Business Acumen For Bankers

(Business Lounge Journal – Manage Your Business) Bisnis perbankan memerlukan kesamaan keterampilan business acumen pada seluruh pegawainya. Keterampilan ini adalah kemampuan untuk mengerti dan mengatasi situasi bisnis dengan cepat dan antusias sehingga menggunakan pertimbangan yang baik, keputusan yang benar dan hasil yang memuaskan. Pada fungsi apa pun seorang pegawai memerlukan kemampuan keterampilan ini. Seorang pegawai yang berada pada unit sumber daya manusia akan sangat berguna bagi perusahaan bila memiliki ketajaman bisnis, karena dalam semua fungsi sumber daya manusia selalu dilandasi bisnis perusahaan. Dalam pemilihan pegawai maka akan dipilih pegawai yang menguntungkan perusahaan, dalam melakukan pelatihan maka pilihannya akan berorientasi pada keuntungan perusahaan, bukan kepada kecanggihan sumber daya manusia. Pegawai pada bidang teknologi informasi, juga menghayati fungsi pekerjaannya sebagai fungsi yang terkait dengan bisnis, dalam pemilihan teknologi yang memiliki hasil yang tinggi. Pegawai pada bidang pembelian juga akan melakukan pembelian yang teliti dan tidak merugikan perusahaan. Pegawai yang bekerja pada fungsi manajemen resiko, fungsi manajemen kartu kredit, manajemen call center, pendanaan, dan berbagai fungsi akan menyadari dua hal yaitu penghematan biaya dan peningkatan pendapatan. Fungsi-fungsi pendukung akan lebih banyak di sisi penghematan biaya, fungsi-fungsi bisnis akan lebih banyak di sisi peningkatan pendapatan. Akan lebih berguna bila memiliki keduanya.

Efek dari keterampilan pegawai yang memiliki ketajaman bisnis tentu akan membuat keuntungan besar bagi pemilik perusahaan, namun memerlukan manajemen yang tepat agar semangat mereka ini tetap sama setiap harinya, apabila tidak maka akan membuat mereka tidak loyal dan berpindah ke perusahaan lain. Kemampuan ini tumbuh subur pada para pegawai yang bertindak sebagai pemilik, rasa memiliki perusahaan atau loyalitas seorang pegawai adalah nilai yang perlu dibangun sebelum menciptakan ketajaman bisnis. Loyalitas pegawai dapat dibangun dengan menghubungkan tujuan bisnis bank dengan tujuan individu. Juga dengan motivasi pegawai yang dihubungkan dengan imbal balik tradisional seperti gaji dan kompensasi lainnya namun juga dengan imbal balik yang sifatnya lebih emosional seperti pengembangan pribadi, bekerja untuk tujuan, atau visi yang sama, menjadi bagian dari perusahaan berkinerja tinggi dan hasil kerjanya dihargai.

Loyalitas yang membuat ketajaman bisnis subur bertumbuh harus diikuti dengan kemauan perusahaan membuka wawasan pegawai mengenal bank dalam pandangan makro yang membuat mereka sadar akan dampak setiap aktivitas yang dilakukannya kepada perusahaan. Setelah kesadaran akan pandangan makro perusahaan maka seorang pegawai perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana perusahaan menghitung untuk dan rugi, atau dapat membaca laporan keuangan perusahaan. Tidak semua pegawai mengerti bagaimana membaca sebuah laporan keuangan perusahaan, keterampilan membacanya membuat pegawai mengerti dampak yang terjadi dari fungsi yang dipegangnya. Dampak ini tentu bisa didapatkan bila pegawai mempelajari hubungan antara fungsinya dengan keuntungan dan kerugian perusahaan. Setelah mengerti akarnya, sekarang bagaimana mempelajari fungsi dalam pekerjaannya dapat diperbaiki jangan merugikan namun menguntungkan, buang pengeluaran yang tidak diperlukan dan yang terakhir semangat dalam mengerjakannya sangat diperlukan. Proses ini tidak cukup sekali, perlu diulangi terus menerus hingga perusahaan bisa mendapatkan pegawai yang sekarang loyal dan memiliki ketajaman bisnis.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/Regional Head-Vibiz Research Center, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group