Starbucks Antusias dengan Tiongkok, Targetkan 500 Toko Baru

(Business Lounge Journal – Global News) Starbucks Corp, rantai kopi terbesar di dunia, mengatakan pada hari Selasa (12/1) akan membuka 500 toko di Tiongkok tahun ini. Sebagai sebuah langkah yang menyatakan bagaiaman perusahaan ini tidak terpengaruh kondisi perlambatan ekonomi kekuatan terbesar kedua di dunia yang sebenarnya telah memukul banyak para peritel global. Chief Executive Howard Schultz mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal bahwa ia optimis pada negara yang paling padat penduduknya di dunia ini. Sehingga raksasa kopi ini akan membuka 500 toko di Tioongkok setiap tahun selama lima tahun ke depan.

Saat ini Starbucks yang berbasis di Seattle dan yang sudah menjalankan 2.000 toko di 100 di Tiongkok mengharapkan Tiongkok menjadi pasar terbesar Starbucks tanpa menentukan kerangka waktu.

Schultz memiliki keyakinan pada masa depan ekonomi Tiongkok, meskipun hingga saat ini ada begitu banyak pendapat dan isu-isu. Schultz pun akan mengunjungi Tiongkok pada pekan ini. Starbucks mengatakan bahwa mereka belum melihat perlambatan sistemik di Tiongkok, bahkan ketika kondisi ekonomi negara tirai besi ini telah menjadi kambing hitam atas menurunnya pendapatan perusahaan cepat saji lainnya seperti Yum Brands yang memiliki  KFC, Pizza Hut, dan pembuat cokelat Hershey Co.

Starbucks membukukan laba terbaik kuartal keempat secara global tahun lalu, dengan penjualan toko yang sama naik 6% di wilayah Tiongkok dan Asia Pasifik. Meski begitu, angka ini lebih rendah dari kenaikan 8% dalam penjualan toko yang sama secara global pada periode yang sama.

Pendapatan Starbucks untuk wilayah Tiongkok dan Asia Pasifik naik menjadi USD 652,2 juta pada kuartal keempat perusahaan, lebih dari dua kali lipat tahun sebelumnya.

Tiongkok sebenarnya adalah bangsa peminum teh, namun budaya kopi telah meledak di seluruh Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota yang penduduknya dapat membayar sekitar USD 5 dolar per cangkir. Potensi pasar yang belum dimanfaatkan masih besar: penduduk Tiongkok mengkonsumsi hanya 4,5 miliar cangkir kopi per tahun, jauh di bawah Amerika Utara yang mengkonsumsi 133,9 miliar cangkir per tahun, menurut data dari Euromonitor International. Konsumsi kopi Tiongkok harus naik 18% per tahun hingga tahun 2019, menurut Euromonitor, jauh melampaui pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,9%.

Perusahaan memang tidak melihat keuntungan yang tajam yang mereka lakukan di tahun-tahun sebelumnya dan harus bekerja lebih keras di tengah persaingan yang meningkat, tetapi tidak semua memprediksikan jatuhnya permintaan konsumen. Schultz mengatakan Starbucks juga akan mulai tahun ini untuk berinvestasi jutaan dolar untuk memberikan sekitar 10.000 barista dan toko supervisor gaji yang mencakup setidaknya 50% dari biaya perumahan mereka di Tiongkok. Tunjangan perumahan disesuaikan untuk biaya hidup dan akan bervariasi oleh kota, kata seorang juru bicara Starbucks.

Perusahaan memang menargetkan dengan Starbucks membuka 500 toko maka akan diciptakan 10.000 pekerjaan di Tiongkok setiap tahun hingga 2019 oleh karena perusahaan kopi ini terus berkembang di pasar terbesar di luar Amerika Serikat.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge Journal