Strava

Strava Capai Valuasi Dua Miliar

(Business Lounge – Global News) Strava, aplikasi kebugaran yang digemari para pelari dan pesepeda di seluruh dunia, baru saja mencapai tonggak penting dalam lintasan bisnisnya. Dalam sebuah pengumuman resmi yang dikutip oleh The Wall Street Journal, perusahaan teknologi olahraga ini berhasil meraih valuasi lebih dari dua miliar dolar AS, termasuk komponen utang. Langkah ini sekaligus menandai kembalinya Strava ke panggung utama dunia startup setelah sempat meredup di tengah gejolak teknologi pascapandemi.

Sebagai bagian dari ekspansi strategis, Strava juga mengumumkan akuisisi terhadap The Breakaway, sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk analitik performa bersepeda dan pelatihan. Akuisisi ini, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg, merupakan upaya perusahaan untuk memperluas cakupan layanan mereka, dari sekadar media sosial olahraga menjadi ekosistem pelatihan yang lebih komprehensif. Dengan teknologi dari The Breakaway, Strava berharap dapat menawarkan rekomendasi pelatihan yang lebih personal, prediksi performa, serta integrasi dengan pelatih virtual.

Kenaikan valuasi ini terjadi di tengah meningkatnya minat investor terhadap sektor kebugaran digital, setelah sempat lesu pasca-boom awal pandemi. Menurut CNBC, lonjakan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap model bisnis berlangganan dan loyalitas komunitas pengguna Strava, yang saat ini mencapai lebih dari 120 juta akun di seluruh dunia. Sekitar 75% dari aktivitas pengguna berasal dari luar Amerika Serikat, dengan pertumbuhan pesat di Eropa, Asia, dan Amerika Latin.

CEO Strava, Michael Martin, menyatakan bahwa akuisisi The Breakaway bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang visi bersama untuk memberdayakan para atlet harian dengan data dan motivasi yang relevan. Dalam wawancaranya dengan TechCrunch, ia menegaskan pentingnya mempertahankan pengalaman pengguna yang otentik, sekaligus meningkatkan kemampuan platform dalam membantu pengguna mencapai tujuan kebugaran mereka dengan cara yang lebih ilmiah dan terukur.

Strava, yang selama ini dikenal karena fitur pelacakan rute dan segmentasinya, juga sedang berinvestasi besar-besaran dalam machine learning untuk analisis performa dan pencegahan cedera. Mereka juga tengah memperluas fitur komunitas, seperti tantangan bulanan, forum lokal, dan integrasi dengan klub olahraga. The Verge menyebut bahwa perusahaan kini ingin menjadi “jaringan sosial berbasis gerak,” tempat pengguna tidak hanya mencatat aktivitas, tapi juga membangun koneksi berdasarkan kebiasaan olahraga.

Dengan valuasi dua miliar dolar, Strava semakin diperhitungkan di antara pemain besar teknologi kebugaran seperti Whoop, Peloton, dan Apple Fitness+. Namun berbeda dengan sebagian pesaingnya yang mengandalkan perangkat keras, Strava tetap fokus pada kekuatan perangkat lunak dan komunitas. Reuters mencatat bahwa lebih dari 80% pengguna aktif Strava mengunggah aktivitas secara konsisten setiap minggu, tingkat keterlibatan yang jarang ditemukan di platform lain.

Langkah akuisisi ini juga membuka kemungkinan bagi Strava untuk mengembangkan sistem rekomendasi pelatihan berbasis AI dan analitik lanjutan yang lebih presisi, sesuatu yang sangat diminati oleh pengguna kelas menengah dan atlet amatir serius. The Breakaway sendiri memiliki rekam jejak dalam mengubah data mentah dari pelatih daya (power meters) menjadi wawasan yang mudah dipahami dan digunakan.

Ke depan, Strava menghadapi tantangan menjaga pertumbuhan di tengah meningkatnya persaingan dan tekanan untuk monetisasi. Namun dengan pendekatan yang konsisten terhadap pengalaman pengguna dan data, perusahaan ini tampaknya siap mempertahankan statusnya sebagai platform kebugaran digital pilihan utama dunia.