(Business Lounge – Art) – Perjuangan Suyadi alias Pak Raden untuk mendapatkan kembali hak cipta boneka si Unyil dari Perum Produksi Film Negara (PFN) mustahil tercapai. Seperti diberitakan, karakter si Unyil pertama kali diproduksi Perum PFN pada 1979. Si Unyil merupakan ide Direktur PFN saat itu, G. Dwipayana. Untuk memfilmkannya, G. Dwipayana menggandeng Pak Raden dan Kurnain Suhardiman untuk menggarap boneka dan naskah si Unyil. Saat itu status Pak Raden dan Kurnain bukan sebagai pegawai PFN.

Pada Desember 1995, Pak Raden memang pernah menandatangani perjanjian dengan PFN yang berisikan penyerahan untuk mengurus hak cipta atas boneka Unyil kepada PFN. Perjanjian itu hanya berlaku selama lima tahun sejak ditandatangani. Artinya, setelah lima tahun, publikasi Unyil bukan milik PFN lagi. Tetapi, menurut Pak Raden, beberapa hari setelah tanda tangan surat pertama, perjanjian serupa muncul dengan tanggal yang sama, 14 Desember 1995. Bedanya, perjanjian baru itu tidak mencantumkan batas masa berlaku.
Tiga tahun kemudian, Pak Raden menandatangani surat penyerahan hak cipta atas 11 lukisan boneka, termasuk si Unyil, Pak Raden, Pak Ogah, dan lain-lain. Pada 15 Januari 1999, PFN mendapat surat penerimaan permohonan pendaftaran hak cipta dari Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek Departemen Kehakiman atas 11 tokoh itu. Namun, hingga saat ini, Pak Raden belum menerima sepeser pun dari hak cipta boneka yang diciptakannya.
Dalam usia yang telah senja, Pak Raden, menurut Madun pengasuhnya, tidak beristri dan tidak memiliki anak. Pak Raden yang hidup menumpang rumah kakaknya di daerah Petamburan, tinggal bersama pengasuhnya dan kucing kesayangannya. Lulusan Fakultas Seni Rupa ITB itu memang menyukai kucing.
Sang seniman yang menyukai wayang orang ini serba bisa, keahliannya dalam bidang seni yang dipelajarinya hingga ke Paris kini kian luput dari persoalan dari sebuah pengakuan karya. Mungkin bukan royalti saja yang dipikirkannya meskipun hal tersebut menjadi salah satu faktor pendukungnya, melainkan sebuah pengakuan hak cipta yang tidak pernah diraihnya hingga kini meskipun telah melalui perjanjian-perjanjian yang membuat beliau merasa menyesal.
Berikut karya-karya yang Pak Raden dari situs pribadinya,







Sonang Elyas/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri