Rolls Royce Kurangi Proyeksi Pendapatan Untuk Kedua Kalinya

(Business Lounge – Business Insight)  Rolls Royce yang dulu dikenal sebagai perusahaan pembuat mobil mewah dan kini fokus bergerak dalam industri pembuatan mesin pesawat publik dan juga pesawat militer memangkas proyeksi pendapatannya pasca memburuknya kondisi ekonomi global dan juga sanksi terhadap Rusia.

Seperti yang banyak diberitakan di media ekonomi dan bisnis dunia bahwa ekonomi dunia sedang mengalami kondisi yang memprihatinkan sehingga membuat banyak pelanggan perusahaan asal Inggris ini menunda dan membatalkan pesanannya untuk bisnis sistem operasi nuklir dan energi. Khususnya pelanggan dari Rusia yang tidak dapat melakukan transaksi lagi pasca sanksi yang diberlakukan oleh Amerika dan Eropa.

Akibatnya, perusahaan yang mempunyai kantor pusat di London ini menargetkan proyeksi pendapatan 2014 menjadi 3,5 sampai 4 persen yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Proyeksi pendapatan di bisnis Nuklir & Energi telah dikurangi menjadi 0 sampai 5 persen pertumbuhannya  dari proyeksi  sebelumnya kenaikan 5 sampai 10 persen.

Namun untuk bisnis pembuatan pesawat sipil, militer, kapal laut dan juga power system, Rolls Royce tidak mengubah proyeksinya dari penetapan awal. Hal ini dipicu oleh keuntungan yang diperoleh dalam bisnis ini meskipun perusahaan mengalami kerugian selisih kurs. Untuk kerugiaan selisih kurs sekarang diperkirakan £ 60.000.000, dibandingkan dengan proyeksi  sebelumnya 70 juta pound.

Dan untuk tahun 2015, perusahaan juga pesimis dikarenakan  kondisi pasar semakin buruk dirasakan oleh beberapa pelanggan yang dapat mempengaruhi waktu keputusan investasi mereka, khususnya di Power Systems dan Kelautan.

Pengumuman penurunan proyeksi hari ini (7/10) merupakan yang kedua kalinya tahun ini bahwa Rolls Royce  telah merasa perlu untuk menyesuaikan ekspektasi pasar untuk hasil yang lebih hati-hati. Akibatnya, saham perusahaan sekarang turun sebesar 32% sejak awal tahun 2014.

Sebagai informasi perusahaan ini merupakan pembuat terbesar kedua di industri mesin pesawat dan juga memiliki bisnis utama di sektor penggerak dan energi laut. Selain itu Rolls-Royce juga salah satu kontraktor bisnis peralatan pertahanan terbesar dunia. Untuk bisnis pembuatan mobil mewah sendiri, Rolls Royce memang telah menjual lisensi mobilnya kepada BMW pada 1998.

Joel/Journalist/VM/VBN
Editor: Jul Allens
image:

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x