(Business Lounge – Business Today) Merek produk fashion terkenal, LVMH atau Louis Vuitton mencatat kenaikan penjualan di kuartal pertama tahun ini sebesar 4 persen. Namun perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cina bagi Louis Vuitton cukup menekan penjualan produk mereka.
LVMH, yang merupakan induk dari rumah mode Louis Vuitton dan Hennessy cognac, menyebutkan sangat merasakan dampak dari perlambatan ekonomi di China paling kuat di kuartal ini. Di mana tindakan keras terhadap korupsi di Cina telah mengurangi permintaan untuk produk cognac, jam tangan, dan barang-barang mewah lainnya untuk dijadikan sebagai hadiah.
Kampanye antikorupsi tersebut juga telah menyulitkan industri barang-barang mewah. Saingan utama LVMH seperti Kering juga menyatakan terpengaruh atas kampanye itu, hal ini terlihat dari turunnya permintaan untuk tas Gucci.
LVMH melaporkan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik menjadi EUR 7,21 miliar (USD 9,95 miliar) dari EUR 6,91 miliar di tahun sebelumnya. Bila tidak termasuk fluktuasi mata uang dan akuisisi, penjualan LVMH akan tumbuh 6 persen. Fluktuasi mata uang sudah pangkas nilai penjualan hingga 5 persen sepanjang kuartal pertama kemarin.
Penjualan LVMH yang mencakup champagne dan cognac, turun 8 persen di kuartal ini. Sementara penjualan tidak berubah pada produk jam tangan dan perhiasan bagi merek seperti Tag Heuer dan Bulgari.
Namun penjualan divisi fashion dan barang-barang kulit LVMH masih berhasil meningkat signifikan hingga 11 persen pada kuartal pertama tahun ini. LVMH mengatakan, merek Louis Vuitton masih menjadi daya tarik utama pendukung penjualan mereka.
Joel/Journalist/VM/VBN-bbc
Editor: Jul Allens
pic:outlet Louis Vuitton di Hongkong/et.wikipedia.org