Strategi Harga Chanel

(Business Lounge – Business Insight) Rumah mode Prancis Chanel mengatakan pada Selasa (17/3) bahwa akan meningkatkan harga di Eropa untuk beberapa tas bergengsi sedangkan harga di Tiongkok dipotong sebagai upaya untuk menghilangkan kesenjangan harga yang tumbuh antara Eropa dan Asia disebabkan melemahnya euro.

Chanel mengatakan bahwa perubahan harga akan berlaku pada tanggal 8 April dan diperlukan untuk menghilangkan pasar ‘abu-abu’ yang berkembang bagi wisatawan yang telah mengambil keuntungan dari perbedaan harga yang cukup besar, sehingga banyak orang membeli tas di Eropa dan menjualnya kembali di Tiongkok.

Langkah ini bisa menjadi yang pertama dari banyaknya penyesuaian harga dalam industri mewah setelah melemahnya euro terhadap dolar dan mata uang lainnya sehingga menyebabkan harga aksesoris high-end sangat bervariasi antara New York, Paris dan Beijing. Sementara harga tas selalu lebih tinggi pada pasar di luar Eropa, kesenjangan saat ini jauh melampaui norma sejarah.

Untuk konsumen dari daratan Tiongkok-pasar yang penting bagi industri mewah- euro melemah, bea Tiongkok yang lumayan, telah membuat perbedaan harga begitu besar sehingga telah mendorong pembeli untuk membeli barang-barang mewah mereka, terutama tas, saat bepergian di Eropa.

Perbedaan harga juga telah menginspirasi pasar yang berkembang paralel, dengan perjalanan pembeli yang kemudian menjual kembali tas mereka secara online pada situs seperti Taobao, sebuah situs Tiongkok yang mirip dengan eBay, dengan harga yang lebih tinggi dari harga eceran di Eropa tapi masih lebih murah daripada di Tiongkok.

Harga yang bervariasi para beberapa daerah telah menimbulkan kebingungan bagi banyak merek yang mengelola toko-toko jaringan global di tengah liarnya nilai mata uang. Setelah hamparan pertumbuhan yang cepat di Asia, banyak merek telah dipaksa untuk memikirkan kembali strategi mereka, memperlambat atau menghentikan pembukaan toko baru yang membeli produk untuk dijual kembali, terutama dari Tiongkok, membuat sebagian besar pergi ke luar negeri untuk berbelanja daripada membelinya di dalam negeri.

Saat ini, kesenjangan harga cukup besar untuk pembelanja Tiongkok yang kemudian memilih untuk pergi ke Eropa dan berbelanja di sana. Harga di Tiongkok untuk tas Chanel klasik 11.12 adalah 38.200 yuan ($ 6,095 – sekitar 79 juta rupiah), atau sekitar 63% lebih tinggi dari € 3.550 ($ 3.750 – sekitar 48 juta rupiah) bila pembeli berbelanja di Paris untuk tas yang sama. Sementara itu, tas yang sama baru-baru ini dijual oleh seorang pedagang di Taobao seharga 31.000 yuan.

Harga baru Chanel secara signifikan akan mempersempit kesenjangan yang ada. Perusahaan mengatakan bahwa tas akan meningkat 20% menjadi € 4260 di bawah kebijakan baru. Harga untuk tas yang sama di Tiongkok diatur turun 21% menjadi sekitar 30.000 yuan. Harga juga akan diturunkan di Hong Kong, Korea, Vietnam, dan Rusia. Sementara itu, harga di AS tidak akan mengalami perubahan pada $ 4.900.

Chanel

Merek Lainnya

Merek lain juga mengalami fenomena serupa: sebuah tas kanvas Jackie asli Gucci memiliki harga 82% lebih mahal bila dibeli di Beijing daripada di Paris, demikian dilansir oleh WSJ. Hal ini kemungkinan besar disebabkan tingginya bea masuk di Tiongkok. Namun selain itu langkah-langkah anti-korupsi oleh pemerintah Tiongkok telah memperkecil pembelian barang mewah di dalam negeri dan konsumen juga merasa bahwa mereka mendapatkan pengalaman belanja yang menyenangkan di Eropa.

Namun, perbedaan harga telah melebar secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena euro telah merosot ke titik terendah selama 12-tahun, dan merek-merek mewah belum mampu mengimbangi kenaikan harga mereka.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: Chanel