(Business Lounge – Empower People) Timbul beda pendapat dalam pekerjaan kita sehari-hari adalah satu kondisi yang seringkali harus kita hadapi. Perselisihan dengan rekan kerja, rasa iri, dan masalah-masalah lainnya dapat timbul silih berganti atau bisa saja semakin bertambah setiap hari hingga akhirnya menciptakan satu lingkungan kerja yang kurang kondusif. Jika tidak disikapi dengan benar, anda tidak akan dapat bekerja dengan hasil yang maksimal dan berpikir untuk keluar dari pekerjaan Anda saat ini. Apakah resign adalah jalan terbaik? Bagaimana jika tempat kerja baru Anda ternyata memiliki kondisi yang sama bahkan lebih parah? Apakah Anda akan kembali keluar?
Sebenarnya Andalah yang harus dapat mengendalikan posisi Anda dalam menghadapi situasi yang tidak kondusif ini.
Berikut beberapa tips yang dapat berguna untuk diterapkan dalam pekerjaan kita sehari-hari ditengah-tengah situasi yang tidak kondusif :
1. Berusahalah untuk selalu tersenyum kepada semua rekan kerja Anda
Senyum dipercaya dapat membawa Anda pada kesuksesan dalam berkarir. Orang yang sering tersenyum lebih mudah dingat dan dikenali oleh orang yang pernah berinteraksi dengan anda. Apakah senyum merugikan Anda? Anda tidak perlu merasa rugi ketika senyuman Anda tidak mendapat tanggapan positif dari rekan Anda. Tetaplah konsisten untuk tersenyum. Lebih baik dikenal murah senyum daripada sebaliknya bukan? Yakinlah bahwa senyuman Anda akan memberikan pengaruh positif sehingga lingkungan kerja Anda menjadi kondusif.
2. Berusahalah untuk minta maaf terlebih dahulu
Ketika Anda meminta maaf kepada rekan kerja Anda, sesungguhnya Anda sedang menumpukkan kebaikan pada diri rekan Anda tersebut. Ketika kata maaf diucapkan dengan tulus, rasanya mustahil apabila rekan Anda akan menyikapinya dengan negatif. Sebuah kata maaf dapat juga mencairkan sebuah keegoisan seseorang. Walaupun tidak selalu mudah untuk mengucapkan kata maaf, kita harus ingat bahwa lebih baik menjadi orang yang dikenal rendah hati daripada dikenal sebagai orang yang tinggi hati, paling susah untuk mengaku salah atas kesalahannya.
Semakin sulit meminta maaf kepada rekan kerja kita, komunikasi akan semakin terhambat, dan pekerjaan tim akan semakin berantakan.
3. Beri yang terbaik dalam pekerjaan Anda
Jangan egois hanya berpikir pekerjaan Anda hanya akan Anda lakukan untuk keuntungan diri Anda sendiri. Pikirkanlah bahwa ketika Anda mau memberi yang terbaik dalam pekerjaan Anda untuk perusahaan yang menggaji Anda tiap bulan ini, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Bukankah keuntungan perusahaan juga merupakan keuntungan Anda dengan Anda mendapatkan bonus, komisi atau kenaikan gaji? kondisi sebaliknya akan terjadi apabila kita tidak bekerja dengan prinsip berikan yang terbaik bagi perusahaan.
4. Berpikir positif dan bertindak positif
Ketika Anda ditegur atasan, itu bukanlah kondisi yang enak untuk dihadapi tetapi sikap respon Anda akan menunjukkan kedewasaan Anda. Berpikir negatif dan berperilaku negatif hanya akan semakin membuktikan bahwa Anda memang seperti yang ditegurkan atasan. Sebaliknya dengan berpikir positif dan berperilaku positif bahkan saat menghadapi teguran, itu adalah added value Anda. Dengan pikiran positif, maka Anda akan memiliki perilaku yang positif dan itu akan membuat lingkungan kerja Anda tidak tercemari dengan sikap Anda yang salah.
5. Jangan terus mengingat kesalahan rekan kerja Anda
Setiap orang tidak lepas dari kesalahan yang pernah dan atau akan diperbuat. Anda harus belajar menerima kondisi bahwa sebagai satu tim di satu unit kerja, maka pasti akan saling membutuhkan. Tidak ada satu orang sanggup menghasilkan kinerja tingga kalau tidak didukung oleh tim di unit kerjanya. Kesalahan rekan kerja Anda dan atau kesalahan Anda sendiri, bukan dipakai untuk menjatuhkan rekan Anda atau Anda sendiri di satu kesempatan karena itu bisa senjata makan tuan akhirnya. Lebih baik apabila kesalahan dijadikan pelajaran bersama, itu akan membuat semua anggota tim merasa kaya bukan?
Demikian beberapa tips yang dapat menjadi pelajaran kita bersama.
Salam sukses !
Florence/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana