(Business Lounge – Global News) Samsung Electronics mengumumkan langkah strategis besar dengan mengakuisisi FläktGroup, produsen sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) asal Jerman, dari perusahaan investasi Triton Partners. Nilai transaksi yang mencapai 1,5 miliar euro atau sekitar 1,6 miliar dolar AS menandai ekspansi Samsung ke sektor infrastruktur bangunan pintar yang sedang berkembang pesat di Eropa dan kawasan lain.
Dalam siaran pers yang dikutip oleh Bloomberg, Samsung menyatakan bahwa akuisisi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio bisnis di luar perangkat konsumen dan semikonduktor. Dengan menggabungkan kekuatan teknologi Samsung dan jaringan produk HVAC FläktGroup yang luas di pasar Eropa, perusahaan asal Korea Selatan itu berharap dapat memperkuat pijakannya di sektor infrastruktur energi rendah karbon dan efisiensi bangunan.
FläktGroup dikenal sebagai pemain utama di pasar HVAC industri dan komersial di Eropa, dengan kehadiran di lebih dari 65 negara serta pusat manufaktur di Jerman, Swedia, dan Prancis. Produk mereka meliputi sistem ventilasi industri, pengatur suhu ruangan, penjernih udara, dan solusi kontrol iklim untuk gedung perkantoran, rumah sakit, dan fasilitas publik. Reuters mencatat bahwa permintaan terhadap teknologi HVAC efisien meningkat drastis seiring dengan kebijakan lingkungan yang lebih ketat di Uni Eropa.
Samsung sendiri telah memiliki lini bisnis pendingin ruangan melalui divisi Digital Appliances, termasuk sistem AC rumah tangga dan komersial di Asia dan Amerika Serikat. Namun, langkah ini menunjukkan perubahan skala yang signifikan. Dengan akuisisi FläktGroup, Samsung masuk langsung ke pasar HVAC industri, memperluas jangkauan dari rumah-rumah pribadi hingga infrastruktur publik dan bangunan tinggi.
Menurut Financial Times, akuisisi ini merupakan respons terhadap tren global di sektor properti yang semakin menuntut efisiensi energi, kenyamanan udara dalam ruangan, dan integrasi teknologi pintar. Samsung melihat peluang sinergi antara teknologi IoT miliknya — seperti SmartThings — dengan produk HVAC FläktGroup, menciptakan solusi kontrol iklim yang terintegrasi, otomatis, dan lebih hemat energi.
Dalam pernyataan yang dikutip The Wall Street Journal, eksekutif senior Samsung menyebutkan bahwa langkah ini akan memperkuat posisi perusahaan dalam transformasi ekosistem bangunan pintar di Eropa. “Kami ingin menjadi pemain utama dalam menciptakan ruang hidup dan kerja yang efisien, sehat, dan terkoneksi,” kata CEO divisi Electronics and Digital Appliances, Lee Jae-seung.
Selain itu, Samsung juga mengincar pasar retrofit — yakni modernisasi sistem HVAC di gedung-gedung lama agar lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Uni Eropa telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan efisiensi bangunan, termasuk Renovation Wave Strategy, yang menurut European Commission menargetkan renovasi lebih dari 35 juta bangunan hingga 2030.
Dengan akuisisi ini, Samsung dapat memanfaatkan jaringan distribusi dan klien FläktGroup di sektor publik dan swasta, serta memperkuat bisnis solusi energi yang mencakup sistem manajemen bangunan berbasis AI. Nikkei Asia menyoroti bahwa Samsung kemungkinan besar akan mengintegrasikan teknologi sensor, pengumpulan data, dan pembelajaran mesin untuk mengoptimalkan pengaturan iklim dalam gedung secara real time.
Triton Partners, pemilik FläktGroup sejak 2016, menyambut akuisisi ini sebagai bentuk kelanjutan dari transformasi FläktGroup menjadi pemimpin pasar global. Menurut laporan CNBC, selama berada di bawah Triton, FläktGroup melakukan konsolidasi operasi, memperluas kapasitas produksi, dan menambah portofolio produk berbasis efisiensi energi tinggi. Penjualan ke Samsung menandai puncak nilai strategis dari portofolio tersebut.
