(The Manager’s Lounge – Quality) Ketika kita mendengar kata ”Portfolio” maka yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah laporan keuangan atau laporan bisnis yang comprehensif. Dan faktanya memang dalam laporan bisnis dan keuangan selalu di keluarkan portfolio, bahkan dalam perbankan biasanya selalu ada bagian atau unit kerja yang khusus menangani Portfolio Management. Pengertian portfolio sendiri secara sederhana adalah laporan lengkap (port=report=laporan, folio=penuh=lengkap=panjang).
Namun selain untuk laporan perusahaan/lembaga, portfolio dapat juga dipakai sebagai alat bantu untuk mengukur prestasi belajar, nilai kesenian.Misal dalam kesenian, sering kita melihat seniman yang sudah mapan, dan berhasil mengadakan pameran dengan menampilkan seluruh hasil karyanya, yang biasa kita kenal dengan galery lukisan, atau seni. Portofolio merupakan salah satu assesmen yang bisa diterapkan dalam pembelajaran di kelas, karena berisi kumpulan bukti pekerjaan siswa.
Kebetulan anak saya baru saja masuk sebuah kindergarten, dan saya lihat sejak usia dini, metoda penilaian atau pengukuran kinerja atau prestasi siswa mendekati metode portfolio. Hasil kerja dan kegiatan siswa setiap harinya di simpan dengan baik, di evaluasi, di nilai, dan biasanya setiap akhir pekan akan di kasih lengkap dan di bawa pulang untuk direview di rumah. Sehingga sebagai orangtua kitapun terupdate secara sistematis dan melihat perkembangan yang terjadi dan sebaliknya dapat melihat kemunduran apabila memang terjadi hal yang sebaliknya ini.
Portfolio akan merangkum hasil belajar, hasil pengamatan, refleksi diri, sosialisai dan semua aktivitas yang terjadi dan hal ini menunjukkan perkembangan siswa dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan metoda portofolio, tingkat perkembangan siswa lebih dapat diukur dan dipahami dari pada hanya dengan menggunakan test standart karena dapat di ketahui gambaran menyeluruh tentang segala aktivitas siswa dan apa yang dipahami dan diketahui siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pengertian Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984).
Penilaian Portofolio
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian berbasis portofolio.
Bentuk-bentuk Penilaian Portofolio
Bentuk-bentuk asesmen portofolio antara lain sbb :
1. Kertas kerja yang berisi penilaian atas hasil kerja / kegiatan yang di berikan kepada siswa, tentunya di berikan nilai absolute untuk mempermudah penilaian
2. Buku catatan khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran termasuk sosialisasinya
3. Respon yang di berikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
4. Tes screening yang berguna untuk mengidentidfikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS
5. Bisa di tambahkan dengan pemberian ”star” atau bintang untuk siswa yang berhasil mendapatkan nilai atau penilaian yang baik (excellent) : optional
Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis hasil karya seorang siswa, seperti :
1. Hasil praktek yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
2. Hasil pengamatan siswa (dalam rangka tugas untuk mata pelajaran ybs, biasanya dilakukan di laboratorium).
3. Analisis situasi yang berkaitan dengan mata pelajaran .
4. Penyelesaian soal-soal terbuka.
5. Hasil dari tugas/ pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
6. Laporan kerja kelompok .
7. Fotokopi piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
8. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan (kreativitas)
9. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.
Metode penilaian yang selama ini diterapkan di sekolah – sekolah adalah model tes tertulis atau tes strandar yang hanya mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa saja. Tes dianggap sebagai posedur untuk mengukur penilaian siswa dimana mengacu pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan (di uji). Dan di harapkan siswa yang di uji dapat memberikan jawaban atas pokok-pokok uji yang diberikan. Akumulasi jawaban yang benar akan merupakan penilaian akhir yang menentukan performa atau penilaian siswa tersebut. Menurut Coates (dalam Jannah, 2004) tes standart hanya menilai apa yang diketahui siswa, dan bila dibandingkan dengan tes standart, portofolio memilik beberapa kelebihan. Perbedaan Portofolio dengan tes standar (Siswono dalam Jannah, 2004:13)
Portofolio:
• Menunjukkan jangkauan bacaan dan tulisan siswa (kemampuan siswa).
• Meminta siswa menilai kemampuan, hasil kerja/keahliannya dan penetapan tujuan belajar.
• Mengukur ketercapaian tujuan tiap siswa secara inividu yang berbeda dengan siswa lain.
• Menunjukkan pendekatan kolaborasi dalam penilaian.
• Penilaian siswa sendiri merupakan tujuan.
• Menunjukkan peningkatan usaha dan pencapaian.
• Menghubungkan penilaian dan pengajaran dalam pembelajaran
Tes Standar:
• Menilai jangkauan bacaan dan tulisan siswa yang terbatas, dan tidak menunjukkan apa yang siswa lakukan
• Penilainnya mekanistis atau penialaian oleh guru dengan masukan sedikit
• Menilai semua siswa dengan dimensi yang sama.
• Proses penilaiannya tidak kolaboratif.
• Penilaian siswa tidak merupakan tujuan.
• Memisahkan antara pembelajaran testing dengan pengajaran.
Asesmen portofolio tidak hanya ditekankan untuk keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses berfikir dan kreatifitas siswa. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Salah satu model yang cocok dengan prinsip tersebut adalah model asesmen portofolio. Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga domain perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Tidak ada salahnya kita mencoba metoda lengkap dan yang berdampak positif terhadap perkembangan siswa, why not ?
(Ria Felisha/IK/TML)