(Business Lounge – Business Insight) Toyota Motor merilis tentang perubahan manajemen tahunannya sebanyak 15 halaman yang didistribusikan pada Rabu (4/3). Hal ini mencuri perhatian para pengamat yang masing-masing memiliki pengertiannya sendiri. Rilis laporan tersebut dikemas dengan judul eksekutif yang panjang dan istilah yang samar.
Namun salah satunya dikatakan bahwa Toyota membentuk sebuah departemen baru yang disebut dengan “Business Reform Connected Strategy and Planning Department” sebagai sebuah respon untuk memusatkan mobil dan elektronik pada industri otomotif demikian seperti dilansir oleh Wall Street Journal. Toyota mengatakan bahwa departemen baru ini akan merancang strategi perusahaan yang berhubungan dengan kendaraan, yang secara luas mengacu pada mobil dihubungkan dengan perangkat, atau bahkan mobil lain, melalui perangkat.
Departemen baru ini terdiri dari 10 orang, yang masing-masing membawa kekayaan pengetahuan tentang teknologi yang berhubungan dengan mobil terhubung. Mereka akan bertugas menyusun jadwal untuk Toyota untuk membuat mobil yang kompetitif demikian dikatakan juru bicara Toyota Ryo Sakai, seperti dilansir oleh WSJ.
Mereka juga akan mempelajari bagaimana mempromosikan kolaborasi antara beberapa tim yang bekerja pada bidang-bidang seperti sistem mengemudi otonom, teknologi mengemudi lanjutan, dan kontrol kendaraan.
“Mobil adalah puncak dari berbagai teknologi. Bahkan jika setiap tim menyempurnakan teknologi yang dikerjakannya, tidak akan membuat mobil yang sempurna,” demikian dikatakan Sakai. “Kami perlu mengkoordinasikan dan memutuskan bagaimana mengembangkan daerah-daerah dan bagaimana untuk menyatukannya secara bersama-sama.”
Kendaraan dan teknologinya semakin sarat dengan elektronik dan perangkat lunak untuk dapat menjalankannya. Sebuah kendaraan yang saat ini berada di jalan-jalan telah dibangun dalam beberapa tahun terakhir dengan membawa sekitar 30 mikrokomputer dan mengendalikan berbagai fungsi termasuk cruise control dan power window. Sedangkan untuk mobil mewah terdapat 80 mikrokomputer, demikian dikatakan Asosiasi Industri Semikonduktor di Jepang.
Toyota, seperti banyak pembuat mobil saingannya dan bahkan beberapa pemain baru seperti Google, sedang mempelajari teknologi mengemudi otonom. Departemen baru kemungkinan akan berada di pusat strategis daerah ini, bersama dengan teknologi kunci lain yang melibatkan keamanan dan kendaraan kendali. (Divisi terpisah akan terus mengembangkan teknologi, sedangkan Business Reform Connected Strategy and Planning Department berencana untuk mengkoordinasikan produk mereka.)
Toyota terus bermain dalam komersialisasi sistem keamanan canggih untuk pasar massal. Pembuat mobil berencana untuk memperkenalkan sistem pencegahan kecelakaan yang lebih murah untuk sebagian besar kendaraan yang dijualnya di pasar terbesarnya pada akhir 2017, namun Ford Motor Co AS, dan Hyundai Motor Co dari Korea Selatan sudah menawarkan sistem pengereman otomatis dalam model massa-pasar untuk AS
Toyota menugaskan salah satu manajer top untuk memimpin departemen baru ini, yaitu Shigeki Terashi yang berpengalaman baik pada teknik dan perencanaan perusahaan. Dia telah menjabat sebagai presiden dan CEO Toyota Motor Engineering & Manufacturing Amerika Utara. Departemen baru ini akan berbasis di Jepang, kata Sakai.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana