Belajar Mengembangkan Ide dari Skype dan TransferWise

(Business Lounge Journal – General Management) Taavet Hinrikus adalah pendiri TransferWise, sebuah layanan transfer uang yang bermarkas di London, Inggris. Kepada World Economic Forum, ia membagikan pengalamannya bagaimana ia pernah ikut mengembangkan Skype dan kini mengembangkan TransferWise. Bagi Hinrikus, pengalamannya memberikan keuntungan baginya.

Pada intinya kedua perusahaan ini memiliki konsep bisnis untuk memberikan kemudahan. Jika Skype dibangun dengan ide memberikan layanan bicara bagi seluruh dunia secara cuma-cuma, maka TransferWise memberikan layanan pengiriman uang semudah mengirimkan email. Kedua konsep ini dapat dikatakan cara pandang yang baru yang selama ini berbeda dengan apa yang kebanyakan orang pikirkan bahkan konsep yang sebelumnya telah berkembang dan terbukti bahwa kedua ide tersebut adalah ide yang hebat.

Hinrikus membagikan 3 hal yang dia pelajari dari pengalamannya bagaimana Anda dapat mengubah ide-ide brilian menjadi sebuah kenyataan.

Memahami permasalahan yang dipecahkan

Menurut Hinrikus, walaupun Skype dan TransferWise berada pada sektor yang berbeda, namun keduanya lahir dari sebuah situasi frustasi. Pada tahun 2003, Skype diluncurkan. Pada waktu itu, infrastruktur internet telah siap untuk menawarkan sebuah pengalaman berkomunikasi yang lebih kaya dan para konsumen pun sangat cepat beradaptasi. Pada tahun 2011, TransferWise diluncurkan di tengah rasa frustasi oleh karena lembaga perbankan tidak memberikan apa yang nasabah inginkan. Adanya motivasi untuk mendapatkan jalan keluar dari apa yang diinginkan. Bukan hanya sekedar memperbaiki apa yang kurang baik, namun menciptakan alternatif yang lebih baik serta sistem yang baru untuk mendapatkan jalan keluar.

Dalam upaya mendapatkan solusi dari apa yang Anda anggap sebagai masalah, maka penting bagi Anda untuk dapat meringkas permasalahan yang paling besar sekali pun ke dalam bentuk yang paling sederhana, sehingga solusi yang Anda perlukan sederhana juga.

Uji solusi yang Anda rumuskan

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah ide yang Anda miliki adalah ide yang tepat, yaitu dengan mengujinya. Terapkan dan lihatlah apa yang menjadi akibatnya.

Banyak orang berpikir ide yang dicetuskan oleh Skype tidak akan berhasil. Berbagai kekuatiran pun dilemparkan, apakah ada bandwidth yang cukup untuk melakukan fungsi tersebut atau mungkinkah manusia akan berbicara dengan komputer? Sedangkan yang lain mempertanyakan TransferWise, apakah orang akan mempercayai perusahaan ini untuk mengirimkan uang mereka.

Maka strategi yang pertama diterapkan adalah dengan menawarkan sesuatu yang murah bahkan gratis. Hal ini cepat sekali dimanfaatkan oleh banyak orang. Sejak saat itu maka proses pengembangan pun terus dilakukan secara berkelanjutan. Diterapkan, diuji, dikembangkan dan terus demikian.

Jangan membatasi

Tetaplah selalu bertanya “bagaimana jika?” Ide-ide brilian akan timbul saat Anda selalu mengembangkan pikiran Anda melampaui batas-batas yang ada. Seperti yang pernah dicetuskan oleh Steven Johnson bahwa sebuah pintu akan mengarahkan pada pintu lainnya. Tidak ada momen keberhasilan tunggal melainkan rangkaian kesempatan dan kemungkinan untuk yang akan membawa Anda pada peluang yang baru. Itulah keberhasilan sebuah inovasi.

Bila diibaratkan, sebuah benih dapat bertumbuh atas dukungan beberapa faktor, mulai dari kesuburan tanah, curah hujan, sinar matahari, bahkan apakah ada hama atau tidak. Demikian juga dengan sebuah ide. Ada banyak faktor yang memainkan peranan penting. Seperti prinsip bahwa Anda akan menuai apa yang Anda tabur, maka demikianlah Anda akan menuai keberhasilan hanya pada sesuatu yang pernah Anda taburkkan. Jadi jangan berhenti untuk beride dan tanamkanlah ide saudara agar kelak dapat bertumbuh dan menghasilkan buah.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Source: World Economic Forum

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x