(Business Lounge Journal – News and Insight)
Tahun 2021 baru saja mulai dan rasanya tahun ini akan menjadi tahun yang penting untuk aplikasi sosial. Aplikasi paling populer di dunia, WhatsApp, baru saja mengumumkan perubahan pada kebijakan privasinya yang akan meningkatkan kemampuan Facebook untuk menggunakan data penggunanya. Akibatnya, beramai-ramai pengguna aplikasi yang telah dibeli Facebook pada tahun 2014 ini pun beralih dari Whatsapp. Telegram menjadi salah satu tujuannya.
Pada Selasa, 12 Januari, Telegram memberikan pernyataan bahwa aplikasi yang didirikan oleh Pavel Durov ini telah memperoleh 25 juta pengguna baru dalam 72 jam terakhir. Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2013 ini juga mengumumkan telah mencapai 500 juta pengguna aktif di minggu pertama Januari. Sebagai perbandingan, rata-rata aplikasi ini memiliki sekitar 1,5 juta pengguna baru per hari pada tahun 2020. Durvov yang juga bertindak sebagai CEO Telegram mengatakan bahwa hal ini merupakan dampak dari janji privasi dan keamanan perusahaannya yang sederhana dan diletetakkan di atas segalanya.
Pavel Durov juga menuliskan pada akun telegramnya “Orang-orang tidak lagi ingin menukar privasi mereka dengan layanan gratis. Mereka tidak ingin lagi disandera oleh monopoli teknologi yang tampaknya berpikir bahwa mereka dapat melakukan apa saja selama aplikasi mereka memiliki massa pengguna yang kritis.”
Sebagian besar pengguna baru Telegram berasal dari Asia (38%), Eropa (27%), dan Amerika Latin (21%), dengan sekitar 8% mendaftar dari kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Telegram baru-baru ini juga menyatakan rencananya untuk melakukan monetisasi namun tetap berjanji tetap menjaga privasi pengguna tanpa kompromi. Monetisasi yang dilakukan dalam salah satunya melalui iklan, juga fitur premium berbayar yang akan ditujukan untuk bisnis atau tokoh-tokoh tertentu yang membutuhkannya. Sementara semua yang saat ini dapat digunakan secara gratis akan tetap gratis.
RB/VMN/BLJ