Perkembangan Advertising dan Belanja Online

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Pada bulan July 2007 Mc-Kinsey melakukan survey terhadap para eksekutif pemasaran dari 410 perusahaan di seluruh dunia maka 65% mengatakan bahwa mengiklankan secara online adalah sangat penting untuk melakukan advertising. Dari perusahaan-perusahaan tersebut dua pertiganya telah menggunakan tools digital seperti website dan ‘wikis’ yang lain dengan ekstensif untuk customer services dan pengembangan-pengembangan yang lain.

Mereka juga menyatakan advertising online berguna digunakan untuk alat direct response terhadap produk atau promosi mereka. Pada tahun 2010, 3 tahun mendatang perusahaan-perusahaan tersebut mengharapakan penjualan mereka lebih banyak akan dating dari penjualan online.

Entah apa nikmatnya belanja via ‘online’, namun yang pasti ada. kenikmatan tertentu. Bagi yang sibuk, sulit dipungkiri bahwa ‘online‘ adalah sarana belanja yang paling cocok. Sepuluh tahun yang lalu tidak pernah terbayangkan, misalnya belanja buku melalui ‘online’, Padahal kalau belanja buku yang paling pas adalah melihat isinya samba memegang bukunya di toko buku. Ini bukan hanya di Indonesia, juga di negara pusatnya belanja ‘online’, Amerika Serikat. Belanja buku berarti mengunjungi toko bukunya sendiri Entah itu toko buku di kampus atau B Dalton, harus mengayun kaki dulu sebelum sampai di tujuan.

Bagi Penerbit Seperti Simon Schuster, John Wiley .& Sons, atau Harvard Business School Press dan yang lainnya. pemunculan gaya beli buku melalui dunia maya, pada awalnya masih dianggap aneh, bahkan persaingan. Mungkin bagi toko buku besar di Amerika Serikat pun demikian. Amazon.com sebagai pusat belanja buku melalui online pasti tidak disenangi pada awalnya. Namun boleh jadi saat ini sudah berubah. Bagi eksekutif yang sibuk atau mahasiswa yang tidak punya waktu khusus, belanja dotcom lah pilihannya.

Bagi konsumen yang domisilinya di luar Amerika Serikat, belanja buku melalui online, termasuk Amazon. com, jelas jauh lebih murah dan sangat menghemat waktu. Mau pergi sendiri ke Amerika Sertkat jelas sangat mahal. Belum lagi waktu yang diperlukan untuk nongkrong di toko buku. Melalui online, konsumen akan dibantu dalam proses mencari buku yang diperlukan. Artinya, tinggal pencet komputer, memainkan internet, langsung pesan, selama kredit tidak ada masalah, dalam waktu tidak lebih dari dua minggu buku sampai di rumah kita. Tentu saja ini berlaku selama bukunya masih ada di toko buku atau penerbitnya. Kenikmatan semacam ini memang sangat dikehendaki oleh konsumen.

Selain memperoleh kemudahan belanja, ada aspek lain yang dart munculnya belanja online. Aspek tersebut adalah terbentuknya ‘masyarakat online ‘. Begitu besamya kekuatan komunitas ini, interaksi yang terjadi telah berhasil memperkuat bisnis. Kemampuan untuk menciptakan dan mengelola “masyarakat online ‘ atau disebut juga sebagai masyarakat virtual akan menjadi semacam karakteristika bagi bisnis yang berhasil. Interaksi masyarakat akan terjadi ketika mereka menghubungkan melalui jejaring komputer, apakah melalui pembelian, penjualan, kolaborasi, atau sekadar mencari hal yang baru.

Masyarakat online yang merupakan kumpulan manusia terlibat dalam interaksi online akan terjadi jika mereka memiliki kepentingan sama akan berinteraksi. Tentu saja akan melihat peluang yang sama sebagaimana halnya ancaman. Sebagai contoh, komunitas konsumen akan mengeliminasi kesenjangan informasi. Dengan adanya internet maka konsumen akan dipermudah untuk mendapatkan pemasok alternatif atau membentuk konsorsium pembelian sehingga diperoleh harga yang lebih rendah.

