(Business Lounge – News & Insight) Militer AS berencana untuk menggali kembali jasad 388 tentara Amerika yang tewas pada tahun 1941 saat Jepang menyerang Pearl Harbour. Upaya ini belum pernah terjadi sebelumnya yaitu bagaimana mengidentifikasi tentara menggunakan tes DNA, demikian dikatakan para pejabat, pada Selasa (14/4) seperti dilansir oleh AFP.
Upaya ini akan terfokus pada pelaut dan marinir dari USS Oklahoma yang belum pernah bisa diidentifikasi selama lebih dari tujuh dekade sejak serangan mendadak yang membawa Amerika terlibat ke dalam Perang Dunia II. Kapal tersebut tenggelam ketika dihantam oleh torpedo Jepang dalam serangan Pearl Harbour, menewaskan 429 pelaut dan marinir. Jasad sebagian besar kru tidak dapat diidentifikasi dan akhirnya dimakamkan di Memorial Cemetery Nasional Pasifik di Honolulu.
Serangan ke Pearl Harbor
Pada pagi hari 7 Desember 1941 (8 Desember di Jepang), secara tidak disangka Angkatan Laut Kekaisaran Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii. Dengan demikian AS pun terseret masuk ke dalam Perang Dunia II. Sebenarnya tindakan menyerang dari Angkatan Perang Jepang ini dimaksudkan sebagai tindakan preventif untuk menjaga Armada Pasifik Amerika Serikat dari turut campur atas aksi militer Kekaisaran Jepang di Asia Tenggara terutama terhadap wilayah luar negeri Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat.
Serangan dimulai pada 07:48 waktu Hawaii oleh 353 awak tempur pesawat tempur Jepang, pengebom, dan pesawat torpedo dalam dua gelombang, diluncurkan dari enam kapal induk. Semua delapan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat rusak, dengan empat yang tenggelam. Tetapi kemudian semua kapal kecuali satu kapal (Arizona) berhasil diangkat, dan enam dari delapan kapal perang dikembalikan ke layanan dan melanjutkan untuk bertugas dalam perang. Jepang juga menenggelamkan atau merusak tiga kapal penjelajah, tiga kapal perusak, kapal pelatihan anti-pesawat, dan satu minelayer. 188 pesawat AS hancur; 2.403 orang Amerika tewas dan 1.178 lainnya terluka. Instalasi dasar penting seperti pembangkit listrik, galangan kapal, pemeliharaan, dan fasilitas bahan bakar, dan penyimpanan torpedo, serta dermaga kapal selam dan bangunan kantor pusat (juga rumah bagian intelijen) tidak diserang. Kerugian Jepang ringan: hanya 29 pesawat dan lima kapal selam yang hilang, dan 65 prajurit tewas atau terluka. Salah satu pelaut Jepang, Kazuo Sakamaki, ditangkap.
Kebijakan Pentagon
Berdasarkan keputusan Pentagon, jasad dari 388 awak tak dikenal dari Oklahoma akan diambil dari pemakaman dan dipindahkan ke laboratorium Departemen Pertahanan di Hawaii. Laboratorium yang dikelola oleh Pertahanan POW/MIA Accounting Agency, akan menganalisis jasad tersebut menggunakan teknik forensik, “dan mengadakan tes DNA,” demikian dikatakan Pentagon dalam sebuah pernyataan.
“Kemajuan terbaru dalam ilmu forensik dan teknologi, serta bantuan anggota keluarga dalam memberikan informasi genealogi, kini memungkinkan untuk membuat identifikasi setiap individu yang telah lama terkubur di pemakaman yang selama ini ditandai sebagai ‘unknown,” demikian isi memo Wakil Menteri Pertahanan Robert Work.
Departemen Pertahanan “tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajiban sucinya untuk mencapai segala kemungkinan yang dapat dilakukan atas personel AS yang hilang dalam konflik masa lalu,” demikian dikatakan Work.
Tentara yang kemudian dapat diidentifikasi secara positif akan diberikan penguburan dengan penghormatan militer penuh. “Meskipun tidak semua keluarga akan menerima identifikasi individu, kami akan berusaha untuk memberikan penyelesaian kepada sebanyak-banyaknya keluarga yang mungkin dapat dilakukan,” demikian dikatakan Work.
Pejabat Pentagon juga menyetujui kebijakan baru yang bisa membuka jalan pada penggalian pasukan tak dikenal di pemakaman militer lainnya.
Untuk mengizinkan penggalian jasad, riset harus menunjukkan bahwa setidaknya 60 persen dari pasukan yang akan digali makamnya dapat diidentifikasi secara individu, demikian dikatakan Work. Para ahli juga akan perlu untuk mengumpulkan sampel referensi keluarga yang relevan untuk perbandingan dengan DNA yang diambil dari jasad serta catatan medis dan gigi.
Pengumuman yang diberikan pada Selasa (14/4) mencerminkan betapa rinci dan mahalnya komitmen militer AS untuk mencoba menemukan dan mengidentifikasi mereka yang masih hilang dari konflik sejak Perang Dunia II. Pentagon mengirimkan tim forensik setiap tahun ke situs kecelakaan yang terpencil di Pasifik untuk mencari bila ada jasad dari awak udara yang masih dapat ditemukan.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia