(Business Lounge Journal – Global News)
CEO Tesla, Elon Musk, menegaskan komitmennya untuk tetap memimpin perusahaan mobil listrik tersebut selama lima tahun ke depan. Dalam wawancara di Qatar Economic Forum hari Selasa (20/5), Musk secara tegas menyatakan, “Saya masih akan memimpin Tesla lima tahun lagi, kecuali saya meninggal.”
Pernyataan ini datang di tengah berbagai spekulasi seputar masa depan kepemimpinannya, menyusul gejolak yang dialami Tesla beberapa bulan terakhir. Namun, Musk mengklaim bahwa perusahaan telah berhasil melewati masa sulitnya. “Kami sudah membalikkan keadaan,” kata Musk, seraya menepis lemahnya permintaan di Eropa sebagai pengecualian, bukan representasi global.
Respons Kontroversial terhadap Kritik Pelanggan
Ketika ditanya mengenai stiker yang dipasang oleh sejumlah pemilik Tesla bertuliskan “I bought this before we knew Elon was crazy,” Musk menjawab dengan santai namun tajam, “Ya, mungkin kami kehilangan sebagian pembeli dari kelompok kiri, tapi kami juga mendapatkan pembeli dari kanan. Penjualan tetap kuat, dan kami tidak melihat masalah dengan permintaan.”
Namun data keuangan terbaru memberikan gambaran yang lebih kompleks. Pada kuartal pertama 2025, pendapatan Tesla turun 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan dari segmen otomotif bahkan turun 20%, dengan penurunan penjualan sebesar 13% dari tahun ke tahun menjadi 336.681 unit—angka yang meleset dari proyeksi analis.
Reputasi Tesla Menurun, Saham Tertekan
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Tesla adalah menurunnya sentimen konsumen terhadap sosok Musk sendiri. Hasil survei Axios Harris Poll 100 yang dirilis minggu ini menunjukkan bahwa reputasi Tesla anjlok 30 poin dalam satu dekade, dari predikat “Sangat Baik” menjadi “Buruk.”
Di pasar saham, harga saham Tesla sempat anjlok lebih dari 50% antara Desember hingga April lalu, meskipun mengalami pemulihan dalam beberapa minggu terakhir. Pemulihan ini sebagian didorong oleh janji Musk untuk mengurangi keterlibatannya dalam Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) yang sebelumnya menyita banyak perhatiannya.
Starlink dan Ambisi Bisnis Lainnya
Dalam forum tersebut, Musk juga membahas beberapa bisnis lainnya di bawah payung perusahaannya, termasuk SpaceX dan Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX. Ia mengatakan bahwa kemungkinan Starlink akan melantai di bursa saham (IPO) masih terbuka, namun menegaskan bahwa tidak ada urgensi untuk melakukannya dalam waktu dekat.
Menurut firma riset pasar Novaspace, SpaceX diproyeksikan akan meraih pendapatan sebesar $11,8 miliar tahun depan, hampir tiga kali lipat dari pendapatan tahun 2023. Pertumbuhan ini sebagian besar ditopang oleh meningkatnya kontrak dari militer AS.
Kecerdasan Buatan dan Superkomputer “Colossus”
Musk juga menyinggung soal kecerdasan buatan (AI), di mana ia menyatakan bahwa ia mendukung regulasi AI di Amerika Serikat, namun “dalam batas yang moderat.” Melalui perusahaannya xAI, Musk sedang berlomba dalam pengembangan model AI canggih. Perusahaan ini telah menggalang pendanaan dalam jumlah besar untuk membangun infrastruktur pusat data skala besar.
Salah satu proyek andalannya adalah superkomputer “Colossus” yang berlokasi di Memphis, Tennessee, dan diklaim sebagai klaster superkomputer terbesar di dunia saat ini.
Elon Musk, Tetap di Pusat Panggung
Meskipun menghadapi tekanan dari pasar, kritik publik, dan tantangan internal di Tesla, Elon Musk menunjukkan bahwa ia belum berniat mundur dari sorotan. Dengan komitmen penuh terhadap Tesla, pengembangan AI, serta ekspansi bisnis luar angkasa dan internet satelit, Musk tetap menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh (dan kontroversial) dalam dunia teknologi global.