(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)
Sebenarnya industri pariwisata adalah salah satu pasar terbesar dunia; sampai kemudian pandemi COVID-19 melanda dan memukul industri ini juga industri travel di seluruh negara. Mulai dari para pelancong sejati hingga mereka yang akan melakukan perjalanan dengan berbagai tujuan lainnya, beramai-ramai memutuskan untuk membatalkan atau menunda perjalanan mereka ketika angka penderita COVID-19 menyebar ke seluruh dunia. Dengan sangat berat, lalu lintas perjalanan di seluruh dunia pun dihentikan. Banyak negara melarang orang asing memasuki negara mereka serta menutup perbatasan luar mereka. Tidak hanya itu, beberapa negara memutuskan untuk menutup tempat-tempat umum, termasuk restoran, hotel, dan tempat-tempat wisata. Maskapai penerbangan pun sempat tidak bisa beroperasi. Begitu juga dengan kapal pesiar yang sempat melakukan karantina di tengah lautan. Ya, ada dua hal yang sebenarnya dikuatirkan: infeksi dapat menyebar dengan cepat melalui dunia pariwisata internasional karena mobilitas yang tinggi, namun di sisi lain pandemi juga dapat mempengaruhi pariwisata.
Hal ini jelas saja memberikan dampak yang significant pada pendapatan negara-negara yang mengandalkan sektor pariwisata. Salah satunya adalah Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada bulan Oktober 2020 mengalami penurunan drastis sebesar 88,25 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan Oktober 2019. Tetapi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, September 2020, kondisi ini justru meningkat sebesar 4,57 persen. Secara kumulatif (Januari–Oktober 2020), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,72 juta kunjungan atau turun sebesar 72,35 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 13,45 juta kunjungan.
Dari sisi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Oktober 2020 mencapai rata-rata 37,48 persen atau turun 19,29 poin dibandingkan dengan TPK bulan yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar 56,77 persen. Tetapi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TPK bulan ini mengalami kenaikan sebesar 5,36 poin.
Sedangkan secara global, menurut data UNWTO World Tourism Barometer, kedatangan turis internasional (pengunjung yang bermalam) turun 72% pada Januari-Oktober 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan dalam sepuluh bulan pertama tahun ini mewakili 900 juta lebih sedikit kedatangan wisatawan internasional dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019, dan mengakibatkan hilangnya pendapatan ekspor sebesar US $ 935 miliar dari pariwisata internasional, lebih dari 10 kali lipat kerugian pada tahun 2009. di bawah pengaruh krisis ekonomi global
Berjuang di tengah pandemi dengan konsep staycation
Sejak pandemi berlangsung, sebagian besar hotel di seluruh dunia terus berjuang untuk tetap dapat beroperasi walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini tidak mudah. Lalu apa yang dapat diharapkan ketika para wisatawan manca negara enggan untuk melakukan perjalanan jauh untuk berlibur? Harapan tertumpu pada para wisatawan lokal. Berbagai hotel pun berlomba-lomba menawarkan harga termurah demi mendapatkan tamu. Hal ini bersambut ketika masyarakat merasakan kejenuhan dan mulai mencari hiburan. Maka konsep staycation pun menjadi sebuah konsep murah meriah yang mulai diminati banyak orang.
Hal ini tentu saja menolong pemulihan industri pariwisata. Hotel-hotel mulai menawarkan berbagai konsep staycation yang menarik dengan harga murah dan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Konsep staycation sebenarnya bukan baru saja muncul, tetapi menjadi marak ketika industri pariwisata menangkap adanya kebutuhan dari masyarakat untuk relaksasi sejenak setelah harus stay at home selama berbulan-bulan. Perpaduan antara stay dan vacation, menjadikan staycation tidak harus berada jauh dari rumah, malah beberapa orang sengaja memilih menginap di lokasi yang masih terbilang dekat dengan rumah sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang relatif mahal termasuk tidak perlu mengeluarkan biaya tiket pesawat. Tetapi mereka dapat merasakan sebuah suasana liburan.
Pada bulan September, Wego, sebuah situs dan aplikasi pembanding harga tiket pesawat serta hotel yang berbasis di Singapore melakukan riset dan mencatat, jumlah pencarian hotel sepanjang Mei hingga Agustus 2020 menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan. Ada empat lokasi staycation paling diminati di Indonesia saat pandemi dengan pencarian terbanyak, terutama saat momen-momen libur panjang, yaitu Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Bali.
Outlook 2021
Pertambahan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada beberapa bulan terakhir ini adalah sebuah perkembangan yang positif. Juga termasuk mereka yang pada survei yang dilakukan oleh Wego, sebanyak63 persen responden telah menjawab harapannya untuk dapat segera melakukan perjalanan.
Namun nampaknya perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi akan tetap menjadi yang diminati pada semester pertama tahun 2021 mengingat faktor kemudahan dan kenyamanan sambil tetap dapat menjaga jarak dengan orang lain. Mereka yang memutuskan untuk berlibur akan memilih tempat-tempat yang dapat terjangkau melalui perjalanan darat. Apalagi baru saja Menteri Luar Negeri Retno Marsudi lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/12/2020) mengumumkan adanya larangan masuk sementara untuk Warga Negara Asing ( WNA) dari seluruh negara ke Indonesia pada 1-14 januari 2021 sehingga perjalanan ke dan dari luar negeri tentu saja akan mengalami pembatasan.
Tetapi ketika bekerja secara remote telah menjadi sebuah kebiasaan, maka banyak orang dengan bebas memilih dari lokasi mana ia akan bekerja dan konsep staycation pun dapat menjadi pilihan yang menarik. Terutama pada tempat-tempat yang memiliki konsep alam atau berhubungan dengan udara terbuka. Hal ini akan membuat orang merasa lebih aman dan nyaman untuk tetap terhindar dari penularan Covid-19.
Kehadiran vaksin akan menjadi penambah angin segar pada industri ini, yang diharapkan akan membangkitkan kepercayaan bagi banyak orang untuk kembali melakukan liburan.
Ruth Berliana/VMN/BL/Editor in Chief Business Lounge Journal and Partner of Management & Technology Services, Vibiz Consulting