(The Manager’s Lounge – Finance) – Efisiensi merupakan salah satu istilah yang popular di tengah kondisi krisis seperti saat ini. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk melakukannya, demi mempertahankan daya saing bisnis. Pertumbuhan penjualan cenderung melemah, sehingga mau tidak mau perusahaan harus melakukan efisiensi.
Namun, dalam melakukan pemangkasan biaya, perusahaan perlu mempertimbangkannya secara hati-hati, karena jika salah, maka justru bisa berdampak buruk terhadap pendapatan.
Memangkas R&D
Salah satu pos yang seringkali menjadi target pertama efisiensi adalah R&D, karena memang biasanya pos ini menghabiskan dana cukup besar. Namun, perusahaan perlu ingat, bahwa R&D sendiri bukan biaya, melainkan investasi. Pemangkasan R&D secara signifikan tentunya bisa menghambat inovasi, yang berakibat kepada daya saing perusahaan dalam industri. Jika daya saing menurun akibat lemahnya inovasi, tentu mengancam turunnya pendapatan.
Oleh karena itu, perusahaan tetap perlu mempertahankan R&D, hanya saja, mungkin prioritas yang diubah. Misalnya, perusahaan hanya memfokuskan R&D pada produk yang paling menjanjikan saja.
Memangkas Pemasaran
Biaya pemasaran yang besar, seringkali menjadikan pos ini menjadi target efisiensi. Padahal, pemasaran yang berkurang bisa menjadikan awareness terhadap suatu brand jadi semakin pudar, dan akhirnya mengakibatkan penurunan pendapatan. Oleh karena itu, Anda bisa mencari solusi lain misalnya pindah dari pemasaran tradisional ke pemasaran online, dan memanfaatkan social media, yang biayanya lebih murah. Atau jalin partnership dengan pihak lain untuk promosi bersama, sehingga Anda juga dapat menekan biaya promosi.
Memangkas SDM
Pemangkasan SDM alias PHK yang kini sedang marak juga kadang menyimpan bom waktu tersendiri. PHK turut menekan semangat dan produktivitas dari karyawan yang berhasil bertahan di perusahaan. Selain itu, workload karyawan juga semakin bertambah, karena harus mengambil alih pekerjaan karyawan yang di-PHK. Misalnya, contoh kasus yang disebutkan di McKinsey Quarterly, sebuah perusahaan ingin mengurangi biaya sales force, sehingga mengurangi back-office support namun tetap mempertahankan front-line. Akhirnya, karena front-line ikut mengerjakan support, maka mereka jadi kurang banyak menghabiskan waktu dengan pelanggan, yang berakibat pada lemahnya penjualan.
Sehingga, dalam memangkas SDM perlu dipertimbangkan bagaimana keseimbangan antara jumlah dan proporsi kerja karyawan, lalu perlancar komunikasi yang dapat mempertahankan jalinan hubungan baik dengan karyawan.
(Rinella Putri/RP/TML)