(Business Lounge Journal – Technology)
Kita telah membahas bagaimana survei yang dilakukan oleh Jisc di Inggris menyatakan bahwa hanya 41% mahasiswa di Inggris yang siap untuk menghadapi tempat kerja yang serba digital (digital workplace). (Baca: Digital Campus to Digital Workplace). Kampus-kampus di Indonesia pun sedang bersiap untuk itu. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) adalah salah satunya yang terus berupaya mewujudkan digitalisasi kampus.
Ribuan Kampus di Indonesia Memasuki Era Digitalisasi
Sejak tahun 2014, Telkom telah berupaya untuk melakukan digitalisasi kampus dan pada tahun 2016 Telkom mengakui telah berhasil melakukan digitalisasi terhadap hampir tiga ribu kampus di Indonesia melalui program Indonesia Digital Campus (IndiCampus). Telkom memang berambisi ingin mempercepat terpenuhinya prasyarat World Class Campus di seluruh kampus di Indonesia dengan memberikan layanan nilai tambah untuk kampus-kampus berupa peningkatan infrastruktur, smart building/kampus, SIA, QJurnal, Wifi.id SSO, Payment Gateway, Digital Class/Lab, Distance Learning, Campus Hub, dan lainnya.
Coba saja melongok play store pada smart phone Anda, di sana Anda akan menemui aplikasi berbagai kampus. Melalui aplikasi tersebut, mahasiswa dapat mengakses jadwal kuliah juga tugas yang menjadi kewajibannya, jadwal ujian serta hasilnya, absensi, dan juga program beasiswa. Beberapa informasi lainnya juga dapat dengan mudah diakses mulai dari pengumuman kampus, berbagai acara kampus, berita organisasi kampus, hingga lowongan pekerjaan. Bahkan para orang tua pun dapat ikut memanfaatkan fasilitas ini. Tidak hanya kepentingan belajar dan mengajar, gaya hidup pun menjadi bagian yang disasar program digitalisasi ini, misalnya melalui Mobile Financial Service TCash yang juga dapat digunakan di kantin.
Digitalisasi tidak hanya menjadi tujuan kampus-kampus di kota-kota besar, tetapi kampus-kampus yang terletak di kota-kota kecil pun mulai memasang target untuk terus dapat bersaing. Politeknik Aceh Selatan, salah satunya yang juga mencantumkan menjadi Politeknik unggulan yang mampu bersaing secara Global di 2025 sebagai salah satu visinya.
Lahirnya Prodi Berbasis Digital
Tidak dapat dipungkiri bahwa di era digital sekarang ini, semua kampus harus berlomba untuk dapat melakukan penyesuaian, bila tidak, maka dapat dipastikan mereka akan kalah bersaing. Salah satu universitas negeri di Sulawesi juga telah mengganti dana pembangunan kampus dengan dana IT yang nominalnya lebih murah dan terjangkau.
Di sisi yang lain, sejak awal tahun Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir telah mengatakan bahwa pihaknya telah mencabut Peraturan Menteri mengenai adanya pembatasan-pembatasan Prodi (Program Studi) sehingga prodi dapat disesuaikan dengan target pasar, dapat menciptakan lapangan pekerjaan atau bisa diserap oleh dunia kerja, namun tetap harus jelas apa yang menjadi rumpun ilmunya. Pada intinya Prodi harus dapat memenuhi kebutuhan pasar dan dunia kerja saat ini dan kedepannya. Sehingga tidak menutup kemungkinan lahirnya prodi-prodi seperti Animasi, Ekonomi Kreatif, Aplikasi Digital dan Toko Online, manajemen pemasaran digital.
Ruth Berliana/VMN/BL/Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting Group