Perusahaan seperti Kaiser Permanente, yang merupakan institusi nirlaba terbesar untuk pelayanan kesehatan di Amerika Serikat, merasakan manfaatnya ‘masyarakat online ‘ bisnis mereka. Melalui ‘Kaiser Permanente online mereka memberikan pelayanan kesehatan mulai dart pengaturan waktu bertemu dengan dokter, akses kepada perawat, sampai kepada informasi seperti ensiklopedia kesehatan dan kelompok diskusi dalam berbagai masalah kesehatan. Informasi yang ditawarkan Kaiser Permanente khusus untuk anggota terintegratif dengan pelayanannya. Melalui hubungan internet akan terjalin pula diskusi dan umpan balik daripada anggota untuk meningkatkan Iuran dari pelayanan kesehatan yang mereka berikan.

Bagi pakar seperti Ruth L. Williams dan yoseph Cothrel, ‘masyarakat online’ memiliki utama adalah memperpanjang hubungan dengan konsumen, seperti halnya pengalaman Kaiser Permanente, Keunggulan lain yang diperoleh dari About. com, pusat pelayanan berita, informasi, dan servis hiburan berpusat di kota New York adalah dukungan terhadap tenaga kerja virtual. Bagi perusahaan seperti Sun Microsystems, manufaktur sistem jejaring komputer dan piranti lunak, ‘masyarakat online’ adalah mesin bagi pemikiran kepemimpinan.

Sementara, keuntungan keempat adalah pengalaman manufaktur mobil beken, Ford, yang melihat bahwa ‘komunitas online ‘ membantu manajemen informasi. Ataa dasar ini, kedua pakar ini berpendapat bahwa ‘masyarakat online ‘ harns diciptakan dan dipertahankan agar berkelanjutan. Caranya antara lain dengan membuat program pengembangan anggota, pengelolaan aset, dan hubungan dengan komunitas.

Sisi lain yang menarik adalah kredibilitas dari ‘institusi online ‘ yang memberikan jasa online. Artinya, sebagai kegiatan bisnis, ‘institusi online ‘ juga harus bisa dipercaya oleh konsumen. Apalagi muncul kabar bahwa banyak ‘bisnis online ‘ yang akan gulung tikar. Kalau berita ini benar, kepercayaan konsumen akan luntur. Padahal bisnis dasarnya adalah kepercayaan. Transaksi bisnis ke konsumen (b-to-c) dan transaksi bisnis ke bisnis (b-to-b mensyaratkan adanya ‘institusi online yang handal. Untuk itu, N. Venkatraman, pakar dari London Business School, mengatakan visi, governance, sumber daya, dan infra struktur, adalah beberapa landasan untuk membangun strategi bagi ‘institusi online ‘.

Secara khusus Venkatraman mengatakan setiap pasar, pertanian ke mobil ke jasa finansial, hiburan, dan pelayanan kesehatan, pasti dipengaruhi oleh teknologi interaktif. perusahaan yang sudah mapan pun harns memiliki ‘agenda online” kalau tidak ingin ketinggalan. Mereka harus berani mencampur operasi perusahaan yang tradisional dengan operasional online. Bagaimanapun, tantangan yang dihadapi adalah ‘brain drain’ dari eksekutif mereka ke perusahaan yang bergerak dalam ‘bisnis online ‘. Walaupun permainan baru saja dimulai dalam ‘bisnis online ‘ ,sudah terlihat kekuatan dalam bisnis ini. Walau begitu, memang masih terlalu pagi mendeklarasikan perusahaan yang unggul dalam ‘bisnis online’.

Meningkatnya keinginan ‘belanjaonline ‘ ini tentu akan memacu meningkatnya advertising online, survey yang telah dilakukan oleh Mc Kinsey lebih lanjut menedapatkan rata-rata perusahaan 90% menggunakan web sebagai media sales dan services . Belanja Media online di Indonesia masih termasuk kecil dibandingkan media cetak maupun media elektronika saat ini mencapai Rp. 11 triliun. Sedangkan belanja media online masih Rp. 75 miliar, dan diharapkan tahun 2008 akan meningkat menjadi Rp .150 miliar. Fakta-fakta tersebut telah memacu banyak perusahaan untuk merambah dunia online sebagai sarana berbisinis, bahkan Ishadi Direktur Trans TV dalam diskusi panel Business Outlook 2008 yang diadakan alumni PPM mengatakan 2008 saatnya untuk Media mengintegrasikan bisnis mereka dengan bisnis online, sebuah peluang yang menggiurkan bagi pasar yang tanpa batas. (FAD)

 

 

(Vibiz Sales & Service/AA/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x