(Business Lounge Journal – News and Insight)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang saat ini berada di Washington DC dalam rangka pertemuan G20 dan 2022 Spring Meetings of the International Monetary Fund (IMF) and the World Bank Group (WBG) tetap menyempatkan untuk hadir secara online pada perayaan Hari Kartini Kementerian Keuangan RI. Pada Bincang Kartini Masa Kini yang diadakan Kementerian Keuangan dengan tema G20: Women in Inclusive Economy, Sri Mulyani membagikan sebuah fenomena menarik yang baru saja dialaminya ketika berada di Washington DC.
Sri Mulyani berkisah bahwa pada pagi hari ketika Early Warning Exercise diadakan, maka pertemuan yang membahas mengenai berbagai hal penting dunia tersebut dipimpin oleh perempuan, dipresentasikan oleh perempuan, dan dibahas juga oleh para pejabat keuangan penting yang sebagian besar adalah perempuan. Ada 4 orang tokoh penting perempuan yang disebutkan oleh Sri Mulyani pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral tersebut. Mulai dari Managing Director IMF- Kristalina Georgieva yang memimpin keseluruhan pertemuan, lalu pemimpin pertemuan berikutnya adalah Menteri Keuangan Spanyol – Nadia Calviño, yang membawakan presentasi Chair of Financial Stability Board (FSB) – Lael Brainard, dan IMF Deputy Managing Director – Gita Gopinath. Sri Mulyani menyoroti bagaimana 4 orang perempuan pada pertemuan yang dihadirinya, berbicara tentang ekonomi dunia dan bagaimana dunia harus mengelola risiko yang sangat besar akibat pandemi, munculnya ketegangan geopolitik, harga-harga energi dan pangan yang melonjak dan mengancam pemulihan ekonomi, mengancam negara-negara miskin, serta berpotensi meningkatkan kemiskinan di berbagai negara. Sri Mulyani sendiri memimpin pertemuan G20 untuk tingkat menteri keuangan dan bank sentral.
Dalam pidato singkatnya, Sri Mulyani juga berpesan bagi para perempuan untuk tidak gentar, tidak takut, dan merasa kendala yang ada tidak bisa didobrak. Kemudian bagi para perempuan yang memiliki cita-cita yang tinggi untuk bisa berbuat yang bermanfaat bagi masyarakat, maka harus mengisi – di dalam kapasitasnya – kompetensi, ilmu pengetahuan, keahlian, juga karakter dan sikap. Jika perempuan bekerja maka harus sama seriusnya, sama dedikatifnya, sama kompetennya, sama komitmennya, sama kinerjanya – atau bahkan lebih baik – dengan para pria.
Sri Mulyani juga mengutip sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey menunjukkan bahwa apabila di dunia ini perempuan diberikan kesempatan dan kontribusi yang sama dengan laki-laki, maka dunia akan mendapatkan nilai tambah manfaat hingga mencapai USD 28triliun. Angka tersebut adalah hampir lebih dari 20 kali GDP Indonesia, atau 26% ekonomi dunia akan jauh lebih besar. Sehingga Sri Mulyani menghimbau jika kita memberikan kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki maka itu bukan hanya memberikan manfaat kepada perempuan supaya dapat lebih percaya diri, mampu berperan optimal baik bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan Negara, tetapi sebenarnya kita sedang menginvestasikan perubahan yang luar biasa bagi Indonesia dan bagi dunia.
Mengambil istilah yang dimiliki oleh Kartini, maka Sri Mulyani mengatakan bahwa perempuan adalah sekolah pertama pertama yang sangat menentukan bagi anak-anaknya yaitu generasi selanjutnya. Jika seorang perempuan memiliki pendidikan, kepercayaan diri, pengetahuan, maka ia akan menjadi sekolah yang luar biasa penting dan berkualitas bagi anak- anaknya yang merupakan pembentukan awal dari generasi tersebut. Menutup pidatonya, Sri mulyani juga mengingatkan segenap jajaran kementerian keuangan untuk tidak hanya menekankan aspek penampilan pada peringatan Hari Kartini ini, tetapi juga semua memiliki peranan dan potensi untuk memajukan perempuan yang kelak akan memberikan dampak bagi generasi yang akan datang.