(Business Lounge – AACC2015) Vibiz Media Network berkesempatan mewawancarai Hon Sampa, wakil Menteri Perdagangan dan Industri Republik Zambia mengenai kesempatan untuk bekerjasama antara Asia dan Afrika. Sampa menuturkan bahwa pada dasarnya Afrika dan Asia memiliki banyak kesamaan baik dalam potensi, populasi, sumber daya alam, atau energi sehingga Afrika dan Asia tidaklah berpartner dalam pembangunan.
Kondisi ini berbeda dengan apa yang terjadi antara Afrika dengan Eropa atau Afrika dengan Amerika. Apa yang menjadi permasalahan bagi Afrika tidak menjadi permasalahan bagi Eropa, begitu juga dengan Amerika. Apa yang menjadi permasalahan dengan Afrika bukan masalah bagi Amerika. Tetapi hal ini tidak menyurutkan kerjasama antara Asia dan Afrika.
Kerjasama ICT
Mengingat jarak Asia dan Afrika yang cukup terbentang, maka penting bagi kedua benua untuk dapat berpartner dalam bidang ICT (Information and communications technology). Sehingga akan terbentuk hubungan perdagangan yang berbasis ICT. Karena itu dibutuhkan investasi dalam bidang ICT baik di Asia maupun di Afrika.
Kerjasama dalam Dunia Medis
Sampa mengakui bahwa sering kali rakyat Afrika melakukan perjalanan ke Indonesia, India, Tiongkok untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sehingga Sampa berharap dapat membentuk kerjasama dalam mendirikan perusahaan medis di Afrika dan menurutnya hal ini juga akan menumbuhkan perekonomian kedua belah pihak.
Dua Partner Terdekat Zambia
Saat ini, Zambia memiliki dua partner terdekat yaitu Tiongkok dan Jepang dan patut diakui bahwa perekonomian di Zambia bertumbuh berkat kedua negara tersebut. Padahal beberapa waktu yang lalu Eropa dan Amerikalah yang merajai dunia bisnis di Zambia. Namun sekarang 60% perusahaan pertambangan di Zambia dimiliki oleh Tiongkok. Tidak itu saja, Zambia adalah pengekspor tembaga terbesar di Tiongkok. Sehingga adalah kegembiraan bagi Zambia apabila perekonomian Tiongkok dapat bertumbuh dengan baik. Sebab pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan berarti pertumbuhan ekonomi Zambia. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan berpengaruh dengan eksport tembaga Zambia ke Tiongkok.
Sedangkan 80% produsen mobil di Zambia berasal dari Jepang, yaitu Toyota dan Mazda. Transportasi pun menjadi kerjasama yang menguntungkan bagi kedua negara.
Zambia Berpindah dari Birokrasi yang Lambat
Sampa menyadari bahwa birokrasi yang lambat telah menyusahkan bagi pengusaha Zambia. Karena itu Zambia pun memilih untuk terbuka sehingga adalah tidak susah bagi siapa saja untuk memulai bisnis di sana. Sebab Sampa benar-benar menyadari bahwa persaingan di dunia bisnis sangatlah cepat walaupun tetap diperlukan kehati-hatian dalam berbisnis namun waktu terus berjalan dan keputuisan harus dapat diambil dengan cepat.
Mengenai Asian Infrastructure Investment Bank, sampa mengakui bahwa Zambia membutuhkannya sebab Zambia memiliki populasi yang besar, lahan yang luas, bisnis perumahan, dan infrastruktur.
Menutup perbincangan dengan Vibiz Media Network, Sampa berpendapat bahwa Zambia memiliki peluang yang besar untuk dapat berpartner dengan Indonesia.
uthe/VMN/BL/journalist
Editor: Ruth Berliana