(Business Lounge Journal – News and Insight)
Jumat dinihari, 25 November 2022 kemarin gempa berkekuatan 4,1 SR terasa mengguncang pemukiman masyarakat. Gempa susulan terus terjadi di Cianjur, Jawa Barat hingga hari ini walaupun intensitas dan kekuatannya dirasakan berkurang. Sebagaimana kita ketahui per 25 November 2022, korban gempa telah mencapai 310 orang dan belum ditemukan 24 orang. Pendataan sementara BNPB dilansir dari situs web BNPB telah 56.320 rumah alami kerusakan, dengan rincian rusak berat 22.241 unit rumah, rusak sedang 11.641 unit rumah dan rusak ringan 22.090 unit rumah. Fasilitas umum juga turut terdampak, antara lain 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, 3 fasilitas kesehatan, dan 13 gedung perkantoran. Tidak hanya di perkampungan melainkan juga di Cianjur kota kerusakan terjadi.
Apakah yang terjadi dengan Cianjur?
Gempa bumi yang terjadi dapat merupakan gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik. Gempa bumi tektonik diakibatkan oleh pergerakan dasar bumi. Sedangkan gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat letusan gunung berapi. Gempa tektonik menimbulkan kerusakan yang lebih berat bila dibandingkan dengan gempa vulkanik. Satu lagi jenis gempa bumi adalah gempa runtuhan, yaitu gempa yang dirasakan saat terjadinya longsor. Apa yang terjadi di Cianjur beberapa hari ini adalah gempa tektonik dengan pusat gempa berada di tujuh hingga sepuluh kilometer di barat daya Cianjur.
Gempa tektonik timbul karena pergeseran lempengan bumi. Sesar-sesar berukuran besar di kerak bumi merupakan hasil dari aksi gaya lempeng tektonik, dengan yang terbesar membentuk batas-batas antara lempeng, seperti zona subduksi atau sesar transform. Energi yang dilepaskan saat lempengan bergerak menyebabkan gempa bumi.
Mengapa Cianjur kondisinya parah?
Sebenarnya dilihat dari kekuatan gempa pada Senin, 21 November 2022, kekuatannya tidaklah terlalu besar, yaitu sebesar 5,6 SR. Namun kerusakannya signifikan itu karena merupakan gempa tektonik jenis kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan “Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat.” Pada Twitter-nya Daryono menyebutkan tiga alasan keparahan gempa Cianjur
1. Kedalaman gempa yang dangkal (shallow crustal earthquake)
2. Struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa
3. Lokasi permukiman berada pada tanah lunak (local site effect – efek tapak) dan perbukitan (efek topografi).
Karakteristik shallow crustal earthquake ini dijelaskan oleh Daryono, mirip dengan karakteristik sesar Cimandiri. “Kami menduga gempa utama merupakan bagian dari sesar Cimandiri karena memang berada di zona sistem sesar,” jelasnya. Sesar Cimandiri ini bila bergerak merobek tanah sekitar 20-30 kilometer di bawah permukaan tanah dan rekahannya mencapai 23 km. Jadi memang ini gelombang gempa yang dihasilkan sangat kuat namun dangkal. Perlu kita ketahui sesar Cimandiri adalah patahan geser aktif di Jawa Barat yang dimulai dari muara Sungai Cimandiri di Kabupaten Sukabumi yang melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Subang serta bertemu dengan sesar Lembang di Padalarang dan sesar Baribis di Subang. Sesar Cimandiri ini dikatakan aktif karena bergerak terus dengan kecepatan geser 4-6mm per tahun
Sedangkan yang dimaksud dengan local site effect -efek tapak adalah kondisi tanah yang lunak juga memperparah guncangan. Daryono menjelaskan bahwa tanah yang lunak beresonansi dengan getaran sehingga getarannya semakin kuat.
Selain itu topografi Cianjur yang memiliki banyak lereng dan bukit menjadi tidak stabil dan dapat mengakibatkan longsor, apalagi bila terguyur hujan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur telah menyatakan Status Tanggap Darurat selama 30 hari (21 Nov-20 Des) dan terus melakukan pendataan, operasi (darurat dan SAR), dan logistik yang dibutuhkan oleh orang yang terkena dampak. Sedangkan BNPB bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) menyerahkan total dana siap pakai senilai 95,5 ribu USD dan logistik senilai 31,8 ribu USD kepada Pemerintah Cianjur Daerah.