The Young, The Bold

TheYoungTheBold new

Jakarta Euphoria Project dicanangkan oleh para entrepreneur muda yang menyelesaikan masa kuliah mereka tidak lebih daripada satu tahun lalu. Dengan modal kreativitas sebagai ujung tombak, acara yang baru pertama kali diadakan ini berhasil menjaring ribuan pengunjung dan investor. Business Lounge berkesempatan mewawancarai tiga key person dari the first Jakarta Euphoria Project.

photo_1

BL : Apa yang anda lakukan ?
Aristyo : Saya memperhatikan setiap detail operasional dari JEP. Dan basically, untuk banyak hal. Seperti yang anda tahu, acara seperti ini, selain Operational juga membutuhkan Marketing dan Creative Director. Dan saya memperhatikan setiap detail dan flow dari ketiganya. Dari marketing misalnya, selain memperhatikan agar strategi marketing mereka dapat terencana sesuai timetable dan kalkulasi kita. Dari Creative division, kita harus pastikan agar apa yang direncanakan oleh divisi ini dapat di execute dengan baik.

BL : Anda suka dengan detail
Aristyo : Ya, karena kami mengutamakan kepuasan tenant, customer dan kesuksesan dari JEP. Dan juga tentunya, kami juga ingin untuk memberi sesuatu yang edukatif bagi customer.

BL : Edukatif seperti apa ?
Aristyo : Hal-hal seperti placement, warna, suasana, tone, marketing, well, basically everything…adalah dengan bertujuan agar customer memperhatikan setiap hal yang kami buat. Jika terus menerus konsisten dengan detail di segala aspek, maka customer akan memperhatikan dan mengerti apa yang menjadi distinctive capabilities kami. Edukatif kami bukan dalam konsep pelajaran, namun dalam konsep agar customer dapat merasakan dan memahami sendiri gambar apa yang ingin kami sampaikan dalam event ini. We think forward, kami ingin customer bukan hanya sekedar menelan apa yang dihidangkan, tapi untuk lambat laun mengerti esensi dari urban culture itu sendiri. And that’s what i meant by education.

BL : Apa saran anda untuk operational manager lainnya ?
Aristyo : Extra effort, extra  details, extra time, extra everything, especially extra effort. The last thing leads to dedication, and dedication breeds loyalty.

Kinan_2

BL : Apa yang anda lakukan ?
Keenan : As a creative director, itu adalah tugas saya untuk menciptakan apa yang menjadi tujuan utama kami. Dan tujuan utama kami adalah suatu platform. A platform where style, fashion, art, culture and business are mixed together. Jadi, bagaimana environment ini dapat tercipta, itu adalah gol saya. Dan yang terpenting adalah detail didalamnya. Detail akan menciptakan keunikan atmosfir, suasana dan karakteristik dari event tersebut.
BL : Kalian suka sekali bicara detail ya
Keenan : Ya. Perbedaan saya dengan Operation Manager adalah bahwa detail saya berfokus ke generating ideas. Sementara Operation akan berfokus ke detail eksekusi ide dari kita.

BL : Anda memiliki banyak sekali elemen yang ingin anda cover di platform anda, bagaimana caranya mengkombinasikan semuanya ?
Keenan : Pertama, setiap individu yang ingin melakukan event harus fokus. Dimulai dengan demografis. Dan kami memilih young people sebagai target market utama kami. Dan untuk selanjutnya, kelima elemen ini akan bersatu. Didalam acara pertama kami, Art dan Culture adalah suasana yang kami tawarkan. Fashion dan Style adalah apa yang dijual dan dikedepankan. Dan finally, bisnis adalah apa yang terjadi didalamnya. Bukan hanya transaksi, tetapi juga berbagai tawaran kerja sama ataupun mencari channel.
Euphoria Project akan selalu memunculkan kelima elemen ini ke permukaan didalam setiap event-event mendatang sesuai dengan tujuan pendiriannya.

BL : Apa saran anda untuk creative manager lainnya ?
Keenan : Think outside the box. Generate outside the box. Kreatifitas bukan sesuatu yang bisa di-google. Itu didapatkan dari pengalaman. Seberapa dalam kita merasakan dan mengalami sesuatu,  dan seberapa dalam kita berpikir tentang sesuatu.

Banner-Ida (1)

BL : Apa yang anda lakukan ?
Ardhita : Sebagai Marketing Manager, saya harus menjawab pertanyaan terpenting yang harus dijawab semua marketing director. Bagaimana memasarkan event, yang adalah suatu engine untuk me-marketing-kan sesuatu, namun event itu sendiri harus di marketing kan (tertawa)

BL : Apa tool favorit anda dalam marketing urban event ?
Ardhita : Social Media. Instagram, especially.

BL : Mengapa ?
Ardhita : Karena target market urban event adalah orang-orang yang mementingkan visual. Memang tools lain seperti Facebook, Twitter ataupun promosi keliling dan sebagainya. Namun anda tahu bahwa pengguna socmed di Indonesia sangat banyak, dan kami berusaha mengejar dari situ. Instagram adalah yang terbaik menurut opini saya karena kita bisa biarkan visual, gambar itu sendiri yang berbicara.

BL : Anda punya kiat Instagram yang baik dalam marketing suatu event ?
Ardhita: Timing is everything. And also, influential people. Dalam hal timing misalnya, kami serentak melakukan promosi gencar 1 bulan yang dimulai dari jam 7 malam. Menurut riset kami, jam 7 malam adalah jam paling banyak dimana setiap kalangan akan mulai mengecek socmed mereka selepas bekerja atau belajar. Kami release logo, foto, dan sebagainya pada jam-jam krusial. Dan untuk influential people, well, kami juga mengajak mereka untuk membantu kami mempromosikan disitu. Dari situlah maka marketing kami cepat beredar. Karena influential people ini banyak followers-nya. Koneksi dan hubungan baik yang kami bangun ke influential people adalah salah satu advantage kami.

BL : Apa saran anda untuk marketing director lainnya ?
Ardhita : Understand your own brand, what you’re selling. And use everything to your advantages and leverages.

Michael J/IC/BL

Back to  Business Lounge X Euphoria Project

photo

									
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x