Zona Sumber Gempa Indonesia yang Mematikan

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat rawan gempa dan tsunami. Itu sebabnya setiap kali BMKG mengeluarkan peringatan gempa, maka akan selalu diikuti dengan apakah gempa tersebut berpotensi Tsunami atau tidak.

Sumber gempa di Indonesia ada dua jenis sumber gempa yaitu:

– Zona sumber gempa Megathrust
– Zona sumber gempa sesar aktif (pergerakan patahan lempeng aktif)

Perlu kita ketahui bahwa sebenarnya ada 4 jenis zona gempa yaitu:
1. Zona Tunjaman Lempeng/subduksi, di mana gempa terjadi pada pertemuan antar lempeng yaitu lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng benua. Zona ini dapat dibagi 2: lajur interplate (meghathrust 0-50 km) dan lajur intraplate Benioff (70-250 km).
2. Zona sesar kerak dangkal (Shallow Crustal Earthquake) di mana gempa terjadi di dalam kerak bumi yang dangkal.
3. Zona sumber gempa menyebar (diffuse), yaitu daerah yang memiliki potensi kegempaan yang sama seperti saling berhubungan yaitu zona back arc, back arc basin, fragmen renik kontinen dan lainnya.
4. Zona sumber gempa latarbelakang (Background Earthquake), yaitu daerah yang tidak diketahui aspek kegempaanya dan sedikit memiliki catatan gempa tetapi berpeluang menimbulkan gempa

Indonesia ada di nomor satu dan dua dengan jumlah sebagai berikut:
-Zona sumber gempa Megathrust sebanyak 13 segmen
-Zone sumber gempa sesar aktif sebanyak 295

Pulau yang paling sedikit potensi gempanya adalah pulau Kalimantan, bila dibandingkan dengan pulau-pulau lain.

Indonesia juga harus mewaspadai gempa kecil-kecil yang suatu saat dapat menimbulkan gempa besar. BMKG hampir setiap hari mengeluarkan informasi gempa. Gempa terkecil yang dapat dimonitor oleh BMKG adalah 1,2SR.

Sejarah mencatat bahwa gempa besar dengan magnitudo antara 7,0-8,0 SR yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi lebih dari 12 kali, yaitu:
1. 4 Januari 1840 (7,5 SR)
2. 20 Oktober 1859 (7,5 SR)
3. 10 Juni 1867 (7,5 SR)
4. 28 Maret 1875 (7,5 SR)
5. 27 Feb. 1903 (7,9 SR)
6. 11 Sept. 1921 (7,5 SR)
7. 27 Sept. 1937 (7,2 SR)
8. 1 April 1943 (7,1 SR)
9. 24 Juli 1979 (7,0 SR)
10. 3 Juni 1994 (7,6 SR)
11. 17 Juli 2006 (7,8 SR)
12. 2 Sept. 2009 (7,3 SR)

Sedangkan gempa yang merupakan gempa zona sumber sesar aktif yang mematikan di Indonesia tercatat 10 gempa hingga gempa Cianjur kemarin 21 November 2022, yaitu:
1. Gempa Bumi Kerinci 1909 (6,5 SR) 101 orang meninggal dunia
2. Gempa Padang Panjang 1926 (7,5 SR) 354 orang meninggal dunia
3. Gempa Wonosobo 1924 (6,5 SR)100 orang meninggal dunia
4. Gempa Liwa 1994 (6,5 SR) 194 orang meninggal dunia
5. Gempa Yogyakarta 2006 (6,4 SR) 5.800 orang meninggal dunia
6. Gempa Pidie Jaya 2016 (6,5 SR) 104 orang meninggal dunia
7. Gempa Lombok 2018 (5x gempa dengan 6,4-7 SR) 564 orang meninggal dunia
8. Gempa Palu 2018 (7,4 SR) 2.113 meninggal dunia
9. Gempa Majene-Mamuju 2021 (6,2 SR) 105 orang meninggal dunia
10. Gempa Cianjur 2022 (5,6 SR) 310 orang meninggal dunia hingga hari ini.

Walaupun manusia dengan kecanggihan masa kini dapat memberikan peringatan dini terjadinya gempa, namun banyak faktor yang menyebabkan manusia tetap saja tidak siap ketika gempa itu terjadi dan akhirnya tetap menimbulkan jatuhnya korban jiwa yang banyak. Diperlukan edukasi dan perbaikan infrastruktur tahan gempa yang pastinya tidak mudah untuk negara kepulauan dengan lebih dari 13.000 pulau dan 270 juta penduduk.

Namun saat ini, mari berdoa bersama bagi bangsa tercinta dan mendukung Cianjur untuk pulih kembali.