Atasi Krisis dengan Strategi Pelatihan

(Business Lounge – Empower People) Perlambatan perekonomian yang dihadapi Tiongkok saat ini memang sedikit banyak mempengaruhi negara-negara di dunia juga berdampak pada raksasa-raksasa industri yang harus berjuang untuk dapat tetap survive. Berbagai cara dan strategi dilakukan bagaimana dapat tetap mendongkrak penjualan dan tetap memenangkan pasar. Para tim business strategic pun dikerahkan untuk menemukan strategi yang dipandang tepat untuk tetap dapat menghasilkan uang.

Strategi yang biasanya muncul adalah bagaimana dapat meningkatkan pendapatan dan menekan pengeluaran. Maka pada umumnya pelatihan dikurangi untuk dapat memotong anggaran. Namun apakah memang demikian?

Siapakah yang berperan penting dalam meningkatkan penjualan? Tentu saja (Sumber Daya Manusia) SDM. Lalu siapakah juga yang memegang peranan penting untuk mempertahankan bisnis? Lagi-lagi SDM. Memutuskan untuk melakukan pengurangan tenaga kerja, memberhentikan pelatihan, memotong semua biaya pengembangan karyawan, belum tentu menjadi solusi yang terbaik.

Pada saat seperti ini, siapakah yang sebenarnya berperan penting untuk dapat tetap mendukung perusahaan? Unit Business? Tentu saja. Tetapi jangan lupa bahwa masih banyak tim lain yang sangat berperan untuk memberikan dukungannya. Apalagi kalau bukan management team bersama dengan human resources team? Begitukah? Ya, tentu saja. Sebab penting untuk mengetahui bahwa dalam segala kesulitan maka setiap individu akan menjadi kunci keberhasilan untuk sebuah organisasi dapat bertahan.

Belajar dari Strategi BMW di Tiongkok

Menghadapi masa sulit di Tiongkok, BMW melakukan berbagai pelatihan untuk para dealer yang dimilikinya. (Baca: BMW Mengadakan Pelatihan Dealer untuk Melawan Perlambatan Penjualan). Tetapi tidak hanya kepada para dealer, melainkan juga kepada para karyawannya. Berikut beberapa hal yang dilakukan oleh BMW sehubungan dengan strategi pelatihannya:

1. Mengintensifkan program pelatihan, mengajar dealer tentang bagaimana memaksimalkan pendapatan dari bisnis lebih dari sekedar menjual mobil baru.

Pada umumnya dealer memiliki mindset bagaimana menjual mobil baru. Namun di tengah-tengah krisis seperti ini, BMW mengajarkan para dealer bagaimana menghasilkan uang selain menjual mobil baru. Selain itu ada beberapa pelatihan startegic yang juga diberikan seperti bagaimana mengidentifikasi daerah-daerah yang masih dapat menjadi sasaran penjualan, mempelajari jenis-jenis pelanggan, atau pengetahuan-pengetahuan lainnya. Selain juga membuka bisnis baru yang berkaitan seperti layanan jemput dan antar untuk service mobil.

2. Mengajarkan para frontliner untuk menulis pesan seluler.

Hal ini mungkin sebuah strategi baru yang dilakukan BMW, yaitu bagaimana para frontliner yang menjaga pameran diajarkan menuliskan pesan seluler untuk melakukan follow up kepada para calon pembeli mobil, yaitu mereka yang mampir untuk melihat-lihat pameran. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat menimbulkan minat beli pelanggan.

3. Membuat pelatihan keterampilan dasar.

Salah satu yang diajarkan adalah keterampilan berkomunikasi lewat telepon. Kedengarannya sederhana, tetapi bukankah ini telah menjadi kekuatan pemasaran?

Individu Menjadi Kuncinya

Saya ingat ketika berbincang dengan salah seorang direktur dari sebuah perusahaan yang memiliki pengalaman berharga saat perusahaan yang dipimpinnya melalui krismon pada tahun 1998 – 1999. Kedengarannya sederhana, tetapi apa yang dilakukan sang pemimpin bersama dengan tim SDM dikenang oleh banyak orang bahkan menyelamatkan bisnis yang dipimpinnya. Kondisi saat itu sangat sulit sehingga aktifitas penjualan nyaris benar-benar terhenti. Sang pemimpin pun berkeliling ke semua cabang yang dimilikinya untuk memberikan pelatihan singkat. Namun sebenarnya bukan sekedar pelatihan singkat namun menyiratkan sebuah dukungan moril untuk membangkitkan mental dan kepercayaan diri semua tim.

Pelatihan dan Kepercayaan Diri

Pelatihan bukanlah sesuatu yang diberikan tanpa dampak yang berarti. Sekecil apa pun pelatihan diberikan maka hal itu akan memberikan dampak kepada individu. Selain pengetahuan yang bertambah, kepercayaan diri pun akan semakin meningkat sehingga keinginan untuk tetap maju dan bertahan di masa sulit akan tetap ada.

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x