(Business Lounge – Dominate the Market) Dunia online bukan lagi dunia asing saat ini. Perkembangan internet semakin maju, maka berbagai informasi tidak hanya diperoleh melalui surat kabar atau televisi, tetapi melalui media online. Dukungan pemerintah pun sangat baik merespon perkembangan dunia internet ini. Seperti Pemerintahan Jokowi – JK saat ini telah memasang target konektivitas yang dituangkan dalam RPI (Rencana Pitalebar Indonesia), yang menargetkan sebanyak 135 kota dan kabupaten sudah terkoneksi pada tahun 2019 (Ekonomi Digital, Primadona Masa Depan Ekonomi Indonesia, Vibiznews, 8 Juli 2015).
Dengan semakin banyaknya pengguna internet, maka internet menjadi tujuan juga untuk promosi dan periklanan. Namun periklanan di media online ternyata sangat berkembang, dalam arti kreatifitas membuat iklan di media online lebih terbuka dan lebih bervariasi, bahkan dapat dalam berbagai jenis dan desain. Berbeda dengan iklan di surat kabar maupun televisi, ketika iklan sudah ditetapkan di suatu tempat maupun di suatu program acara.
Kreatifitas Periklanan : Menyenangkan atau Menggangu?
Dengan beriklan di media online, maka semakin banyak desain yang dapat dibuat, terlebih lagi dapat ditempatkan pada berbagai posisi atau lokasi di media online tersebut. Bahkan dapat diatur untuk muncul saat suatu halaman dibuka (pop up), atau tampilannya yang bergerak (flash), atau berwarna-warni, dan banyak lainnya. Jasa penyediaan iklan media online pun dapat disesuaikan (customized advertising), sesuai keinginan klien masing-masing.
Namun kreatifitas yang tidak terbendung ini ternyata membawa suatu dampak yang kurang menyenangkan. Coba Anda bayangkan saat membuka suatu halaman karena tertarik ingin membaca suatu berita atau artikel, tiba-tiba muncul iklan di depan mata Anda, maka ini akan dapat mengganggu Anda. Demikian juga desain iklan yang begitu ramai dan berwarna warni, atau bergerak, membuat kenyamanan pembaca agak terganggu.
Selain mengganggu pemandangan, maka ada juga tampilan iklan yang tidak relevan dengan halaman konten yang dibaca. Atau juga karena sangking banyaknya iklan yang tampil dan bergerak, maka untuk membuka halaman konten tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Siasat Beriklan
Beranjak dari “gangguan” tersebut, maka muncullah pemikiran bagaimana beriklan yang memberikan kenyamanan, memberikan suasana friendly, dan tidak menggangu, maka muncullah apa yang dinamakan Native Advertising.
Secara garis besar Native Advertising berarti iklan online yang disesuaikan dengan bentuk dan fungsi dari konten tama. Sebagai contoh adalah beriklan dengan bentuk artikel yang kalau ditelusuri berisi promosi sebuah brand atau perusahaan, bisa juga tampilan seperti google ads yang muncul di halaman konten. Biasanya google ads yang muncul disesuaikan dengan topik atau tujuan halaman konten tersebut.
Native Advertising ini telah menjadi bentuk promosi yang muncul sekitar 1-2 tahun, namun kemunculannya cukup mendapat respon positif bagi para pengiklan, karena dengan strategi yang tidak mengganggu pembaca, maka akan memberikan hasil positif oleh karena pembaca justru menjadi tertarik dengan iklan seperti ini.
Manfaat Native Advertising
Berdasarkan survey e-Marketers terkait tujuan penggunaan Native Advertising tahun 2013, 84% responden menyatakan bahwa tujuan Native Advertising adalah untuk awareness. Dengan cara soft-selling, maka diharapkan justru tingkat penerimaan pembaca lebih tinggi dibandingkan melihat iklan yang dikatakan “mengganggu”.
Selain itu tujuan lainnya adalah untuk branding, ketika perusahaan berusaha mencari cara supaya brand/merek produk mereka dapat semakin dikenal sehingga mengundang banyak pembeli dan pengguna.
Hal yang tidak kalah penting juga adalah tujuan untuk memperoleh pengguna/member yang loyal (loyalty member). Dengan cara yang tidak memaksa, tapi secara bersahabat, maka diharapkan pembaca menjadi tertarik dan ikut bergabung dalam suatu komunitas.
Jadi bagi Anda yang sedang mencari cara berpromosi untuk brand atau produk perusahaan Anda, tidak ada salahnya mencoba menggunakan Native Advertising ini.
Asido Situmorang/VMN/BL/Editor in Chief of Vibiz Media Network