Namun, tantangan integrasi tetap ada. Menurut para analis yang dikutip Moody’s, Samsung perlu menavigasi perbedaan budaya korporasi antara perusahaan teknologi Asia dan manufaktur industri Eropa, serta memastikan keberlanjutan inovasi produk FläktGroup dalam struktur yang lebih besar. Dikhawatirkan, tekanan biaya dan integrasi yang agresif dapat mengganggu rantai pasok atau menghambat perkembangan R&D.
Meski begitu, banyak pihak melihat langkah ini sebagai pergeseran strategis Samsung menuju ekonomi hijau. Perusahaan telah berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada 2050, dan akuisisi FläktGroup merupakan langkah konkret dalam menyediakan solusi yang mendukung target karbon rendah global. The Korea Herald menyatakan bahwa Samsung akan mengintegrasikan roadmap keberlanjutan FläktGroup ke dalam target ESG perusahaan yang lebih luas.
Dari sisi geopolitik, akuisisi ini juga memperkuat posisi Samsung di Eropa di tengah ketegangan perdagangan antara Asia dan Amerika. Ketika regulasi ekspor semakin ketat dan rantai pasok menjadi lebih terlokalisasi, memiliki basis produksi dan inovasi di Eropa memberi keuntungan kompetitif tersendiri. Dalam laporan Handelsblatt, disebutkan bahwa keberadaan FläktGroup di Jerman dan Skandinavia memberi Samsung akses langsung ke teknologi efisiensi energi yang sangat dicari di Eropa Utara.
Samsung juga melihat peluang untuk memperluas bisnis HVAC ke Timur Tengah dan Asia Tenggara, wilayah dengan pertumbuhan cepat dalam konstruksi dan infrastruktur. Penggabungan portofolio akan memungkinkan pengembangan produk hybrid yang sesuai dengan iklim tropis maupun wilayah gurun, serta disesuaikan dengan regulasi lokal yang terus berubah.
Sebagai perusahaan teknologi, Samsung memiliki pengalaman dalam mengintegrasikan perangkat keras dengan sistem pintar. Kemampuan ini akan menjadi pembeda dalam pasar HVAC yang mulai bergeser ke sistem pintar berbasis cloud dan AI. TechCrunch mencatat bahwa banyak produsen HVAC tradisional masih mengandalkan pengaturan manual atau sistem semi-otomatis, sehingga peluang inovasi Samsung cukup besar.
Dari sisi keuangan, akuisisi ini tidak akan membebani struktur modal Samsung secara signifikan. Dengan cadangan kas yang besar dan rasio utang yang rendah, perusahaan memiliki fleksibilitas untuk ekspansi. S&P Global mencatat bahwa Samsung Electronics memiliki lebih dari 80 miliar dolar AS dalam bentuk kas dan setara kas per akhir 2024, menjadikannya salah satu perusahaan teknologi dengan kekuatan likuiditas tertinggi di dunia.
Arah bisnis ini juga sejalan dengan pergeseran global menuju integrasi antara teknologi informasi dan sistem infrastruktur. Konsep smart building, yang menggabungkan pengaturan suhu otomatis, sensor kualitas udara, hingga manajemen konsumsi energi, kini menjadi prioritas di banyak kota besar. Dengan akuisisi FläktGroup, Samsung berada dalam posisi untuk menjadi pemimpin dalam integrasi vertikal antara sistem fisik dan digital di dalam gedung.
Beberapa pesaing Samsung di sektor HVAC seperti Daikin, Johnson Controls, dan Honeywell telah lebih dulu memulai transformasi digital, namun mereka tidak memiliki kekuatan teknologi konsumen dan platform ekosistem seperti SmartThings yang dimiliki Samsung. Menurut Forbes, diferensiasi inilah yang memungkinkan Samsung menghadirkan solusi menyeluruh dari perangkat individu hingga sistem gedung besar.
Secara keseluruhan, akuisisi FläktGroup mencerminkan ambisi Samsung untuk membangun masa depan yang lebih terkoneksi, hemat energi, dan berbasis data. Langkah ini menegaskan bahwa strategi pertumbuhan perusahaan kini melampaui produk konsumen, dan lebih mengarah ke pengaruh sistemik terhadap cara manusia tinggal dan bekerja. Dengan gabungan kekuatan manufaktur Eropa dan teknologi digital Korea, Samsung tampaknya siap mendefinisikan ulang masa depan bangunan pintar global.