(Business Lounge – Management Tips) Masih dengan perbincangan mengenai nilai tambah, Hasan Zein Mahmud memberikan contoh kepada busineslounge.co, Vibiz Media Network mengenai biji coklat dan kopi sebagai hasil bumi Indonesia yang perlu diberikan nilai tambah.
“Indonesia adalah produsen coklat terbesar di dunia dan terbesar pertama di Asia,” demikian Hasan bertutur. “Kita jual cocoa bean dalam bentuk biji, buat powder atau pasta. Kita jual. Siapa importir paling besar?” Hasan pun melempar pertanyaan. Tidak perlu menunggu jawaban, mantan dirut BEJ ini pun menjawab sendiri pertanyaannya, “Malaysia.”
Ya, Malaysia memang mengimport powder dan pasta dari biji coklat Indonesia lalu kemudian membuat coklatnya sendiri. Hasan pun melanjutkan penuturannya, “Kalau anda pergi ke Kualalumpur di sana ada barisan cocoa house. Anda tahu siapa pembeli paling besar?” lagi-lagi ia bertanya. “Ibu-ibu Indonesia,” dia kembali menjawab pertanyaannya sendiri dan mengungkapkan hal ini sebagai suatu tragedi. Indonesia menjual biji coklat dengan harga murah ke Malaysia tetapi para pelancong Indonesia yang beperian ke sana membeli coklat Malaysia dengan harga yang mahal.
Salah satu contoh lainnya yang disebutkan oleh Hasan adalah biji kopi. Dia katakan bahwa ia akan berusaha menghindar bila diajak untuk menikmati kopi di gerai kopi milik asing yang terkenal di Jakarta. Sebab ia akan teringat ayahnya yang adalah petani kopi di SUmatera Selatan. Sang ayah menjual biji kopinya seharga Rp 10,000,- per kg. Biji kopi tersebut akan diolah di luar negeri lalu kemudian dibawa kembali ke gerai kopinya di Indonesia dan dijual dengan harga Rp 50,000,- per gelas kecil.
dijual 10ribu per kilo dibawa ke seattle diadon dibawa ke mari dengan 50 rib per gelas kecil.
Demikianlah Hasan memberikan contoh bagaimana seharusnya memberikan nilai tambah baik secara makro maupun secara personal.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana