(Business Lounge – News & Insight) Peristiwa tsunami pada sepuluh tahun yang lalu pasti belum dapat kita lupakan. Saat gelombang besar tsunami menghantam propinsi paling Barat dari Indonesia dan menelan banyak sekali korban jiwa. Kejadian ini pun menyita perhatian dunia dan menggerakkan banyak negara untuk memberikan bantuannya pada Indonesia.
Seakan ingin belajar dari pengalaman, pemerintah pun selalu berusaha untuk melakukan sesuatu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan tidak hanya pemerintah tetapi juga negara-negara lain selalu berusaha memberikan perhatiannya bagi propinsi ini.
Katakanlah Jepang yang baru-baru ini mengajak pemerintah Kota Banda Aceh untuk bekerja sama mendirikan dan membangun Safe Guard Tower (SGT) yaitu sebuah menara penyelamat yang akan diberlakukan sebagai tempat penyelamatan bagi warga bilamana terjadi gempa yang berpotensi tsunami.
Pembangunan menara ini nantinya akan diprakarsai sebuah perusahaan besi baja yang berasal dari Jepang, Nippon Steel dan Sumikin Metal Products Co.,Ltd (NSMP). NSMP mengaku bersedia mengusing teknologi canggihnya serta kecakapan Teknik (know-how) dalam membangun Safe Guard Tower (SGT) untuk Kota Banda Aceh, seperti dijelaskan General Manager NSMP Hirotaka Futamura.
Dalam pembahasannya, pemerintah pun melibatkan Integrated Research Laboratory Syiah Kuala University (IRL Unsyiah). Salah satu yang juga menjadi topik pembahasan adalah pelaksanaan penelitian rencana penyelamatan evakuasi tsunami yang efektif serta keterkaitan dengan fasilitas yang ada.
Kita memang tidak berharap bencana tsunami terjadi lagi atas bangsa kita. Entah gelombang tinggi itu akan datang atau tidak, tidak ada yang tahu. Namun adanya sistem penanggulangan dan evakuasi yang terkodinir dengan baik sangat perlu dilakukan.
Selain itu, pengembangan teknologi baik itu untuk memantau keadaan alam serta teknik penanggulangan sangat perlu untuk terus diperhatikan.
uthe/Journalist/VMN/BL
image : google map