(Business Lounge – Business Insight) Peristiwa jatuhnya beberapa maskapai penerbangan ke laut telah menginspirasi Airbus untuk memodifikasi kotak hitamnya. Jet penumpang dari Long-haul Airbus A350 dan A380 akan segera dilengkapi dengan kotak hitam ejectable yang bisa mengapung, sehingga lebih mudah untuk menemukannya di laut saat terjadi kecelakaan, demikian dikatakan Airbus pada Senin (12/1).
Perubahan di Akhir Tahun
Sebelumnya pada akhir tahun lalu Airbus telah mendapat lampu hijau dari EASA (Badan Keamanan Air Eropa) untuk melakukan modifikasi dengan memasang kotak hitam baru di bagian belakang pesawat,” demikian dilansir oleh AFP. Perubahan yang dilakukan memungkinkan Airbus melengkapi pesawatnya dengan perekam suara dan data penerbangan di kokpit. “Perubahan ini akan dilakukan dengan cepat,” tambah juru bicara itu.
Sebelumnya beberapa teknologi telah disetujui untuk pesawat militer, namun belum dapat digunakan dalam penerbangan sipil karena pada umumnya kecelakaan pada pesawat udara hanya hanya terjadi selama take-off atau landing sehingga kotak hitam dengan mudah dapat ditemukan sebab terjadi di darat. Namun dalam beberapa tahun terakhir beberapa jet penumpang telah jatuh ke laut sehingga meningkatkan kebutuhan teknologi baru untuk membantu menemukan kotak hitam.
Perekam ini sangat penting dalam melakukan investigasi kecelakaan udara karena memberikan informasi tentang bagaimana pesawat itu beroperasi serta berisi percakapan pilot. Penyidik mengatakan kotak hitam membantu memberikan penjelasan hingga 90 persen atas penyebab kecelakaan.
Beberapa Pesawat yang Jatuh ke Laut
Pada tahun 2009 sebuah jet Air France dalam perjalanan dari Rio ke Paris dengan membawa 228 orang di dalamnya jatuh di Atlantik dan pencarian kotak hitam di dasar laut memakan waktu hampir dua tahun. Setelah kejadian tersebut, kotak hitam pun dimofikasi untuk dapat mengirim sinyal dari lokasi bawah air selama 90 hari, bukan 30 hari seperti sebelumnya, meskipun penerbangan tidak memiliki kewajiban untuk menginstal perekam baru.
Kejadian lainnya adalah hilangnya Malaysia Airlines pada bulan Maret tahun lalu di atas Samudera Hindia dan hingga saat ini kotak hitam masih belum ditemukan.
Sedangkan bulan lalu sebuah pesawat AirAsia jatuh ke Laut Jawa dan penyelam sejauh ini baru menemukan perekam data penerbangan tetapi belum perekam kokpit. “Idenya adalah untuk memodifikasi kotak hitam yang mencatat rincian penerbangan dan percakapan di kokpit. Satu kotak hitam akan ejectable dan yang lain tidak,” demikian dilansir oleh AFP.
Modifikasi Kotak Hitam
Sebuah kotak hitam ejectable akan dilengkapi dengan sistem airbag sehingga bisa mengapung di permukaan air saat terjadi kecelakaan di laut. Ini juga akan membantu untuk menunjukkan lokasi jatuhnya pesawat secara tepat.
Produsen pesawat Toulouse berencana untuk memasang kotak hitam yang ejectable untuk pertama kalinya pada jet A350 dan A380 yang akan melintasi lautan selama penerbangannya. Sedangkan The International Civil Aviation Organisation baru akan memutuskan bulan depan apakah akan merekomendasikan untuk melengkapi pesawat komersial dengan teknologi ini.
Juru bicara ICAO Anthony Philbin mengatakan, “Kami pasti akan mendukung upaya untuk meningkatkan kemampuan pesawat jika berada dalam situasi tertekan” selama sistem baru memenuhi atau melampaui standar tersebut.
Beberapa Alternatif Lain
Sehubungan dengan inovasi yang dilakukan Airbus ini, Boeing sebagai saingan utama Airbus, mengatakan bahwa untuk sementara itu mereka akan mendukung upaya industri untuk meningkatkan kemampuan untuk menemukan pesawat dan perekam. Untuk perekam ejectable, memang diperlukan penelitian lebih lanjut juga untuk mengetahui konsekuensinya.
Cara lain yang telah disetuji oleh ICAO mulai bulan depan adalah pesawat komersial secara otomatis akan melaporkan posisi mereka setiap 15 menit (semula setiap 30 menit atau sesuai kebutuhan), dan untuk setiap pesawat yang kemudian menempuh jalur yang berubah maka akan dilaporkan setiap menit.
Pesawat komersial modern sudah mengirim data selama penerbangan melalui satelit mengenai kinerja dari pesawat untuk meningkatkan perawatan selama di darat, sehingga perubahan tidak sulit untuk diterapkan.
Beberapa maskapai penerbangan juga telah melakukan banyak kemajuan dalam hal ini. Air France mengatakan bahwa pesawat mereka telah melaporkan lokasi setiap 10 menit dan setiap menit dalam setiap kasus anomali.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara