasaran dengan teknik dan keterampilan tersebut. Jangan ragu untuk mengikuti seminar, workshop, atau pelatihan yang diadakan oleh berbagai institusi yang lebih kompoten dalam bidang pemasaran.

Risiko Sumber Daya Manusia. Kesalahan yang dilakukan manusia atau human error merupakan hal yang sering kali terjadi dan tidak dapat dielakkan. Tetapi bukan berarti tidak dapat diminimalkan. Kuncinya ada pada tangan para pemimpin yang harus dapat menentukan SDM seperti apakah yang diinginkan  ada pada perusahaannya.

Sebagai antisipasi: susunlah budaya perusahaan serta nilai-nilai perusahaan. Sebab inilah yang akan menentukan karakter, etos kerja, dan perilaku seluruh karyawan. Tentukan kompetensi yang harus dimiliki setiap jabatan dan jadikan acuan dalam melakukan rekrutmen.

Risiko Lingkungan. Saat ini, ramah lingkungan adalah sebuah tuntutan konsumen yang dirasa wajar baik itu dalam produksi barang, maupun jasa. Masyarakat pun menuntut untuk perusahaan meminimalkan limbah produksi. Apalagi saat ini sudah banyak regulasi yang mengatur soal pencemaran lingkungan.

Sebagai antisipasi: buatlah alur pembuangan limbah yang tidak mendekati perumahan penduduk. Sebagai alternaitf Anda dapat menampung limbah secara sementara dan kemudian membuangnya di waktu tertentu yang tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

Risiko Teknologi. Pada zaman ‘melek teknologi’ seperti sekarang ini, maka menggunakan teknologi sering kali menjadi solusi untuk dapat menjadi lebih efisien. Namun tetap ada risiko yang harus diperkirakan ketika terjadi mengoperasikan teknologi akibat kesalahan yang dilakukan SDM.

Sebagai antisipasi: jangan berhenti untuk melakukan pelatihan atas penggunaan semua peralatan teknologi dan lakukan maintenance secara berkala.

Risiko Peraturan Pemerintah. Peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah tentu saja tidak dapat diabaikan. Menaatinya adalah sebuah pilihan satu-satunya. Karena itu penting bagi Anda untuk memastiskan sejak awal bahwa semua yang terkait dengan bisnis dan operasional perusahaan Anda tetap sejalan dengan peraturan Pemerintah. Sehingga selalu ada jaminan bagi Anda untuk dapat beroperasi dengan baik. Di lain pihak, kepatuhan terhadap peraturan Pemerintah tentu saja akan meningkatkan kepercayaan konsumen serta partner bisnis Anda.

Sebagai antisipasi: Tunjuklah penanggung jawab yang akan selalu mengikuti semua peraturan pemerintah yang terkait.

Risiko Perbaikan. Anda tentu tahu bahwa tanpa adanya sebuah inovasi, maka dapat dikatakan dengan mudah Anda akan dapat terlempar dari medan persaingan. Sudah ada banyak contoh brand yang kini telah “tiada” akibat tidak adanya inovasi. Namum inovasi tentu saja terkait erat dengan biaya. Salah melakukan inovasi tentu saja akan menimbulkan kerugian. Misalnya Anda melakukan inovasi teknologi di daerah yang belum memiliki infrastruktur yang siap. Tentu saja hanya akan mengakibatkan kerugian.

Sebagai antisipasi: Proyek inovasi bukanlah proyek dalam semalam. Anda harus merencanakannya dalam perencanaan jangka panjang dan pastikan prospek apa yang ada di depan terkait inovasi yang dilakukan.

Risiko Pengembangan Asset. Ketika Anda telah berhasil mencapai keberhasilan yang Anda targetkan, maka sudah dapat dipastikan Anda akan mulai melirik tempat-tempat lain atau area-area lain untuk melakukan pengembangan. Salah satu yang dapat Anda lakukan adalah dengan cara membeli asset-asset baru untuk kegiatan operasional perusahaan. Namun Anda harus memiliki perhitungan yang tepat untuk meminimalkan risiko yang dapat muncul sebagai dampak keputusan Anda.