(Business Lounge – Leade & Follow) Kebanyakan orang berpikir bahwa kepemimpinan merupakan bakat seseorang yang artinya sejak lahir seseorang sudah memiliki bawaan kemampuan untuk memimpin. Tipikal orang seperti ini mungkin akan nampak sejak masa kecilnya misalnya sejak di sekolah ia menjadi seorang pemimpin upacara, ketua kelas, ketua OSIS dan sebagainya.
Atau juga sebagian orang memandang kepemimpinan merupakan sesuatu yang diwariskan, bahwa anak Raja pasti menjadi raja, anak boss pemilik perusahaan pasti akan jadi boss juga. Sementara bila nasib tidak berpihak pada seseorang maka ia tidak mungkin menjadi seorang pemimpin.
Pada tahun 1930-an memang Traits Theory mengatakan bahwa “Leaders are born with certain qualities in physical, intellectual, character and personal”. Setelah tahun 1940 muncul Behavioral Theory yang mengfatakan sifat pemimpin dapat dipelajari. Dan tahun 1970 dikembangkan Situational Theory ketika sifat pemimpin ditentukan oleh situasi yang dihadapinya.
Namun Vince Lombardi, American Football Coach mengatakan dalam quote-nya sebagai berikut: “Leaders aren’t born, they are made. And they are made just like anything else, through hard work. And that’s the price we’ll have to pay to achieve that goal or any goal”
Pada masa kini, leadership masuk ke dalam soft skill yang berarti leadership tidak lagi dianggap sebagai talent yang dimiliki orang tertentu tapi mampu untuk dipelajari, dilatih, dibentuk sehingga seseorang menjadi cakap sebagai seorang pemimpin.
Hal ini memang terbukti bahwa selalu ada kesempatan bagi mereka yang gigih dan mau belajar mengembangkan dirinya. Leadership skill saat ini adalah sesuatu yang menjadi training wajib bagi para karyawan.
Saya sendiri sangat mempercayai bahwa setiap orang dapat diasah untuk sampai pada kemampuan maksimumnya yang dimiliki melalui potensi otak yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada manusia.
Bagaimana dengan orang yang sama sekali tidak terlihat mampu menjadi pemimpin? Dan bagaimana dengan mereka yang memang sudah berbakat?
Persoalannya hanya pada minat. Mereka yang berbakat sangat berminat terhadap hal-hal yang berbau kepemimpinan. Ketika saya duduk di Taman Kanak-kanak pun saya sudah dipercaya guru memimpin teman-teman menyanyi bersama, selanjutnya ketika saya menjadi juara kelas semakin dipercaya sebagai ketua kelas terus demikian di sepanjang perjalanan hidup saya. Hal ini terjadi karena minat itu tumbuh dengan sendirinya tanpa disuruh dan ketertarikan kepada organisasi begitu besar. Sedangkan ada sekelompok orang tertentu yang sama sekali tidak mau tampil. Menjadi pemimpin tentu harus tampil, harus punya kepercayaan diri yang cukup untuk maju memimpin teman-teman yang lain. Jadi masalahnya ada dimana? Tidak adanya confidence, kepercayaan diri yang membuat seseorang memilih untuk duduk di belakang, mengekor dan menolak setiap kesempatan untuk tampil.
Dalam menjadikan skill leadership sebuah pelatihan yang berhasil, maka hal inilah yang harus ditembus lebih dulu, memberikan rasa percaya diri tumbuh pada para peserta. Ketika sudah ada rasa percaya diri bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin maka barulah minat timbul dan apapun yang diberikan dalam pelatihan dapat dicerna oleh setiap peserta.
Setelah bertahun-tahun menjadi pemimpin dalam berbagai bidang, saya melihat bahwa waktu dan pengalaman semakin mendewasakan seorang pemimpin. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri. Masalah dan tantangan juga tidak perlu dihindari karena justru akan semakin mengasah ketajaman kepekaan kepemimpinan Anda. Penerimaan terhadap berbagai tipe atau karakter pengikut juga akan memberikan kepada Anda kemampuan “assertiveness dan wisdom” yag berkembang dalam dimensi waktu.
Jadi pemimpin yang terbaik adalah mereka yang dikembangkan melalui serangkaian proses termasuk pelatihan dan pekerjaan yang dialami setiap hari yang menjadikan mereka pemimpin yang lebih baik dari sehari ke sehari. Jika saat ini Anda adalah seorang yang berbakat, bersyukurlah, latihlah terus kemampuan kepemimpinan Anda. Jika Anda termasuk yang tidak berminat menjadi pemimpin, ubahlah paradigma Anda, bahwa masa depan itu milik semua orang yang mau mengejarnya dan mengubah dirinya, kecuali jika Anda tentunya puas dengan hanya berada di titik yang paling bawah. Kesempatan selalu akan datang, namun akankah Anda ambil kesempatan itu?
Vera Herlina/Managing Partner Leadership, Entrepreneurship and Strategic Management Vibiz Consulting/VMN/BL