(Business Lounge – Global News) Memasuki masa perkuliahan bagi sebagian orang merupakan saat memasuki masa kebebasan, sebab bagi mereka yang memiliki lokasi universitas jauh dari rumah, maka mereka harus tinggal terpisah dari orang tua dan memulai hidup dengan mandiri.
Bagi sebagian orang maka itu merupakan saat memasuki masa kedewasaan mereka. Tetapi bagaimana dengan para orang tua? Terkadang sulit bagi mereka untuk dapat melepas sang buah hati untuk tinggal berjauhan. Rasa kuatir sering kali menjadi lebih besar tentang bagaimana anak mereka nantinya dapat makan dengan baik, bagaimana keamanannya, dapatkah menjaga diri, dan sebagainya.
Apalagi universitas tidak dapat disamakan dengan Sekolah Tingkat Atas yang masih dapat memfasilitasi kehadiran orang tua di lingkungan sekolah. Bagi universitas, semua mahasiswa, baik yang baru sekali pun dianggap sudah cukup dewasa untuk dapat menjalani perkuliahannya tanpa dukungan orang tua.
Namun ada sesuatu yang berbeda pada beberapa universitas di Jepang. Oleh karena dari masa ke masa orang tua semakin vokal menyuarakan kekuatiran mereka atas sang anak, bagaimana kebebasan mewarnai gaya hidup para mahasiswa, adanya kekuatiran apakah sang anak akan hadir di kelas, apakah mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan sebagainya, maka pihak kampus pun berupaya untuk mengakomodir keinginan para orang tua di jepang. Hal ini sekaligus merupakan salah satu strategi untuk meretensi para siswa dan juga menarik minat calon mahasiswa baru, demikian seperti dilansir oleh Japantoday.
Beberapa universitas di Jepang bersedia untuk menenangkan kecemasan orang tua dengan beberapa program yang paling over-protektif yang dapat dipertimbangkan.
1. Aplikasi Smartphone untuk memeriksa kehadiran sang anak.
Pada beberapa universitas di daerah Kinki (Osaka, Kyoto, dan Nara, dll), banyak yang mengganti sistem kehadiran dengan bentuk digital, yang akan segera meng-upload ke server sehingga orang tua dapat langsung mengakses informasi mengenai kehadiran mahasiswa. Bahkan tidak hanya hadir atau tidak hadir, tetapi juga apakah mereka terlambat atau meninggalkan kelas lebih awal.
2. Mendapatkan sarapan gratis.
Sarapan adalah makan yang paling penting memulai hari. Namun bagi mahasiswa yang sangat sulit bangun pagi, mereka sering kali berangkat ke kampus dengan perut kosong. Karena itu beberapa universitas menyediakan makan pagi gratis atau menawarkan sarapan dengan harga yang sangat murah yaitu sekitar ¥ 100 atau sekitar IDR 12,200 dengan menu yang baik. Program ini merupakan upaya untuk meyakinkan orang tua bahwa anak-anak mereka mendapatkan cukup makanan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran saat belajar.
3. Tahun pertama masih diterapkan sistem wali kelas.
Pada beberapa universitas, sistem wali kelas masih diperkenalkan bagi mahasiswa baru. Setiap minggu mereka akan berkumpul satu atau dua kali untuk melakukan hal yang persis sama yang mereka lakukan pada saat mereka masih duduk di bangku sekolah. Wali kelas akan berkonsultasi tentang catatan, kehadiran, nilai ujian, dan akan memberikan dorongan kepada mahasiswa yang membutuhkannya. Hal ini jelas akan memudahkan orang tua untuk mengawasi anak mereka dan melenyapkan kekuatiran.
4. Adanya sistem untuk menolong siswa untuk mendapatkan pekerjaan.
Pihak kampus menyadari bahwa hal yang dapat menimbulkan stres pada waktu mahasiswa Jepang sudah harus mencari pekerjaan, yaitu mereka harus menghadiri rangkaian test dan interview yang terkadang melelahkan. Hal ini juga merupakan bagian yang dikuatirkan orang tua. Untuk meringankan tekanan tersebut, pihak universitas menciptakan program-program yang akan membantu siswa mulai dari hari pertama pendaftaran. Siswa dan orang tua akan diminta untuk menghadiri kelas mencari pekerjaan secara bersama-sama.
Pro dan kontra masih terjadi untuk keempat hal di atas. Bagi para mahasiswa keempat hal di atas dapat jadi mengganggu kebebasan mereka, kecuali untuk sarapan gratis yang akan membantu mereka. Tetapi bagi orang tua, program-progam tersebut akan sangat menolong mereka.
Jika Anda seorang mahasiswa, apakah program ini berguna bagi Anda? Jika Anda adalah orangtua, apakah Anda akan menggunakan program ini jika ditawarkan?
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge