Landak atau Serigala

(The Manager’s Lounge – Strategic Management) – Bagi Collins (2001), pemimpin-pemimpin bisnis yang berpikir sederhana itu diibaratkan sebagai penganut stragegi landak. Sedangkan, sebagaian besar pemimpin bisnis lainnya justru menganut strategi agresif yang disebutnya sebagai strategi serigala. Serigala memang cerdik dan banyak akalnya, tetapi cara bekerjanya sangat kompleks. Kala melakukan serangan, serigala merangsek dari berbagai sisi, mencari titik serangan lewat berbagai taktik dan strategi. Dengan kata lain, serigala menganut banyak strategi, dan banyak melakukan hal yang sia-sia.
Sebaliknya, landak hanya memakai satu strategi (”clarity”). Ia mencecar mangsanya secara pasti dan begitu dapat ia langsung menerkam dan kembali ke sarang persembunyiannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak. Kala ia diserang ia mengambil satu langkah saja, yaitu menggulung diri dengan seluruh tubuhnya yag dibaluri duri. Dengan melingkar demikian , tak ada satu hewan pun yang bisa menyerangnya. Landak hanya melakukan satu strategi.

Itulah yang dilakukan oleh Wallgreens. Ia mengambil jalan simple, dengan konsistensi tinggi. Mereka punya program menduduki setiap sudut-sudut jalan suatu kota untuk mengganti lokasi – lokasi yang dinilai sudah tidak nyaman lagi. Sudut – sudut itu dinilai paling memudahkan konsumen untuk masuk dan keluar (multiple directions).

Mereka rela memindahkan lokasinya, mencari tempat lain yang lebih menarik, sekalipun biaya sewanya di lokasi yang lama sebesar 1 juta dolar dan hangus begitu saja. Mereka juga menjadi pelopor dalam jasa apotek (drive-through). Dan setelah konsumen tampak merespons dan menyukainya, ia membangun fasilitas ini dimana – mana. Caranya sederhana dan sama dimana – mana. Semua orang di dalam perusahaan tahu apa yang harus mereka kerjakan dan apa-apa saja yang sebaiknya tidak. Mereka focus pada “the right thing” on “the right time”.
Itulah landak. Simpel dan smart. Bergerak cepat karena tak banyak yang dipikirkan. Bergerak mudah karena tak banyak beban. Efisien karena tak banyak variasi.

(Rhenald Kasali,Ph.D/IK/MD)

pic: themetaq.com