Persaingan Kerja Lintas Generasi

GenX vs GenY

(Business Lounge Journal – Human resources)

Bagaimana para millennial sekarang ini cenderung untuk berpindah-pindah pekerjaan memang bukanlah lagi menjadi sebuah pendapat sepihak. Memang demikianlah kenyataan yang sering kali ditemui di lapangan.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah memang suatu hal yang baik untuk mengubah pekerjaan secara teratur? Bagi sebagian orang, hal ini tidaklah menjadi sebuah permasalahan bahkan terlihat bahwa yang bersangkutan adalah orang yang memiliki ambisi dan selalu ingin berkembang. Namun, bagi sebagian orang lagi, hal ini dapat menjadi sebuah pertanda bahwa bisa saja yang bersangkutan bukanlah orang yang memiliki endurance untuk mengerjakan pekerjaannya, sehingga seolah ingin berlari dari tanggung jawab yang ada. Namun apakah benar demikian?

Pengabdian seumur hidup

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, adalah hal biasa untuk mendapatkan pekerjaan di usia muda pada sebuah perusahaan dan kemudian Anda akan tetap bekerja di sana hingga pensiun. Seakan telah terprediksi dengan tepat bagaimana setiap tahun akan ada kenaikan gaji, kemudian paling tidak setiap dua tahun sekali selama yang bersangkutan tidak melakukan pelanggaran, maka mereka akan mendapatkan promosi.

Bahkan jika seseorang berganti pekerjaan, maka yang timbul adalah kesan negatif, apakah mereka dipecat atau perusahaan yang bangkrut. Tetap berada di sebuah perusahaan akibatnya hanya akan membuat banyak orang tidak berkembangan di dalam karirnya. Namun hal ini berubah ketika resesi terjadi di tahun 80-an dan 90-an yang mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaannya. Maka mulailah banyak pekerja memutuskan untuk mencari pekerjaan yang baru sebelum mereka mengalami nasib yang sama dengan mereka yang diberhentikan dan pasar kerja pun menjadi suatu yang dinamis.

Dunia kerja yang dinamis

Sebuah lembaga ketenagakerjaan melakukan sebuah penelitian dan mendapati bahwa pada tahun 1996, hanya setengah dari angkatan kerja di Inggris yang tetap bekerja untuk perusahaan yang sama selama lebih dari lima tahun. Lima tahun kemudian, sejumlah persentase yang sama mengaku telah bekerja terus menerus selama lebih dari empat tahun untuk perusahaan yang sama. Maka, berpindah pekerjaan pun mulai menjadi sebuah hal yang lumrah dan tidak dipermasalahkan.

Sebenarnya, karyawan yang cerdas tahu kapan saatnya ia harus mencari perusahaan yang baru demi sebuah Pengembangan diri, bahkan untuk pindah ke perusahaan kompetitor sekalipun.

Terbiasa hidup dan bekerja cepat

Tidak seperti generasi tua, para milenial telah tumbuh dengan teknologi. Bisa dikatakan smeua mereka telah mengenal ponsel pintar dan media sosial. Sehingga perkembangan dunia pekerjaan pun semakin cepat. Kapan saja dan di mana saja mereka dapat mengetahui bilamana terdapat kesempatan bekerja pada perusahaan lain. Sehingga tentu saja mereka tidak akan menyia-nyiakan untuk memilih bertahan pada pekerjaan yang tidak menyenangkan.

Bahkan jenis pekerjaan pun semakin bervariasi. Orang tidak hanya bekerja penuh waktu, tetapi juga paruh waktu bahkan bekerja dengan fleksibel, hal ini tentu saja didukung dengan perkembangan teknologi yang ada.

Dalam penelitian yang sama, lembaga ketenagakerjaan di Inggris ini menyimpulkan bahwa pada tahun 2015 hanya sebagian kecil dari separus kerja di Inggris yang dapat bertahan dalam pekerjaan mereka selama tiga tahun atau lebih. Bahkan hanya 17% saja yang dapat membayangkan akan tetap tinggal dengan majikan mereka saat ini selama sisa masa kerja mereka.

Karena gaji semata?

Meski gaji bukanlah alasan utama bagi banyak orang untuk berpindah pekerjaan, namun bagi para milenial nampaknya hal ini sangat mempengaruhi. Dari tahun 2007 – 2014, mereka yang berpindah kerja pada rata-rata usia 18-29 tahun menghasilkan kenaikan gaji sebesar 11,8%, sementara ‘pekerja tetap’ pada usia yang sama hanya berhasil meningkatkan 4,4%. Mereka yang berpindah pekerjaan dengan usia yang lebih tua ‘bernasib kurang baik, mengalami kenaikan gaji rata-rata 6,1%. Hal ini dapat terjadi karena lebih banyak pekerja dengan pengalaman yang lebih banyak memiliki hanya sedikit kesempatan kerja di pasar, sebab banyak dari mereka yang gajinya sudah berada pada puncak payscale.

Selain itu, untuk mengatasi bagaimana aktifnya milenial berpindah kerja maka mau tak mau si pemberi kerja akan meningkatkan pendapatan mereka demi mempertahankan mereka, bahkan melampaui gaji para pekerja dari generasi sebelumnya.

Zaman memang telah berubah seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Pada kenyataannya para pekerja lintas generasi harus saling berkompetisi dan kompetensi yang dimilikilah yang akan menjadi jawabannya. Apakah hal ini kemudian menjadi sebuah yang mengkuatirkan?

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x