(Business Lounge – Global News) Google mengejutkan industri otomotif pada tahun 2010 dengan mengumumkan bahwa Google akan menyimpang keluar dari usaha primernya, yaitu pencarian Internet dan bisnis iklan, untuk mengembangkan kendaraan self-driving. Pada hari Senin (14/9), Google mengatakan bahwa ia telah membuat kemajuan besar dalam teknologi mobil otonom dibandingkan dengan sebelumnya.
Untuk menunjukkan kesungguhannya, Google telah mempekerjakan seorang veteran di industri otomotif dan mantan CEO Hyundai Amerika─John Krafcik untuk menjalankan program mobil self driving-nya.
Krafcik adalah seorang insinyur mekanik Stanford terlatih yang juga memiliki gelar bisnis. Di Hyundai, ia memimpin pemasaran dan penjualan Amerika. Krafcik dikenal telah menjalan kan operasi Hyundai di Amerika dengan sangat baik, memimpin perusahaan tersebut sehingga meningkatkan penjualan besar setelah masa resesi besar.
Di awal karirnya, Krafcik merupakan insinyur mesin yang bekerja di sebuah perusahaan gabungan antara Toyota dan General Motors, saat itu ia menjadi pemrakarsa strategi lean manufacturing. Setelah bekerja di GM-Toyota, ia pergi ke Ford Motor Co., saat itu ia menduduki jabatan rekayasa termasuk chief engineer pada SUV besar Ford Expedition dan Lincoln Navigator.
Harapan yang Ditaruh Google pada Krafcik
Bagi Google, perekrutan Krafcik menunjukkan keseriusannya dalam mengubah mobil otonom menjadi bisnis yang berkelanjutan. Google telah berjanji untuk menyediakan mobil self-driving kepada publik pada tahun 2020. Akhir bulan ini Krafcik akan mengambil alih posisi CEO mobil otonom.
Mempekerjakan Krafcik juga menetapkan panggung bagi Google untuk menciptakan sebuah perusahaan mobil otonom terpisah di bawah perusahaan induk baru yang disebut Alphabet. Meskipun Alphabet mengatakan proyek tersebut belum siap untuk menjadi perusahaan terpisah, walaupun usaha tersebut akan menjadi calon perusahaan mandiri yang baik pada suatu saat nanti di masa depan.
Google Mendekati Tujuannya, Manufaktur Mobil Tradisional Tetap Optimis
Pembuat mobil tradisional seperti Mercedes, General Motors, dan Toyota sedang bekerja secara bertahap untuk mengotomatisasi fungsi pada mobil sampai kendaraan mereka menjadi sepenuhnya mampu untuk mengemudi sendiri, mungkin baru akan terwujud pada tahun 2025. Meskipun mungkin tertinggal jauh dari Google dalam mengembangkan teknologi self-driving, hal itu tidak menggoyahkan mereka.
Beberapa ahli memprediksi bahwa perusahaan mobil tradisional akan terus membuat mobil yang konsumen beli dan parkirkan di depan rumah mereka. Mereka mengandalkan sejarah puluhan tahun penelitian dan pengembangan, serta pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan dan kebiasaan konsumen. Mereka juga optimis bila tiba waktunya bagi Google untuk merilis mobil self driving-nya, kemungkinan mobil-mobil tersebut hanya akan menjadi taksi self-driving untuk daerah perkotaan.
Meskipun Dapat Terwujud, Mudahkah untuk Diterima Publik
Ada masalah hukum dan etika yang harus diurus sebelum mobil tanpa pengemudi dapat menjadi kendaraan yang umum dan bisa diterima publik. Mobil milik Google juga membutuhkan pemetaan yang sangat rinci, yang hanya baru dilakukan di daerah-daerah yang terbatas. Untuk meyakinkan para pengemudi bahwa teknologi tanpa pengemudi merupakan sesuatu yang aman adalah rintangan lain yang harus diatasi Google.
Untuk itu, Google telah menjalankan berbagai tes untuk menguji kelayakan mobil self driving-nya. Mountain View, California, tempat di mana Google telah menguji beberapa lusin mobil self-driving dekat markas Silicon Valley-nya, dan baru-baru ini di Austin, Texas. Untuk mempelajari trik mengemudi, mobil yang dikembangkan Google telah melaju lebih dari 1 juta mil di jalan raya atau jalan-jalan kota.
Meskipun Google tampak mendekati tujuannya untuk menciptakan mobil tanpa pengemudi dalam tahap demi setahap, Google tetap berpendapat bahwa masih harus banyak belajar tentang bagaimana orang melihat kendaraan yang akan diciptakannya dan bagaimana mereka akan menyesuaikan teknologi ini dalam kehidupan mereka.
Alvin Wiryo Limanjaya/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana